HANJI'S POV
Aku sudah membersihkan lukanya dan membungkusnya dengan perban putih.Hanya mata kirinya yang tak kubungkus.Dibagian dada dan perut tak memiliki kerusakan yang berarti.Tangan kanannya juga terkena serpihan kayu dan logam.Aku harus menguatkan diri beberapa kali sebelum mengeluarkan semua benda itu dari dalam tubuh Levi.Untung saja kutemukan beberapa daun dan tanaman yang bisa membantu.Kuremukkan daun itu sampai halus,lalu kubalur ke lukanya.Wajah Levi berkeriut kesakitan saat kutempelkan remukan daun itu dilukanya.Butuh beberapa saat untukku memahami arti dari luka ledakan dan luka sayat yang dalam.
Setelah aku selesai,aku terdiam sendiri karena tak tahu apa lagi yang harus kulakukan.Jadi,kuselimuti dia dengan jubahku dan memberes-kan tempat ini.Ku lipat rapi pakaian Levi agar bisa kubersihkan besok.Perutku lapar dan entah bagaimana caranya aku menemukan ransum didalam tasku sendiri.Kumakan ransum itu setelah memastikan itu layak dimakan.Aku benci ransum,tapi apalagi yang kupunya.Inginnya sih berburu,tapi menyalakan api saat ini sama saja bunuh diri.Aku tak ingin membahayakan Levi hanya karena masalah perut.
Kupandangi wajah Levi yang kusut dan terbungkus perban. Malam datang,dan suasananya hening sekali.Suara yang terdengar hanya suara liarnya hutan dan helaan napas Levi.Dengan bertemankan gelap,aku berjaga dengan senapan berisi peluru semala-man.Bersiaga setiap kali mendengar suara aneh.Tak jarang aku melongokkan kepala keluar pintu saat mendengar sesuatu yang tak biasa.Aku bersyukur aku tak bisa tidur malam ini.
Pikiranku mulai melayang ke pemberontakan Eren.Aku tak pernah menduga apa yang ada didalam isi kepala anak itu.Segala hal yang ia lakukan,diluar ekspektasiku. Bagaimana nasib bawahanku disana ya?Buruk pastinya. Sebagai komandannya, aku harus bertanggung jawab.Tapi,apa yang harus kulakukan untuk memadamkan percikan api yang sekarang sudah membakar setengah hutan.Butuh tindakan tak terduga,untuk mengatasi hal yang tak terduga.Kami sudah kehabisan ide untuk melenyapkan keraguan ma-syarakat terhadap pasukan pengintai.Kecurigaan demi kecurigaan menerobos masuk diotakku.Aku mulai mencurigai siapapun sampai ketahap paranoid.Semua orang tahu pengkhianatan Eren dan tak ada cara untuk menutupinya meski tindakan Eren mungkin nantinya akan berdampak baik bagi kami semua."Mmu...rgh...."Levi meracau pelan.Perlahan aku mendekat kesampingnya dan mencoba menenangkannya dengan cara membelai rambutnya.Racauan-nya berhenti perlahan dan aku kembali ke tugas jaga ku.Mengawasi wilayahku dengan mata yang awas meski aku lelah setengah mati.
Karena orang yang terbaring diseberangku,adalah orang yang berharga bagiku.
♡☆♡☆♡☆♡☆♡☆♡☆♡☆♡☆♡☆♡
Pagi tiba dan aku keluar untuk mencari sesuatu yang dapat kumakan.Kuganjal pintu gubuk itu dengan kayu,dan karung agar orang tak dapat masuk dengan mudahnya.Untung saja gubuk itu tak berjendela.
Bersenjatakan senapan dan pedang,aku mulai menelusuri hutan.Tak ada titan yang tampak.Ini pertama kalinya aku bersyukur tak ada titan disini.Aku akan kembali kedanau untuk membersihkan pakaian Levi dan mencari sesuatu untuk kumakan.Aku berencana makan sesuatu yang tak perlu dimasak seperti tanaman atau buah-buahan.Aku mulai mencari saat aku sampai didekat danau,dan sedang merendam pakaian Levi yang mulai kering akibat darah.Ada banyak semak dan pohon disana yang mungkin saja berbuah.Dan dugaanku benar.Semak penuh buah berry dan sebuah pohon apel tumbuh disana.Kuisi tasku dengan buah-buah itu sampai penuh.Masalah perutku untuk 1 hari kedepan sudah teratasi.Kubasuh baju Levi dengan telaten dan betapa terkejutnya aku baju itu langsung bersih.Semula aku ragu bisa mencucinya sampai bersih, karena aku jarang mencuci baju.
Perlu kalian ketahui,aku mencucinya dengan perasaan waspada berlebihan mengingat aku berada diluar.Jadi,dengan cepat aku menyelesaikan kegiatanku dan beranjak pergi.Tasku berat karena penuh dengan apel dan berry.Kulitku basah oleh keringat meski langit sedang suram.Betapa muaknya aku saat melihat langit diatas dinding kami dipenuhi asap dan terdengar baku tembak disana.
Aku membenci Zeke karenanya.
+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×+×
Kukunyah apel yang manis dan garing itu saat sore tiba.Sedari tadi aku berkeliling dihutan dan mengganti perban Levi setiap 3 jam sekali.Lukanya sudah tertutup tapi kenapa dia tak kunjung bangun?Panik menyergapku dan membuatku memutar otak dengan keras.Apa kepala Levi terbentur sesuatu makanya dia tak kunjung bangun?Oh,sial!!Kepanikan ini membuat dadaku sakit.Kutarik napasku dan membuangnya agar hatiku tenang.Kukatupkan bibirku lalu memeriksanya sekali lagi.Akan ku bawa dia kembali kedalam dinding jika besok di tak bangun juga.
Saat malam tiba,aku kembali berjaga dengan senapan berisi penuh dengan peluru.Aku duduk diseberang Levi,menyandar didinding kayu dan menatapnya dengan nanar.Mataku terasa panas saat memikirkan Levi.Apa yang sudah dilakukan Zeke padanya?Air mataku tumpah saat membayangkan dia pergi meninggalkanku sendiri didunia yang kacau ini.Kupeluk lututku dan membenamkan kepalaku ditanganku.Laras senapan mencuat keluar didalam dekapanku agar aku bisa dengan mudah menembak siapapun yang masuk kesini.
Isak pedih ku yang hanya berupa desahan napasku mengisi malam.Bersatu dengan suara liarnya hutan dan serangga.Biarlah aku jadi cengeng malam ini.Sekali saja,aku ingin dunia tahu bahwa orang segila akupun bisa menangis.Aku tak bisa mem pertahankan wajah ceriaku saat orang yang kucintai sedang sekarat."bangunlah...Levi" pintaku pelan.
÷=÷=÷=÷=÷=÷=÷=÷=÷=÷=÷=÷=÷=÷=
LEVI'S POV
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate (LeviHan Fanfic)
FanfictionLevi Ackerman,sang prajurit terkuat yang dikenal dingin dan berwajah batu itu berusaha mati-matian melindungi rekan terdekatnya,Hanji Zöe.Baik dari ancaman militer hingga ancaman politik serta ancaman yang sesungguhnya yaitu TITAN. Pada satu ekspedi...