rainy night

1.8K 192 2
                                    

LEVI'S POV

Kelinci itu pasti mati.
Kalau tidak karena kelaparan,pasti karena kurang bersihnya kandang yang diberi Hanji.Tapi,aku memutuskan untuk mempercayai Hanji dan memberinya kesempatan merawat hewan itu.
Entah apa yang dipikirkan si kacamata itu.Sesuatu yang konyol dan gila pastinya.Aku bahkan tak pernah tahu mata empat menyukai sesuatu seperti bunga dan hewan.Sesuatu selain titan maksudku.Dan kenapa dia menamai hewan itu sama dengan namaku?Sialan!
Mengenai 'tampilan' Hanji saat dia mengenakan rangkaian bunga dirambut cokelatnya tadi,harus kuakui dia tampak manis sekali.Penampilannya tadi sedikit menghapus sisi gilanya yang selama ini setia menemaninya.Memikirkan ini semua membuatku mengingat pesan Erwin agar aku cepat mengutarakan perasaanku ini.Mudah bagi dia mengatakannya,tapi aku yakin dia juga akan kesulitan jika ingin mempraktekkannya mengingat dia nyaris tak melirik seorang gadispun.Sama sepertiku.Paling tidak aku punya incaran dari pada si alis tebal itu.
Beberapa saat kemudian,gerbang dinding mulai terlihat dan aku harus menyikut Hanji agar bangun.

"Mmu...rgh...ada apa?"tanyanya.Nada suaranya seperti orang setengah sadar.Wajar saja,dia-kan tidur.

"Bangun.Kita sudah hampir sampai"ujarku.Hanji bergerak-gerak dibelakangku seolah menolak bangun.Perjalanan kami tak jauh,dan dia seharusnya tidak tidur.Matahari senja menyinari kami.Aku memandangi tanah yang selalu diciprati darah dan dikotori potongan-potongan tubuh para prajurit.Aku harus mengalihkan pandanganku karena aku mulai melihat kolam berdarah ditanah. Pekerjaanku sering berdampak pada otakku dan membuatku melihat sesuatu yang mengerikan.Memang menjengkelkan tapi Hanji sering menarikku keluar dari mimpi buruk itu.Entah dengan ejekannya atau sebentuk kasih sayang yang dia berikan.
"Dimana kau akan memelihara hewan itu,mata empat?"

"Mm...dimana ya?"dia malah bertanya balik.Aku menaikkan alisku sebelah dengan jengkel.

"Kau merengek-rengek ingin memelihara hewan itu tapi kau tak tahu mau dimana kau pelihara?"aku tak percaya.Tidak,sesungguhnya aku percaya ini akan terjadi berhubung yang kubicarakan ini Hanji.Si kacamata sialan itu nyengir.

"Sudah tahu kok.Dikantorku."jawabnya enteng.'Bagus.Bagus sekali.Pekerjaanku bertambah.'pikirku sarat akan sarkasme.Aku berpikir begitu karena aku harus lebih sering mengingatkannya untuk membersihkan ruangannya.
Gerbang dinding terbuka agar kami dapat masuk.Aku menggenggam erat tali pelana kuda Hanji agar dia tak ketinggalan.Ide untuk memberi Hanji tumpangan sepertinya bagus.Bagus karena aku tak perlu mengawasinya terus menerus.Kami memasuki terowongan itu dan kegelapan menyelimuti kami beberapa saat.Kuharap Hanji melepas bunga dari rambutnya sebelum ada yang melihatnya.
Tapi,harapan itu sepertinya tidak terjadi.

Hanji tetap mengenakan rangkaian bunga itu saat diberjalan di HQ.Aku hanya diam saja dan berusaha mengabaikan pandangan bocah-bocah disana.
"Hanji-san!"panggil Arlert.Teman-temannya yang lain ikut dibelakangnya.Sisuram-Ackerman,Bocah titan-Jaeger,Sikuda-Kirchstein,Si botak-Springer,dan sikentang-blouse.Panggilanku untuk Arlert adalah Bocah pirang-Arlert.Aku senang melabeli mereka semua sesukaku.
"Bagaimana ekspedisinya?"

"Oh,kalian takkan percaya ini.Kami melihat sebuah padang bunga luas ditengah hutan dan sebuah danau."Hanji bercerita dengan wajah gilanya"aku juga mendapat seekor kelinci"

Mata empat itu menunjukkan hewan yang sedari tadi ia gendong.Setelah kulihat-lihat lagi,kelinci itu lumayan gemuk dan berbulu bersih.Matanya merah.Hanji memperbolehkan seluruh bawahan ku menyentuhnya.Blouse dan bocah suram terlihat gemas sekali.Bahkan sibocah suram yang biasanya diam saja tersenyum senang.
"Manisnya..."Blous mengelus kepala hewan itu.

"Anda tampak cantik dengan bunga dirambut anda,Hanji-san"puji Kirchstein.Mata empat tertawa kecil dan berterima kasih.

"Aaah...bunga Geranium!!aku sangat suka bunga itu!"pekik Blouse.Hanji mengambil bunga itu dari rangkaian bunganya dan memberikannya pada Gadis kentang.Dia menghirup bunga itu.Gadis kentang seperti dia ternyata bisa menghargai bunga.
₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩₩
Hanji mengetuk pintu kantor Erwin.Suara si-alis tebal itu meminta kami masuk.Aku membukakan pintu untuk mata empat dan memintanya masuk lebih dulu.Mata Erwin melebar melihat siapa yang mengunjunginya.
"Hei,kalian sudah pulang."

Passionate (LeviHan Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang