Relished

12.8K 387 174
                                    

| nsfw | angst ahead | sad ending |

tw : major character death, mention of homophobia, mental illness, abused relationship.

sapesial pake telor untuk dilanku yang bertambah usia Applebeeses

nda ada smut, jangan hornyan elah

yang kuat bacanya '3'















yang kuat bacanya '3'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
























Tidak, bukan ini yang diharapkan setelah mengenal seseorang. Bukan pertengkaran tanpa akhir yang kemudian berakhir dengan tangis dungu keduanya.

" Lepas! Aku bilang lepaskan!"

Seluruh tubuhnya tremor, pandangannya kian memburam, tidak ia harus bertahan. Tetapi kantuk terus menariknya jauh ke dalam, ia harus, ia harus. Ia harus pergi, mungkin senyum akan terbit kemudian.

Duduk termenung diatas sebuah ranjang reyot penuh robek, Taehyung tenggelam dalam tangisnya yang menyakitkan. Ingin rasanya segera pergi menemui panggilan-Nya, karena demi Tuhan ini begitu menyiksa. Sedikit demi sedikit tubuhnya tergerus, bibir yang mencibir mencubit kesadaran.

Bukannya tidak, ia sangat mencintai persona itu. Hampir tidak ada hari untuk berhenti mencintainya, tetapi mengapa ia memilih manusia hina semacamnya? Taehyung tertawa akan pemikirannya, bodoh, bodoh sekali.

" Hey, sayang, kau akan baik-baik saja, janji." Taehyung ingat dengan jelas, bagaimana ia bisa lupa. Ada dekap hangat dan kecup yang ia dapat, suara setenang danau menyiram jiwanya yang berteriak. Tidak, tidak akan pernah cukup.

Bahkan untuk kehidupan selanjutnya, Taehyung tidak akan pernah cukup mencintai pemuda itu.

Taehyung tak seharusnya menyalahkan apapun kepada sang pemilik hati, ia hanya berharap Jungkooknya bertahan sedikit lagi. Meski terdengar amat mustahil, ia hanya ingin menjadi normal tanpa beban menggerogoti kehidupannya.

" Tae, sayang habiskan makanannya." pemuda itu menghela napas, Taehyung sedari tadi hanya tertawa sambil bermain-main dengan makanannya. " Aku akan mengambil obat." dan suara peralatan makan pecah memekakkan telinga, tidak lagi.

Malam itu Jungkook hanya mampu menahan tangis sembari memaksakan dirinya mengumpulkan retak yang menyebar, ia tetap tersenyum karena tahu Taehyungnya selalu jatuh untuk senyumnya.

Mempunyai pengalaman buruk dengan orangtua, kecanduan alkohol dan mencecap jerat dunia bawah yang gelap Taehyung tak pernah menyangka dapat bertemu dengan seseorang seindah Jungkook. Penderita nyatanya bipolar tidak akan pernah sembuh tanpa bantuan orang terdekatnya, dan Taehyung tidak memiliki sesuatu untuk bersandar selama bertahun-tahun.

babe ¦ tkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang