mama.

843 67 9
                                    

Sedari tadi Jaemin mengajakmu untuk kerumahnya, menyuruhmu berkenalan dengan mama nya, dan berakhirlah kamu disini.

"Assalamualaikum, Jaemin home" Jaemin merangkulmu untuk duduk disofa "Waalaikumsalam, How was your day golden boy?" Jaemin menoleh kearah sosok perempuan yang berjalan menghampiri kalian.

"Good" Jaemin mencium punggung tangannya dan di ikuti olehmu "wahh gadismu Jae? Cantik sekali" Kamu tersenyum saat tangannya mengusap lembut surai halusmu.

"Pipinya merah ma.." Jaemin menoel pipimu yang merah tatkala mendapat panggilan itu dari mamanya Jaemin.

"Hahaha, duduk nak mama buatkan sirup buat kalian" Jaemin dan kamu kembali duduk di sofa, "mama mu Jae?" yang ditanya hanya mengangguk "Cantik sekali" kamu mengulangi hal yang sama seperti mamanya Jaemin, membuat pemuda itu terkekeh geli.

"Siapa nama gadis cantik ini?" tiba-tiba mama Jaemin kembali dengan nampan berisi tiga gelas sirup dan beberapa pie susu.

"Y/n tante" perempuan yang kamu panggil tante itu mengerutkan dahinya "nama yang bagus, tapi lebih bagus lagi jika gadis ku ini memanggilku mama" kamu tersenyum mendengarnya.

"Cepat lulus kuliah dan lamar dia Jae, mama tidak mau tahu" Kamu dan Jaemin tertawa kecil.

"Kemana Jae pertama mu ma?" kamu mengerutkan dahi mendengar pertanyaan Jaemin yang dituju untuk mama nya "ada, dia di-"

"Bawa cewek ciee!" kamu melihat pemuda berperawakan tinggi turun dari anak tangga menuju ke arahmu, Jaemin, dan mama yang saat ini sedang berbincang.

"halo! Calon adek iparkan? Nama gue Muhammad Jaehyun Immanuel, panggil bang Jaehyun oke?" Kamu tersenyum simpul dan sedikit menundukkan kepala ke arah Jaehyun.

Jaehyun bersalaman dengan Jaemin seperti lelaki biasanya, dan ikut duduk bersama kalian, "cantik banget ih, buat gue aja ya Jae" Jaehyun menepuk pundak Jaemin kasar, kamu hanya tersenyum saat mendengar ucapan Jaehyun.

"Enak aja, nyari sono! Mentang mentang jadi CEO anggep gampang nyari cewek" Jaemin merangkul pundakmu agar lebih dekat dengannya.

"Idiiiii sombong sekarang ya" Mama hanya menggelengkan kepalanya saat melihat kedua remaja lelaki itu bertengkar "cantik mau bantuin bunda masak ngga? Nanti sekalian makan malam disini" kamu menoleh kearah Jaemin dia mengangguk dan tersenyum kearahmu.

"Kok diem? Berarti iya" mama langsung menarik tanganmu dan berjalan menuju dapur.

"Mau masak apa ma?" Tanyamu pada mama yang sedang mengambil bahan-bahan di kulkas "sayur sop kesukaan double Jae" kamu hanya mengangguk.

Menurut mu mama adalah wanita yang mempunyai sifat penyayang bahkan mudah dekat dengan orang sekitar, dan ajang masak malam ini di temani dengan cerita-cerita yang menyangkut tentang Jaemin.

"Cantik tinggal sama siapa?" Kamu tersenyum saat mama bertanya padamu "sama a'a dan adek-adek ma" mama terlihat bingung setelah mendengar jawabanmu.

"Loh, emang cantik punya berapa saudara?" Tanya mama seraya mematikan kompor karena soup yang kalian buat sudah matang "Duabelas saudara ma".

"Haa? Ngalah ngalahin gen geledek dong ya?" Kamu tertawa mendengar respon mama "terus ayah sama bunda dimana?" Tawamu berhenti saat mendengar pertanyaan mama, pikiran mu seolah teringat tentang masalah yang sedang terjadi pada keluargamu.

Baru saja kamu ingin menjawab pertanyaan mama tiba-tiba Jaemin datang "Kalau ujung-ujungnya sakit ngga usah cerita dulu ngga papa" mama sedikit berpikir saat mendengar perkataan Jaemin, dan seulas senyum muncul dari bibirnya.

Mama menarikmu ke dalam pelukannya "kalo butuh apa-apa bilang sama mama, jangan pernah sungkan. Dan mama tahu sekarang kamu hanya butuh penguatan serta pelukan hangat, nangis aja kalo itu buat kamu jauh lebih tenang" isakan halus tangismu keluar di pelukan mama, Jaemin menatap sendu kearahmu.

"Sama aku aja yuk, masaknya udah selesai kan ma?" Mama mengangguk dan melepas pelukannya, beliau memegang kedua bahumu "semangat ya cantik" Mama tersenyum kearah mu dan Jaemin.

Lelakimu itu segera membawamu ke taman belakang rumahnya, duduk bersampingan direrumputan seraya melihat ke arah langit menatap bintang yang tersebar terang dengan satu induknya yaitu bulan.

"Kamu tau ngga?" Jaemin menatapmu yang sedang sibuk mendongak kearah langit "ngga tau, kan kamu belum ngasih tau" kamu menoleh kearah Jaemin dan tertawa kecil, ia mencubit hidungmu pelan.

"Aku serius" Jaemin merangkul pundakmu mengikis jarak antara kamu dan dia, "iya apa?" Kepalamu bersandar pada bahu Jaemin.

"Kenapa penyesalan selalu ada di belakang?" Tanya Jaemin seraya mengusap lenganmu lembut "kalo diawal namanya pendaftaran" jawabmu asal yang membuat Jaemin terkekeh mendengarnya.

"Bukan sayang, karena penyesalan manusia belajar dari kesalahan yang telah diperbuatnya. Belajar bahwa kehilangan akan sedemikian sakit, manusia kadang baru bisa menyadari dan menghargai sesuatu setelah terlepas dari genggamannya. Kesedihan ngga akan berarti tanpa merubah keadaan. Sekarang kamu udah dewasa dan aku harap terus berusaha untuk bisa merubah itu. I want you to be happier dear..."

Kamu lansung memeluk erat tubuh Jaemin, dia adalah lelaki yang kamu cari selama ini, yang selalu menguatkanmu dalam melakukan dan menghadapi semua hal "aku sayang sama kamu.." bisikmu pelan.

"Aku tahu dan aku pun sama, bahkan kalo di dekat kamu... jantung aku bisa berhenti" ada sedikit jeda di percakapan itu "tapi kenapa ngga mati-mati ya?" Kamu melepas pelukan Jaemin dan mendorongnya pelan seraya menghapus air matamu kasar.

"Ihhh ngga seru kamu tuh!" Jaemin terkekeh pelan "iya, I love you too" kamu mencubit hidung Jaemin "emang aku bilang I love you"

"Itu barusan bilang" kamu memeluk Jaemin gemas "aku tuh gemes sama kamu, bunuh boleh ya?" Kamu tertawa geli setelah mengatakan hal itu.

"Ngga, aku maunya dicium. Kalo kamu bunuh aku, nanti kamu nikah sama siapa?" Tanya Jaemin seraya mengusap surai hitammu lembut "bang Jaehyun juga mau kok" Jaemin mencubit pipi mu setelah melepas pelukannya.

"Aku gentayangin di malam pertama kalo gitu" kalian berdua tertawa, larut dengan percakapan bersama malam yang terang saat itu, seperti mendukung suasana hatimu dan lelakimu itu

Mama menghampiri kalian berdua senyumannya tak pernah luntur saat melihat putra bungsunya tertawa lepas karena tingkahmu.

"Ma?" Tiba-tiba Jaehyun datang dan menghampiri mama yang sedang melihat interaksi Jaemin dan kamu, "Jaemin udah, Jaehyun kapan? Masa kalah sama adik sendiri?" Tanya mama jahil, Jaehyun yang mendengar hanya mencebikkan bibirnya.

"HEH CANTIK! SAMA BANG JAEHYUN AJA NO GOMBAL GOMBAL CLUB, LANGSUNG LAMAR KALO MAU SAMA ABANG MAHH!" Kamu dan Jaemin menoleh kearah sumber suara, terlihat mama yang sedang tersenyum serta Jaehyun yang baru saja teriak.

"AYO BANG!" Jaemin langsung mencubit pipimu "ENAK AJA NGGA BOLEH, USAHA KAGA NYOSOR IYA!" Kamu, Mama, dan Jaehyun hanya tertawa mendegar ucapan Jaemin serta jangan tanyakan muka piasnya yang terlampau kesal pada Jaehyun.

-------
Aaaaaabang Jaehyun aku bucin mu!
Makasi vomment nya:v
Ini keknya malah pokus ke kisah asmaramu bersama Jaemin//asekk.
Part selanjutnya, curhat bersama ayah!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 24, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A'a || Exo'12Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang