O7. Can't Go Back

12.3K 1.7K 206
                                    

Felix ingat.

Malam itu dia di banting keatas kasur dengan Changbin yang langsung menindihnya. Pemuda diatasnya gak berhenti sama sekali menciuminya sampai Felix meronta kehabisan napas.

Dadanya panas, sesuatu dibawah sana terasa aneh. Dengan Changbin yang terus-terusan bermain lumayan kasar diatas bibir pinknya.

"Etetetet kaaaak ....."

Dia spontan merengek serta menahan lengan Changbin yang merangsak masuk kebawah bajunya. Kancing bajunya terlepas sebagian dengan tangan Changbin yang hampir masuk.

Yang lebih tua mengerling bingung. "Apa?" Tangannya masih diam didalam baju si manis.

Namun Felix hanya menggeleng, serta tatapannya yang seakan berbicara kalau dia gak siap kalau sampai sejauh itu. Takut, gugup, malu bisa Changbin tangkap dari sorot matanya.

Akhirnya dia mengeluarkan tangannya dari dalam baju Felix. Secara gak ikhlas. Jelas, hampir mau masuk acara pembuka tapi si manis belum siap. Changbin juga gak mau maksa, dia ingin Felix juga sama-sama mau. Kalau cuman dia yang ingin, jatuhnya seperti pemaksaan nanti.

Sebagai gantinya, Changbin menunduk kembali. Menyatukan lagi belah bibirnya diatas bibir si manis, lama sekali. Dia sempat memainkan bibir bawah serta lidahnya sekedar untuk menggoda Felix.

Dan sukses membuatnya mendesah kecil seraya meremat bisep Changbin yang masih tertutup kemeja kantorannya.

"Saya mau mandi dulu. Kamu udah makan?"

Felix mengangguk dan ikut bangun dari posisinya. Mengamati langkah Changbin yang mengambil handuk lalu berjalan kearah kamar mandi. Dia baru sadar kalau Changbin masih berpakaian kantoran, hanya saja jasnya yang sudah terlepas.

Saking dibutakan oleh nafsunya sendiri.

"Besok sabtu, saya libur, kamu juga sama. Agenda saya sekarang pengen pelukan dikasur sampe pusing tiduran terus sama kamu."

Felix nolak?

Oh, jelas tidak.

.

.

"Fe,"

"Hm?"

"Gapapa saya tidur sekasur sama kamu?"

Felix menatap Changbin sebentar, sebelum mengangguk dan menggeser duduknya sampai ada tempat kosong untuk Changbin. Sudah seminggu lebih dia menjadi penghuni tetap kamar besar Changbin, dan selama itulah Changbin selalu tidur di sofa.

Kalau gak disofa, paling dia tidur di ruang kerjanya. Yang sama-sama juga di sofa. Sebenarnya ada tiga kamar di apartemen Changbin, satu kamar utama yang ditempati Felix dan juga merangkap kamar miliknya.

Sisa dua lagi, kamar tamu yang jarang di isi. Malas kalau kata Changbin, gak bisa lihat muka lucu Felix kalau lagi tidur.

"Lagian ini kamar Om sendiri," Felix sudah kembali memanggil Changbin dengan sebutan Om lagi.

Yang bisa Changbin simpulkan dari kejadian tadi yaitu dia hanya memanggil Changbin dengan sebutan formal kalau dia sedang gugup atau serius. Sisanya mungkin akan terlihat seiring berjalannya waktu mereka yang habiskan berdua.

Felix dengan piyama pendeknya, dan Changbin yang hanya memakai kaos singlet hitam dengan celana pendek santainya. Kalau Felix amati, Changbin bukan tipe orang yang suka memakai satu set piyama mahal.

Alih-alih memakai piyama, Changbin malah sering menggunakan celana pendek dengan kaos tipisnya yang belel. Benar-benar tidak menyirikan kalau dia anak orang kaya.

Om Changbin!? -changlix ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang