AUTHOR'S POV
Eren sudah mulai menjalankan hukumannya hari ini.Pria bermanik Emerald itu diperintahkan untuk bekerja sebagai budak pemerintahan dalam bidang militer.Dia tidak di-izinkan untuk berinteraksi pada siapapun kecuali mereka yang diberi hak-hak istimewa. Orang tersebut adalah Hanji, a Levi,dan rekan-rekan Eren.Meski begitu,yang rutin mengunjungi Eren hanyalah Armin,Levi dan Hanji.Mereka melakukan ini karena tidak ingin pria itu merasa tersisihkan meski begitulah kenyataannya.Mikasa?Gadis itu lebih memilih terus-terusan berlatih dan mendaftar masuk ke Satuan Pengamanan Paradis bersama Connie,Jean, Armin,Levi dan Hanji.Gadis bersurai hitam itu tak pernah sekalipun mengunjungi Eren.Tapi pada suatu sore,dia ikut dengan Levi dan Hanji mengunjungi Eren.Mula-mula Levi menggerutu tentang sikap Mikasa,tapi pada akhirnya dia membiarkannya saja."apa kau yakin Mikasa-chan?"tanya Hanji ragu.
"Ya."jawab Mikasa."paling tidak saya harus mengunjunginya meski hanya diam saja"
"Anak itu terus menanyakan keadaanmu"ujar Levi memberitahu.Kali ini,tak ada nada menyindir disana.Hanya rasa empati pada gadis yang bisa dibilang memiliki darah yang sama dengannya.
"Begitu ya."gumam Mikasa."terima kasih sudah memberitahu."
"Kau yakin akan baik-baik saja?"tanya Hanji sekali lagi.Mikasa mengangguk.Saat mereka sampai diujung tangga batu,Mikasa mengunci rapat mulutnya.Dalam hati ia bersyukur Eren tampak baik-baik saja meski wajahnya kuyu."Hai Eren"
"Anda datang lagi,Hanji-san"Eren berdiri."Seperti biasa,anda bersama Levi-san,dan-"Eren berhenti bicara saat matanya menangkap netra kelabu Mikasa yang menatapnya dingin.Dirinya yang sudah berpikir bahwa Mikasa sudah mengacuhkannya merasa kaget sekaligus senang melihatnya."Mi-Mikasa?"
Mikasa hanya menganggukkan kepala lalu membuang muka.Gadis itu memandangi ember berkarat disudut dinding batu."bagaimana kabarmu, Eren?"tanya Levi.
"Baik.Hanya sedikit lelah."mata hijau bagai permata Eren berganti menatap Mikasa."Apa kabar Mikasa?"
"Baik"jawab gadis itu.Eren yang menyadari betapa dinginnya nada suara Mikasa hanya tersenyum pahit.Levi nyaris terkekeh pelan jika saja tak mendapat pelototan dari Hanji.
"Oi,bagaimana menurutmu tentang hukumanmu ini?"tanya Levi dingin.Eren menyingkap anak rambutnya yang menutupi wajahnya.
"Lumayan melelahkan.Tapi, rasanya menyenangkan bisa melakukan sesuatu"
"Baguslah.Aku sedikit khawatir tentang betapa repotnya pekerjaanmu."ucap Hanji tulus.Mendengar nada suara prihatin Hanji,pria bermarga Jaeger itu tersenyum senang.
"Terima kasih karena mengkhawatiran saya."Kata Eren pada Hanji."Saya dengar para petinggi mencanangkan kerja-sama dengan penduduk luar."
"Ya.Meski akan sulit"jawab Hanji penuh arti."tapi,kami akan berusaha."
"Aku mulai berencana untuk menebas kakimu jika mereka menolak kerja sama karena ulahmu,Eren"Cecar Levi.Mikasa sedikit terjengit meski tahu itu hanya gurauan sang kapten."ada apa Mikasa?Kau masih peduli padanya?"tembak Levi langsung.
"Jangan bodoh kapten."Mikasa kembali menatap ember berkarat."Anda sudah tahu pasti jawabannya."
"Ya.Tapi kurasa kau sendiri yang ragu,bocah."Sindir Levi.Kali ini,Hanji tidak melotot atau menyikut Levi.Karena dia-pun memikirkan hal yang sama.Levi,Hanji,dan Eren terus mengobrol ringan tentang apa saja.Berbasa-basi soal cuaca,tentang pengalaman baru Eren,dan segala hal yang mungkin obrolannya bisa panjang.Disaat Levi dan Hanji pamit,Mikasa memotong pembicaraan.
"Saya ingin berbicara dengan Eren."Mikasa bicara pada dinding."Empat mata."tambahnya tajam karena kedua atasannya menatap penasaran.
"Oh,baiklah."Setelah Hanji dan Levi tidak ada,Mikasa buka suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate (LeviHan Fanfic)
FanfictionLevi Ackerman,sang prajurit terkuat yang dikenal dingin dan berwajah batu itu berusaha mati-matian melindungi rekan terdekatnya,Hanji Zöe.Baik dari ancaman militer hingga ancaman politik serta ancaman yang sesungguhnya yaitu TITAN. Pada satu ekspedi...