O3. Kejutan

13K 2K 446
                                    

"Lo yang tadi di anterin naek mobil mewah?"

Apa ini? Felix mau di labrak ceritanya?

Cewek berperawakan body goals kini berdiri di samping meja kantin yang Felix dan teman-temannya tempati. Empat temannya lagi mengekor di belakangnya, membuat formasi seperti power rangers kalau Felix amati.

"Ngape? Lo mau nikung?" Hyunjin, dengan segala jiwa bar-barnya menjawab. Manik bulatnya memperhatikan semua wajahnya satu persatu.

"Nanya doang, kaga boleh?" Sahut cewek yang paling belakang.

"Kaga! Lo mau nikung pan? Tau gue," kali ini Jisung yang menjawab. Bibirnya satu dua seperti Hyunjin kalau urusan julid menjulid.

Pedaasss.

"Dih, pede amat lo jadi orang. Siapa tau dia di anterin sama om-om, ya kan?"

Emang Changbin udah jadi om-om, Felix membenarkan dalam hati ucapan gadis berkepang kuda tadi.

"Udah deh, mau ngapain si kesini? Ganggu orang lagi makan aja." Seungmin yang jengkel akhirnya buka suara. Dia gak mau ya, waktu makan siangnya kebuang sia-sia gara-gara ocehan squad -yang katanya- di takuti seantero sekolah.

"Gue udah nanya tadi, tapi temen-temen lo berdua ini yang nyerocos gitu aja. Padahal gue nanya ke Felix bukan ke mereka,"

-Rachel, namanya. Gadis keturunan Canada ini menghela nafasnya berat. Wajahnya cantik, tubuhnya semampai, body goals kalau kata cewek-cewek lain, dan jelas dengan fisiknya tadi dia otomatis menjadi primadona sekolah.

Felix hanya kenal sekilas, hanya kenal nama dengan Rachel serta squad ciwi-ciwinya. Tidak berniat mengenal lebih karena dia ingin menghabiskan masa SMA-nya tanpa masalah, tapi sepertinya di tahun ketiganya ini agak sulit sepertinya untuk lurus-lurus saja.

Rachel -primadona sekolah, sekaligus orang yang Felix hindari di sekolah malah mendekatinya secara cuma-cuma di kantin.

Aduh, mamah.

"Iya, gue. Kenapa? Mau kenalan sama yang nganterin gue tadi? Boleh, mana kontak lo biar gue kenalin nanti."

Tapi Rachel malah mendengus. Entah apa maksudnya, kening si manis mengerut seketika.

"Gue nanya doang, makasih Lix."

"Sianjing gaje begete."

Hyunjin emang mulutnya gak bisa di kontrol, dia berkata demikian saat Rachel dan squadnya pergi dari meja yang Felix tempati.

"Gabut dia keknya, sampe segitunya anjir." Satu lagi, Jisung Hanggadian.

Duo sebenernya mereka tuh, duo cocot. Banyak ngomong, tapi sekiranya pas lagi ada masalah bakalan jadi orang yang pendiem kaya yang besoknya tau mau meninggal.

Felix sendiri gak mau ambil pusing, dia fokus kembali dengan makanan yang baru setengahnya dia makan. Cuman satu yang sekarang jadi beban pikirannya.

Dia nanti pulang gimana? Uang jajannya tinggal sedikit dan jarak sekolah ke apartemen Changbin itu jauh. Apalagi rumahnya, Felix mau pulang gimana? Ngesot apa gelinding aja gitu ya? Biar hemat, batinnya sedang menangisi kebodohannya sendiri gara-gara tadi langsung keluar mobil tanpa mengucapkan apa-apa lagi.

.

.

LINE!

felix adhitama
Mah
Mamaah minta kontak om changbin

mamahku cantik
Lah, gak punya?
Masa suami sendiri gak punya nomernya?

felix adhitama
Gak punya, mah
Makanya ini minta

Om Changbin!? -changlix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang