Beginning

5.8K 371 51
                                    

AUTHOR'S POV

     Dipagi yang cerah, laki-laki tak semampai berambut raven sedang menyapu teras asrama Scout legion dengan wajah sayu dan bosan. Matanya yang hitam keabu-abuan itu menatap intens langit cerah dan tangannya menhalau sinar matahari yang menyengat tengkuknya.

    "Levi~" panggil Seseorang yang sudah familier di telinga Pria itu. Pria itu bernama Levi Ackerman dan dia tak menggubris panggilan wanita tinggi berambut hazel yang diikat asal-asalan dan berkacamata itu. Hanji Zöe. "Hmph, Dingin seperti biasa"

    "Mau apa kau?" tanya Levi enggan. Hanji berjalan cepat ke depan Levi dengan wajah bersemangatnya. Iris Hazel milik wanita itu penuh kilau semangat sementara Levi dipenuhi kekosongan.

     "Ne... Erwin memanggil mu. Ada urusan" ujar Hanji. Erwin Smith adalah Pimpinan Scout legion yang memiliki kepintaran dalam menyusun strategi. Levi mendecih.

     "Tch, Mengganggu saja" Levi menaruh sapunya dan pergi dengan didampingi Hanji. Levi berjalan dengan sorot mata tajamnya sementara rekannya bersenandung riang sepanjang koridor. Levi yang melihat ini sedikit mengernyit.
     "Senang sekali kau hari ini, Kuso megane."

     "Tentu saja!! Bean dan Sawney membuat sedikit kemajuan dan mereka tampak imut sekali!!!" Hanji sedikit memekik riang dan Levi yang sudah menduga hal ini terjadi,mendecih. 'si sialan ini tidak bisa membedakan yang mana yang normal atau tidak' pikir Levi. Setelah sampai dipintu kantor Erwin, Hanji mengetuk pintu untuk meminta izin masuk. Ada sahutan dari dalam yang meminta mereka masuk.Setelah masuk, Erwin sedang memilah kertas yang menumpuk diatas mejanya dan sedikit tergesa-gesa. Tampak amat sibuk.

     "Kau mau apa, Erwin?"tanya Levi sedikit kasar tanpa memerdulikan titel yang disandang Erwin, meski begitu Erwin tak mempermasalahkannya.

    "Kita akan mengadakan ekspedisi dan mengajak angkatan 104 bersama kita sebagai orientasi tugas. Tentu kau tahu tentang salah satu anggota baru mu yaitu Eren Jaeger, yang berada dibawah pengawasanmu akan ikut untuk kita gunakan dalam perjuangan ini." mulai Erwin.

     "Langsung intinya saja, Erwin" sahut Levi kasar dan dingin.Erwin mendesah pelan dan Hanji hanya senyum-senyum

    "Jaga dia dan tunggu sinyal agar dia berubah. Jangan lengah" ujar Erwin.Levi mendecih keras.

    "Tch. Kau tidak perlu mengingatkan aku!" desis Levi lalu pergi keluar bersama Hanji. Mereka menyusuri koridor dan kembali ke taman. Levi lanjut menyapu lantainya dan Hanji hanya duduk dibangku dengan perhatian tertuju pada pria pendek dihadapannya.

     "Ne... Levi... "panggil Hanji. Levi bergumam tapi tak melirik rekannya. "menurutmu apa aku masih hidup saat kita pulang ekspedisi nanti?"

     Pertanyaan yang tak disangka-sangka ini sontak membuat Levi melirik Hanji dengan tatapan dinginnya.Hanji hanya tersenyum lebar sambil menunggu respon Rekannya.

    "Kau mau mati?" tanya Levi. Hanji nyengir lebar.

    "Brrrr!! dingin sekali" Hanji berpura-pura menggigil."tahu gak?, kau tidak akan dapat pasangan nanti jika sikapmu seperti ini" Tukas Hanji. Levi tak pernah berpikir ingin memiliki pasangan hidup. Toh, dia kurang menaruh perhatian lebih pada Wanita dan selalu fokus pada misi. Dia bahkan tak pernah melirik satu gadis pun.

    "Jangan bicara seperti tadi, kuso megane. Kau sama saja berharap mati."

    "Whoa, Lihat siapa yang bicara. Bukan begitu,cebol. Aku hanya mencoba mendapat respon darimu." ujar Hanji. Levi mengernyit. 'sialan' batin Levi. Pria bermata kelam itu kurang menyukai topik ini karena menurutnya hanya membuka luka lama yang seharusnya sudah memudar. Pria ini paling benci kehilangan orang yang ia pedulikan meski kehadirannya mengganggu.
    
     "HANJI-SAN!!!" panggil Moblit Berner, Asisten Hanji. "Kami memerlukan anda saat ini."

Passionate (LeviHan Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang