Limit 32 (Gray +)

1.1K 42 37
                                    

Vote tanda Bintang di ujung kiri bawah ya Readers :)

¤¤¤¤
>>

"Jane,,,"

Tawa Jane, Code Kunst, dan One seketika terhenti mendengar suara SamD

"SamD"
Sapa Jane dengan senyuman

SamD mengalihkan pandangannya seperti sedang mencari seseorang disana

"Dimana Track?"

Jane memasang wajah bingungnya

"Gie? bukannya dia ada disini"

"Apa maksudmu! dia pergi bersamamu ke dokter kandungan!"

"Dokter kandungan?"
Tanya Jane heran
"Tapi aku bersama dengan Code Kunst sejak pagi tadi, dan Gie tidak menghubungiku sama sekali"

Seperti petir yang menyambar di siang hari, SamD bangkit dari ranjangnya dan mencoba membuka selang infusnya

"SamD apa yang kau lakukan nak?"
Ucap Liliana panik

"One periksa keberadaan Track dari GPS ponselnya! Cepat!"
Teriak SamD menggila

One yang mulai sadar dengan situasi yang terjadi, ia langsung meraih ponselnya dan melacak keberadaan kaka iparnya itu

Sedang Code Kunst dan Jane masih bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi pada SamD dan juga Gie

"Shittttt!"
Pekik One saat melihat titik keberadaan Gie

"Dimana?! cepat katakan dimana istriku!"

"Peternakan Gray"
Jawab One ragu

"Binatang! aku akan membunuhnya!"
SamD turun dari ranjang dan berlari menuju pintu namun segera One dan Code Kunst menghentikannya

"SamD!"
Teriak One saat SamD memaksa keluar dari rumah sakit

"Lepaskan tangan kalian sialan!"

"Kau masih sakit SamD, biarkan kami saja"

"Tidak! aku akan membunuhnya dengan tanganku sendiri!"

SamD melepaskan tangan One dan Code Kunst dari tubuhnya

SamD mengambil ponsel one dan menelpon sekretarisnya
"Siapkan Hellycopter ku, aku akan segera tiba dirumah"

Bippp...

SamD melempar ponsel itu dan berjalan dengan memegangi dada bagian kirinya
"Akkhhhhhh"
Pekik SamD menahan rasa sakit di bahu dan dadanya

Tidak tinggal diam One dan Code Kunst segera menyusul SamD dari belakang untuk ikut bersamanya ke peternakan

¤¤¤¤
>>

"Gray"
Gie melangkahkan kakinya pelan memasuki sebuah villa di peternakan yang terlihat sepi itu

"Gray, kau didalam?"
Gie menaiki anak tangga dan berdiri tepat di sebuah pintu kamar, yang dulu pernah menjadi kamar tidurnya saat ia menginap disana

Namun sebelum ia berhasil membuka pintu itu, sepasang tangan melingkar di perut besarnya

"Sayang ini aku"
Bisik Gray dengan setengah berbisik

Deg...

Gie sadar bahwa ia telah di bohongi oleh Gray

Gie mencoba melepaskan tangan Gray dari perutnya namun urung ia lakukan melihat sebuah pisau kecil dimainkan Gray di perutnya

Gie mulai menangis saat merasa bayinya dalam bahaya
"Gray, please jangan sakiti aku dan bayiku"
Isak Gie lirih

"Tenang sayang, aku tidak akan membunuhmu, hmmm"

LIMIT • SIMON DOMINICTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang