O31. The Past

6.7K 1.1K 98
                                    

️⛔ trigger warning : murderer, blood ⛔⚠️

.
.
.
.
.
.
.

—Changbin dulu bisa di bilang naif soal permasalahan segala kehidupan. Dulu kepribadiannya supel, gak pilih-pilih orang untuk temenan sama siapapun.

Semasa kuliah, otomatis dirinya bertemu dengan berbagai macam orang dari pelosok bumi. Ambil prodi yang berhubungan dengan ekonomi, di salah satu ptn negeri terbaik, gak menutup fakta kalau Changbin bakal dapat teman dari berbagai daerah.

Wooyoung misalnya.

Pemuda tampan bernama lengkap Wooyoung Janendra, menjadi teman pertama Changbin dari pertama kali kakinya menginjak di kampus.

Pemuda yang berasal dari daerah pinggiran kota, namun pembawaan dirinya yang friendly membuat siapapun nyaman di dekatnya. Changbin salah satunya.

Wooyoung tuh— bisa di bilang partner Changbin dalam segala hal. Di tempatkan di kelas yang sama, gak jarang satu kelompok kalau ada tugas apapun itu, dan kemana-mana berdua sampai pernah di kira pacaran.

Tapi Wooyoung dengan lantangnya malah tertawa sewaktu salah satu temannya bertanya perihal hubungan apa dirinya dengan Changbin, gak jawab apapun lagi dan malah melenggang pergi dari sana sambil tertawa geli.

Wooyoung tahu, kelewat tau malah— perihal Felix, si manis pemilik telak hati Changbin yang selalu ceritakannya.

Meskipun Wooyoung hanya bisa lihat sekedar lewat foto, lantaran Changbin dengan segala alasannya bilang belum pantas untuk bertemu Felix lagi waktu itu.

Hingga tahun berikutnya, yang keduanya gak sadar kalau dunia perkuliahannya udah masuk ke tahun ketiga, keduanya tetap menjadi partner.

Partner in crime, in life, in anything. —Changbin menganggapnya seperti itu, lantaran baru Wooyoung satu-satunya orang yang terasa begitu dekat dengannya.

Sampai Wooyoung berhasil menemukan pasangan hidupnya, Vivian Rimondia. Perempuan cantik dengan rambut sekelam malam yang berhasil menarik perhatian Wooyoung.

Perempuan yang mampu membuat Wooyoung berandai-andai soal pernikahan juga anak, yang membuatnya semangat empatlima sewaktu menggarap tugas akhir kuliahnya.

Changbin bahagia bukan main, apalagi ketika Wooyoung berhasil lulus lebih dulu darinya. Dan membuatnya turun lebih dulu ke dunia kerja daripada Changbin.

Disana, keduanya masih berhubungan dengan baik. Changbin yang juga lulus dan langsung ikut terjun mengurus perusahaan keluarga miliknya.

Semuanya berjalan lancar, sesuai perkiraan Changbin juga kemauan Ayahnya. Perusahaan keluarga yang Changbin pegang bahkan maju pesat, -yang mana dari sana, ujian hidup yang sebenarnya menghantam dirinya telak.

"Well, halo Changbin Keano." Yang di panggil menoleh sewaktu pintu ruangannya di buka. Matanya menangkap sesosok Wooyoung yang berjalan kearahnya dengan kedua tangan masuk kedalam saku celana kantorannya.

Changbin balas tersenyum, meskipun tipis tapi terlihat tulus. "Apa kabar, nih? Semenjak lo buka cabang ketiga lo, gue di cuekin."

"Lebay amat lo," Wooyoung mendengus. Berhenti di samping Changbin yang berdiri di depan kaca, pemandangan sibuknya Ibu Kota adalah satu-satunya hal yang keduanya bisa lihat.

"Ini yang katanya mau jemput Felix nanti? Gue curiga lo di posisi baw— Aduh!"

"Bibir lo jaga, Vivian malu punya suami kaya lo."

Om Changbin!? -changlix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang