O16. Different Situations

8.2K 1.3K 112
                                    

Beneran deh, Felix gak suka kalau suasananya canggung kaya gini.

Mereka berempat emang sering berantem, setiap hari malah ada hal kecil yang membuat mereka berdebat. Seungmin yang protes gara-gara Jisung sering terlambat kesekolah misalnya, padahal rumahnya gak terlalu jauh.

Atau Hyunjin yang pagi-pagi udah julid ngomongin tentang adek kelas yang kemarin kena razia di BK, Jisung bakal jadi orang yang pertama kali nyaut semua ocehan Hyunjin serta Seungmin bagian menyimak sambil memperhatikan raut wajah Hyunjin yang over.

Jisung yang gak pelit ngomong, Jisung yang sering mancing biar ada obrolan seru, Jisung yang gak capek buat senyum sama siapa pun, dan Jisung yang ketawanya bisa membuat ketiga temannya ikut tertawa.

Berantem mereka berempat gak pernah sampai ke level parah, paling mentok diem-dieman sampai dua jam dan kesananya bakal biasa lagi.

Mereka berempat gak pernah terlalu larut kalau lagi berantem. Tapi khusus untuk pagi ini jelas sekali ada yang beda.

Pagi ini kelabu karena Jisung meminta Felix untuk duduk di dekat tembok. Dia jelas-jelas menghindari Seungmin di depannya yang memang dari awal sejajar dengan tempat duduk Jisung.

Hyunjin yang memang gak tahu apa-apa menaikan satu alisnya gak paham, dia memandang Felix penuh meminta penjelasan yang cuman Felix balas dengan gumaman kecil.

Hyunjin jelas-jelas merasa ada yang salah disini. Melihat Seungmin yang cuman diam sewaktu Jisung datang, padahal dia gak pernah absen setiap hari untuk mengomeli Jisung perkara datangnya yang sering mepet.

Sampai jam istirahat pun, gak ada tanda-tanda sama sekali mereka bakal baikan.

Seungmin yang pamit duluan pergi ke perpustakaan ketimbang beli makanan di kantin, juga Jisung yang memilih diam di kelas padahal biasanya dia yang paling rajin menyeret mereka bertiga untuk segera ke kantin.

Akhirnya dengan sangat berat hati, cuman Felix serta Hyunjin yang pergi ke kantin kali ini.

Sewaktu mereka memakan makanan masing-masing, Felix dengan rinci menjelaskan kejadian kemarin pada Hyunjin yang sambil memakan nasi gorengnya dengan pelan.

Felix yang kali ini gak terlalu nafsu makan, hanya membeli roti melon dengan membawa sebotol minum yang dia bekal sendiri.

Bekal makan yang tadi Felix dapat dari pelayan Changbin dia simpan, berniat memberikannya pada Jisung karena dia yakin kalau anak itu sedang banyak pikiran pasti akan lupa makan. Felix juga ragu kalau tadi Jisung sempat sarapan atau tidak.

Felix menjelaskannya dari a-z, soal perasaan segitiga Seungmin, Jisung serta Minho yang kemarin dia rasa titik puncaknya. Cowok tinggi disampingnya mendengarkan semua perkataan Felix dengan seksama.

Bahkan Hyunjin sampai menyuruh Jeongin —si adek pacar, untuk makan bersama gerombolan teman sekelasnya ketimbang bergabung dengannya seperti biasa.

"Minho yang sering jemput lo itu, bukan?" Tanya Hyunjin, sebelum memakan suapan terakhir nasi gorengnya.

Si manis cuman mengangguk dengan tangan yang melipat asal plastik bekas wadah roti melon-nya. "Jisung udah lama gak suka sama orang, pas sekalinya suka malah bajingan."

"Supir lo tuh." Sinis Hyunjin, seraya meminum habis isi botol yang tadi Jeongin berikan.

"Iya, tau." Felix mendengus. "Trus sekarang harus gimana?"

"Gimana apanya?" Cowok dengan bibir tebal ini mengernyit. "Kita gak bisa apa-apa, harus mereka sendiri yang ngomong berdua."

"Tapi kan, Seungmin keliatan banget gak suka sama kak Minho." Plastik di tangannya sudah menjadi lipatan kecil. "Malah dia nawarin Jisung, lagian Seungmin gak bakal sejahat itu sama Jisung."

Om Changbin!? -changlix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang