(In memorial for moonbin) Semuanya berawal saat Luna menyetujui menikah secara kontrak dengan bos di perusahaannya, Moonbin. Masa lalu, cinta, kekuasaan, dan orang orang baru mulai berdatangan, mengakibatkan bencana yang membuat perasaan dua manusia...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Hubunganmu dengan Luna apakah baik?"
"Hm, hubungan kami baik. Aku merencanakan untuk membuat anak kembar,"
"Apa kau bercanda? aku tidak percaya, teman sma ku akan memiliki seorang anak."
Moonbin tertawa sambil meminum kopi panas nya, malam itu ia bertemu dengan teman lama, Eunwoo.
"Bicara tentang anak, apakah kau kenal wanita ini?" Eunwoo menunjukan sebuah foto pada layar handphone nya, Moonbin terkejut sampai ia hampir tersedak kopi yang di minum nya.
"Hei, pelan-pelan." Jawab Eunwoo sambil memberikan air putih kepada Moonbin.
Setelah keadaan Moonbin membaik, ia langsung menggapai handphone Eunwoo lalu mengamati foto yang membuat nya hampir mati tanpa memiliki keturunan.
"Dia terus mengirimi ku email, terakhir kali ia mengirim gambar itu. Aku tak tahu maksud nya apa, tapi ia minta di pertemukan dengan mu. Apa kau kenal?"
"Kirimkan alamat email tersebut kepada ku."
***
"Moonbin,"
Selepas matahari terbenam, aku memutuskan untuk bersantai sambil menonton televisi bersama Moonbin, rumah kami pindah ke apartemen yang lebih cocok untuk kami berdua. Keadaan nya lebih tenang dan kami hanya berdua, selain bibi yang akan pulang saat jam 5 sore.
Moonbin tidak menanggapi perkataan ku, ia hanya sibuk mengunyah snack keripik kentang tanpa menoleh sedikitpun dari televisi. Menyebalkan.
Aku bangun, lalu berpura-pura menghalangi televisi nya lebih besar dari badan ku, semoga cara ini berhasil membuatnya sedikit mengetahui bahwa ada aku disini bersama nya. Bukan nya tau kode ku, ia malah melempari ku dengan kripik kripik nya.
"Ih!"
"Serius banget!"
Aku menghentakan kaki sebal lalu meninggalkan Moonbin menuju kamar, lalu menjatuhkan diri di kasur sambil membayangkan wajah nya Moonbin yang penuh tanda tanya. Sebenarnya aku ini sedang kenapa si, mengapa jadi sering ingin di manja olehnya.
"Gausah ngambek, jelek."
Moonbin masuk ke dalam kamar, lalu ikut merebahkan badan nya di sebelahku, kami tidak bertatapan karna aku memilih untuk memunggungi nya. Aku mendengar suara nafas nya yang sengaja ia hembuskan di punggung ku.
"Geli ih, sengaja ya!"
Aku menepuk punggung ku yang merinding panas karna hembusan nafas Moonbin, ia malah mendekatkan badan nya lalu mencium punggung ku.