Limit 26

856 45 30
                                    

Vote tanda Bintang di ujung kiri bawah ya Readers :)

¤¤¤¤
>>

SamD ingin Gie tetap merasa berada dirumah ia memutuskan memesan kamar kelas studio di sebuah hotel mewah, dengan peralatan dapur yang lengkap layaknya sebuah rumah

SamD merebahkan tubuh Gie diatas kasur berukuran king zise dan membuka sepatunya

"Kakimu sudah sangat bengkak"
Ujar SamD sembari mengurut pelan kaki Gie

"Kau tidak perlu melakukannya, aku baik-baik saja"

"Izinkan aku melakukannya setidaknya biarkan aku menjadi suami yang baik untukmu"

"Suami?"

"Suka atau tidak suka aku adalah suamimu, kau adalah istri sah ku Track, dan sekarang kau juga sedang mengandung anakku, anak kita"

"Boleh aku tanya sesuatu padamu?"

"Tentu saja"

"Kenapa kau lakukan itu, maksudku kenapa kau tega memperkosaku?"

SamD menghentikan urutan tangannya di kaki Gie dan menatap Gie lamat

"Kau menarik perhatianku"

Gie manatap SamD penuh tanya

"Kau sederhana dan sangat lugu, aku bahkan tidak pernah bertemu dengan wanita sepertimu sebelumnya"

"Alasan itu yang membuatmu melakukan hal keji itu?"

"Beberapa kali kau meminta Gray untuk tidur denganmu tapi sebagai seorang Gay, Gray tidak mampu melakukannya, maka Gray minta aku untuk melakukannya"

Gie terkejut dengan jawaban yang di lontarkan SamD padanya, Gie kembali menangis dan merasa dirinya sangat menyedihkan

"Jangan menangis, please"
SamD ingin mengusap air mata Gie namun Gie membuang wajahnya ke arah lain

"Tidurlah, aku juga ingin tidur, bukankah ada dua kamar disini, kau tidurlah disana karena aku ingin sendiri"
Ucap Gie sembari menarik selimut menutupi tubuhnya hingga ke kepala

SamD tidak berniat beranjak dari sana ia membuka kancing leher kemejanya yang terasa mencekik dan juga membuka kancing lengan kemejanya dan menggulungnya hingga batas siku

SamD memperhatikan tubuh Gie bergetar, ia tau jika Gie sedang menangis tertahan saat ini

SamD merebahkan tubuhnya di sebelah Gie dan mendekap tubuh Gie yang tertutup selimut

"Menangislah, teriaklah sekuat tenagamu, aku ada disini menerima setiap makian dan cacian darimu Track"

Detik berikutnya terdengar suara isakan tangis Gie yang pecah dan terdengar begitu pilu seperti seorang anak kecil yang ditinggalkan oleh ibunya

SamD tidak tahan lagi, ia bangkit dan segera menyibakkan selimut itu dan memeluk langsung Gie yang menangis histeris

Tangan Gie terlihat kaku, karena emosinya yang sedang meluap,  dengan sabar SamD mengurut tangan Gie yang kaku dan sesekali menciumnya

Air mata mengalir diwajah SamD melihat Gie yang terlihat sangat terluka dan hancur

SamD meletakkan telapak tangan Gie di mulutnya dan ikut menagis bersama Gie

Hingga Gie lelah dan berhenti menangis, SamD dengan setia mendekapnya

"Aku ingin air"
Ucap Gie dengan suara serak nyaris tak terdengar

SamD meraih gelas diatas nakas dan segera meminumnya, ia membuka mulut Gie dengan tangannya dan menumpahkan air yang ada didalam mulutnya ke mulut Gie

LIMIT • SIMON DOMINICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang