Overdosed

7.6K 301 25
                                    

Sequel of verepilastus, enjoy the ride peeps

| incest | nsfw | pwp | older!koo | younger!tae | male-pregnant |

Good luck!




























Tiga bulan, kini sang istri melayap entah kemana. Jungkook tak habis pikir bagaimana bisa dengan begitu saja ibu dari anaknya itu menghilang tanpa jejak. Ia ingin mencoba mengintai keberadaannya dengan mengerahkan anak buah miliknya. Namun nihil, istrinya benar-benar lenyap di bawa angin.

" Pa, kau terlihat semakin pucat." Taehyung mengelus pelan perpotongan leher Ayahnya yang kini terasa semakin lembut, atau ini hanya perasaannya saja?

Sembari bibir membubuhkan kecupan halus disekitar pucuk kepala, Taehyung membenah diri saat Jungkook menggeliat tak nyaman. Ia khawatir, semenjak ibunya tak lagi terdengar kabarnya sang Ayah semakin tak fokus akan pekerjaan dan kian hari semakin pucat. Hingga pada puncaknya di pagi hari saat hendak pergi ke kantor, Jungkook tak mampu beranjak dari tempatnya berpijak barang sebentar.

Tidak tahu alasan jelasnya namun Taehyung yang panik segera menggendong Jungkook begitu menyaksikan reaksi aneh sang Ayah. Begitu ringkih dan lemah, bahkan suara yang memintanya untuk hanya duduk dan tidak kemana-mana begitu mengundang iba. Maka Taehyung segera menangkup tubuh Jungkook penuh afeksi.

" T-tae,"

Jungkook mencicit kecil, bergumam sedikit saat dengan cepat menarik jemari anaknya mendekat. Ia bisa merasai napas masai Taehyung saat wajahnya ikut mendekat, tercekat dengan keberanian yang telah ia dapati mengubah dirinya.

" B-butuh kau, u-ugh di d-dalam." Taehyung menggeram buas saat jemari Ayahnya menggoda begitu feminin, ia harus menahan diri satidaknya hingga Jungkook benar-benar sadar permintaannya berbahaya, di tambah dengan fakta bahwa Ayahnya tengah setress dengan semua masalahnya.

" Tidak Pa, kau hanya harus menerima perawatan dari dokter. Please."

Memdengar kata dokter ia menggeleng dengan cepat, dan entah mengapa itu menjadikan pria berumur itu begitu menggemaskan dengan piyama kelici putihnya. Mata bulat miliknya di genangi titik air, terlalu sensitif bahkan untuk orang yang tengah dilanda duka kehilangan istri, ada sesuatu tentang Jungkook dan tubuhnya yang bereaksi amat berbeda. Dan lagi Jungkook bukan pihak yang pernah menginisiasi, selalu menjadi yang menerima.

Namun matanya tak akan jauh lebih membola saat Jungkook dengan gerakan teramat cepat menduduki pusat gairahnya, menjepit dengan bilah sempit yang menggoda. Melenguh pelan saat dirasanya Taehyung selalu berhasil menggangu sirkulasi otaknya, tubuh anaknya itu kurus terlihat rapuh dengan selangka yang amat menonjol, tetapi entah mengapa itu semua menjadi amat menggoda baginya.

Jungkook mengusal pada ceruk leher anaknya itu, yang otomatis menambah keterkejutan Taehyung. " Ada apa, hm?" ujarnya, Taehyung hanya bisa merasakan rambut Ayahnya menusuk-nusuk lehernya, sedangkan untuk wajah tenggelam dalam pelukannya.

Jungkook mendecih. " Papa bilang, i-ingin dirimu Tae." terdengar seperti gumaman seorang bayi yang tengah merajuk.

Lalu kalimat selanjutnya membuat hati Taehyung mencelos. " Or should i call you daddy?" Damnit!

Maka Taehyung tak memberi kesempatan saat tubuh sintal Ayahnya terlihat amat menggoda, benar-benar meminta dirinya menyantap tubuh itu dengan beringas. " Pa, it's so damn hot. A bit kinky huh?" lengannya merambati paha yang kian berisi, meremasnya sensual.

" Berhenti menggoda Tae, j-just taste me the way you like. Do it raw." dan Taehyung menganggapnya sebagai undangan untuk malam panas, kasar penuh bintang. " Baiklah Pa, tapi kita tidak akan melakukannya kering alright, keadaanmu tidak memungkinkan." mengecup pelipis Ayahnya pelan memutuskan semua pemikiran tentang malam liar, dengan sentuhan penuh kasih dan kehangatan.















" Hngh—ah—nhh—

Tak dipungkiri, hentakan yang di beri kian membuatnya mabuk, satu-satunya hal yang dapat ia rasai hanyalah kenikmatan mendera tubuhnya yang merintih. Taehyung menyunggingkan senyum pongah saat Ayahnya kian menjerit atas dominasinya. Tubuhnya menungging dengan Taehyung menyesapi perpotongan leher serta meninggalkan tanda lebam di sekitarnya.

Menjubahi kulitnya dengan banyak kecupan dan gigitan, meringis tertahan ketika dirasanya sedikit terlalu kasar.

" Ahh—p-pelan—nnh—

Taehyung menyiksanya dengan bergerak amat lambat setelahnya, pelan dan dalam. Perutnya serasa ditusuk amat dalam, pikirannya kosong melompong saat ujung kejantanan Taehyung berhasil memberi rangsang terhadap organ didalam sana. Sesuatu yang membuatmu melihat lautan bintang menyilaukan, spektrum warna beragam dengan amat manis. Ia tak menahan tangis nikmatnya, bibirnya menyuarakan segalanya.

Spank!

Sebuah tamparan dan Jungkook kembali amat vokal atas rintihannya, lututnya gemetar menahan bobotnya dan lengannya meremat linen yang menjadi alas keduanya. Libidonya meningkat hingga nama Taehyung menjadi satu-satunya yang ia ingat, hanya bisa meneriakkan nikmat tiap kali bilahnya terbuka.

" Hmh—anh—p-pelan kau a-akan melukai bayinya, Tae." Jungkook berujar putus-putus di sela ia mengambil napasnya, hormon anaknya nyatanya tak pernah mampu di bendung, selalu berakhir dengan sesi kasar dan Jungkook yang kelelahan.

" Hah?"

Keduanya membeo atas pernyataan gila Jungkook, Taehyung yang benar-benar tak berekspektasi dan Jungkook yang nampaknya keceplosan. Membelalak, Taehyung sama sekali tak bereaksi apapun. Tak lama kemudian tubuh Jungkook ia balik menghadap dengan keadaan yang masih tertaut intim. Dapat  ia saksikan jelas raut marah Taehyung tercipta, membuatnya menciut dan merasa amat bersalah.

" Kim Jungkook," kali ini persetan dengan status keduanya yang adalah Ayah—anak, ada sesuatu yang harus dipastikan karena Taehyung bukan orang yang suka bermain-main dengan perkataan. " H-hei! Aku ini orang tuamu dasar tidak sopan." dan kini tubuhnya bergetar, bercucur keringat namun kini tiap tetesnya terasa amat menyiksa.

" Pa, aku serius. Kau tidak sedang bercanda bukan?" Taehyung tidak sedang mencoba mengalihkan topik karena sedari awal pertanyaan sebenarnya ialah apakah Jungkook benar-benar tengah mengandung? Dan bagaimana bisa selama ini Taehyung begitu buta akan tanda-tandanya?

Jungkook memejam, menghela napas sekejap sungguh ia tidak siap untuk menanggung semua malu. Ia harap tidak pernah berbicara lagi setelahnya, " Y-ya, Papa sedang mengandung." Jungkook tak kunjung menemukan perlakuan Taehyung setelahnya.

" Anakku?" lantas Taehyung mendapati geplakan sayang dikepalanya, " Kau pikir siapa yang telah menggagahiku lebih dari sekali, huh?" moodnya hilang sudah,  merajuk dengan cara paling menggemaskan yang pernah Taehyung lihat, ia meringis saat baru menyadari baby bump milik Jungkook mulai menghilangkan perut dengan delapan kotak miliknya.

Taehyung turun melepas tautan keduanya, mengahadap perut ayahnya yang segera akan semakin membesar. Taehyung menitikkan air mata bahagianya, mengecupi perut itu amat sayang dan jemari yang mengelus penuh afeksi. Yang ia pikirkan mulai sekarang hanyalah Jungkook dan bayinya, membahagiakan keduanya akan menjadi mimpi terbesar milik Taehyung.

" Aku menyayangimu, pa."

































Fin.
Halooo, ini apaan sih. Maap kalau isinya malah jadi amat cringe, btw ibunya Taehyung itu beneran ilang karena gak mau liat anak sama suaminya lagi.
Potek-potek rasana :')

babe ¦ tkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang