Kacamata

1.5K 136 11
                                    

LEVI'S POV

Sidang sialan itu mengambil banyak waktuku.Hampir 2 jam lamanya karena terjadi adu argumen.Arlert mati-matian meminta pertimbangan untuk tidak menjatuhkan hukuman mati untuk Eren.Meski pada akhirnya bocah itu tak jadi dipenggal kepalanya,tetap saja dia harus membaktikan tenaganya seumur hidup.Yah, paling tidak dia bisa berguna sampai akhir hayatnya.
Silahkan cap aku sebagai orang yang kejam.

"Levi?"Hanji memanggilku dipintu keluar pusat pengadilan dengan lambaian tangannya.Hari ini kami memutuskan untuk berjalan-jalan dikeramaian kota.Padahal aku capek sekali."are',kau capek ya?"

Aku berguman saja untuk menanggapinya.Dia mulai mempertimbangkan untuk membatalkan rencananya tapi kuraih tangannya dan menyeretnya berjalan."jangan pikirkan aku.Tak masalah jika kau egois sekali-sekali"

"Hee...."Hanji memasang wajah yang....Sial!!Manis sekali!Kusentuh penutup mataku karena tanganku yang satunya nganggur.Hanji mengajakku untuk mampir ke toko kacamata kenalannya karena dia bilang, minus matanya bertambah. Lonceng toko berdentang lembut saat kami masuk kedalam.

"Wah,komandan rupanya" sapa seorang wanita tua gemuk serta bertubuh pendek.Dia mirip seperti ibu peri dicerita Cinderella.Aku tak sengaja membaca buku cerita Hanji, makanya aku tahu semua itu.

"Bibi~"Hanji menghambur kepelukan wanita yang dipanggilnya 'bibi'."maaf karena hanya bisa mampir saat kacamata ku rusak"

Bibi Hanji mengibaskan tangannya pelan."Jangan dipikirkan.Bibi tahu kamu sibuk,sayang"

"Terima kasih.Paman mana?"tanya Hanji sambil melihat sekelilingnya.Terkadang wajahnya jadi terlihat tolol saat dia bingung.Bibi Hanji menunjuk sebuah pintu dengan jempolnya.

"Dia sedang menempah kacamata untuk seorang prajurit.Kalau gak salah, namanya Arnin"Hanji tertawa.

"Hanji rasa,namanya itu Armin."ralat Hanji.Caranya menyebut namanya sendiri sebagai kata ganti 'aku' membuatnya terlihat lucu."dia memang bilang kalau matanya mulai kabur"

"Tampaknya dia mengikuti jejakmu"Celetuk bibi."Temui pamanmu jika mau menempah kacamata."

"Oke."Hanji langsung nyelonong pergi.Meninggalkanku sendiri dengan bibinya.

"Anda pasti kapten Levi."si-bibi tersenyum."silahkan duduk,kapten"

"Panggil saya Levi saja,bibi."ujarku.Entah kenapa rasanya aneh jika beliau memanggilku dengan sebutan 'kapten'.Si bibi hanya tersenyum mendengarku.Sejenak toko ini menjadi hening karena aku tak tahu harus bicara apa.

"Anda tahu Levi-san, Zöe selalu membicarakan anda jika dia mampir kemari."Mulai si-bibi.Dia tampak senang dengan reaksiku."Anak itu selalu bilang kalau dia sangat menyukai mu. Entah itu dari segi fisik atau psikis."

"Oh ya?"Aku berusaha untuk tidak tampak tertarik.

"Ya.Apa kalian sedang menjalin hubungan?"Tanya beliau.Aku penasaran dari mana dia mendapat perkiraan seperti itu.Aku mengangguk pelan. Beliau berbinar senang dan menepak bahu-ku."Sudah kuduga!"

"Huh?"Aku menatap bibi Hanji lekat-lekat.

"Saya sudah melihat kalian berjalan kesini saat kalian diujung jalan sana."beliau menunjuk persimpangan jalan yang aku lewati tadi bersama Hanji."Kalian berpegangan tangan dan bersenda-gurau.Manis sekali"

Pembicaraan ini membuat pipiku memanas dan merah. Buru-buru aku memalingkan wajah dari si-bibi."Be-begitu ya?"

Sebenarnya yang dilihat bibi ini sebagai senda gurau adalah gerutuanku karena dia terlalu memaksakan dirinya saat dipengadilan.Aku nyaris menjitak kepalanya."Jadi,sudah berapa lama?"

Passionate (LeviHan Fanfic)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang