Setelah keadaan ku sembuh total, aku diperbolehkan untuk kembali bekerja, Moonbin pun kembali bekerja usai seminggu mrngambil cuti.
"Kamu siap?" Ucap nya, sebelum aku menutup pintu mobil, aku mengangguk mantap.
Aku memakai seatbelt, lalu mengecek makeup ku. Semua tertata dengan baik.
"Coba liat sini," Ucap nya, wajahku langsung menoleh ke arah nya.
Ia menatapku, lalu membereskan poni ku dengan jari-jemari nya, perlakuan kecil seperti itulah yang bisa membuat darah ku mengalir dengan sangat cepat.
"Kebiasaan, poni kamu tuh udah panjang, potong aja Lun." Ucap nya sambil tetap merapihkan poni ku.
Ah, aku tidak bisa seperti ini, ini nama nya cari bahaya. Bisa bisa jika diteruskan wajah ku akan memerah, aku segera mengalihkan wajah ku, Moonbin paham. Ia selalu paham dengan tingkah salting ku.
"Kaya gitu aja, blushing." Ucap nya
"UDAH AH JALAN, KAPAN JALAN?!"
Moonbin terkekeh, ia sangat menyukai jika pipi ku memerah karna gombalan nya.
Ia mengendarai mobil nya dengan tenang, pagi ini jalanan tidak terlalu ramai dan radio juga memutarkan lagu yang membuat suasana jauh lebih tenang.
Tidak mendung tidak hujan dan tidak terlalu panas, memang cocok sekali untuk kaum kaum seperti kami.
Kaum labil.
Bisa tebak aku akan kemana bersama Moonbin? tebakan kalian salah, aku tidak akan menghabiskan waktu dengan nya berdua melainkan satu keluarga, aku akan kerumah Ibunda Moonbin.
Moonbin terus membicarakan bunda nya akhir-akhir ini, karna minggu - minggu ini pekerjaan kami sangat padat karna kemarin kami mengambil cuti, jadi pekerjaan sangat menumpuk dan harus di selesaikan dalam waktu singkat. Moonbin lalu mengusulkan bahwa weekend ini kami berkunjung ke rumah ibunda nya, tentu aku setuju. Sangat setuju.
Aku gugup? pasti, ini bukan pertama kali nya namun aku merasa, aku siapa bisa bertemu dengan keluarga besar Moonbin. Ya, aku ini istrinya tapi kalian tahu kan apa yang aku maksud..
"Kita belok ke pasar dulu," Ucap Moonbin
Ya, aku sih mengangguk saja, karna aku pun tidak tahu akan memasak apa disana. Moonbin benar-benar merahasiakan nya.
"Kau mau ikut atau tetap di mobil?" Tanya nya
"Ya tentu aku ikut lah, kan aku yang akan memasak." Jawabku
"Kata siapa? kau hanya tamu, tamu adalah raja. Eh salah, maksud ku ratu."
Dia mengajak ku bercanda?
Kami turun dari mobil setelah setengah jam mencari tempat parkir yang aman, ini masih pagi namun keadaan pasar benar-benar ramai.
Aku mencoba mengimbangi jalan nya Moonbin, namun pria itu sangat cepat menghilang. Aku benar-benar bingung, terhimpit sana-sini hingga tangan ku Moonbin raih.
"Pegang tangan saya, nanti hilang." Jawab nya
Bayangkan di tengah-tengah pasar ia bisa bertingkah semanis ini, apa aku bisa tahan?
"Bin, tapi kita mau masak apa?" Tanya ku
Ia tidak menjawab, ia sibuk menghitung jumlah mentimun yang akan di timbang. Tangan nya ia lepas, ia mencoba memilih bahan lain.
"Kalian pasangan baru?" Tanya salah satu ibu penjaga toko
Aku menunggu Moonbin menjawab, tapi seperti nya ia sibuk memilih bahan, lalu aku mengangguk.
![](https://img.wattpad.com/cover/186615125-288-k555999.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Kontrak menikah | Moonbin ✓
Fanfic(In memorial for moonbin) Semuanya berawal saat Luna menyetujui menikah secara kontrak dengan bos di perusahaannya, Moonbin. Masa lalu, cinta, kekuasaan, dan orang orang baru mulai berdatangan, mengakibatkan bencana yang membuat perasaan dua manusia...