O13. He and She

8.3K 1.4K 255
                                    

Felix tiba-tiba diminta pindah tempat duduk oleh Changbin tepat setelah Mark mengabarinya lewat telepon kalau sebentar lagi Changbin akan kedatangan tamu.

Kedengarannya tamu penting, soalnya tadi Felix mendengar nama perusahaan yang Changbin sebutkan terasa familiar di telinganya.

Jadi Felix memilih berdiri, sambil menenteng tas sekolahnya dia berjalan keluar dari ruang kerja Changbin.

Namun, tepat sebelum Felix memegang kenop pintu, pinggangnya di tarik dan badannya terangkat gara-gara Changbin menggendongnya secara tiba-tiba.

Menggendong Felix seenaknya secara bridal seraya berjalan kearah meja kerjanya berada.

Felix tentu saja protes, tapi satu tangannya mengalung secara refleks pada leher Changbin karena takut terjatuh.

"Om!? Katanya disuruh pindah!?" Sungutnya, manik kecoklatannya memicing memandang Changbin sebal dari bawah dagu pemuda itu.

"Tapi saya gak nyuruh kamu buat keluar."

Masih dengan wajah yang merengut, Felix kembali protes. "Kan, mau ada tamu!?"

"Ya, tunggu aja disini." Kaki Changbin sedikit mendorong kursi kerjanya agar menghadap kearahnya.

Dan dengan lembut dia mendudukan Felix diatas kursi kerjanya sambil menyimpan tas sekolahnya disamping berkas penting perusahaan.

"Emang bisa?" Tanya Felix, sedikit sangsi pasalnya tamu Changbin berasal dari kalangan orang penting.

Takutnya dia merasa menganggu jalannya obrolan, bocah SMA seperti dia tahu apa soal saham perusahaan yang naik turun sedikit saja bisa berdampak besar?

"Bisa lah," tapi jawaban dari Changbin malah membuatnya semakin bingung.

Felix diam saja ketika kedua tangannya Changbin raih dan dia satukan diatas lututnya sendiri, lalu disusul oleh Changbin yang bertumpu pada satu lututnya di hadapan Felix sambil memegang erat kedua tangan mungilnya.

Gerakan yang sangat diluar dugaan Felix, pasalnya Felix pikir sol sepatu Changbin gak seelastis itu untuk di tekuk. Dan pasti bikin sakit kaki.

Si manis masih memilih diam, seraya menatap langsung kearah manik gelap Changbin yang juga sedang memandang kearahnya.

"Posisi kamu disini udah jadi pasangan saya, gak usah sok sungkan."

Felix tersenyum tipis. "Emang sungkan, bukan sok sungkan."

"Nanti kamu bakalan sering kesini, masih mau sungkan?" Alis pemuda di depannya saling tertaut.

Pun Felix hanya bisa mendengus geli, sambil membawa tangannya untuk membenarkan tatanan rambut Changbin yang sedikit berantakan di bagian poni.

"Berdiri Om, nanti sepatunya rusak ditekuk lama-lama." Ujar Felix jahil.

Yang dijawab oleh Changbin dengan kecupan manis di kening pasangannya sambil bangkit dari posisinya yang persis seperti mau melamar.

Sedetik setelah Changbin berdiri, pintu putih itu terbuka. Keduanya menoleh dan mendapati Mark yang lebih dulu masuk lalu disusul oleh dua orang yang mengekor dari balik punggungnya.

Seorang laki-laki paruh baya dengan setelan super rapihnya bersama seorang wanita yang Felix anggap semuran dengan Changbin berjalan disampingnya.

Felix benci kalau harus mengakuinya, aura wanita itu setara dengan auranya Changbin.

.

.

.

Om Changbin!? -changlix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang