HANJI'S POV
Malam kembali tiba.Satu hari yang melelahkan telah berakhir lagi.Suara kertakan kayu yang terbakar memenuhi malam yang hening.Tak seperti malam biasanya,kami merasa hangat dan juga semakin was-was.Levi bilang,dia yang akan berjaga semalaman saat aku tidur.Awalnya,aku protes berat tapi Levi menatapku dengan tajam.Jadi,kubiarkan saja dia tidak tidur malam ini."kau yakin mau berjaga semalaman,Levi?"
"Iya.Pergilah tidur,mata tiga"Aku bergelung disampingnya dan aku bisa merasakan tangannya merangkulku.
"Ne,kau mau menyanyikan lagu kemarin untukku?"tanyaku.
"Tidak"jawabnya pendek.Aku terkekeh pelan.Lalu,sesuatu yang seharusnya kuberitahu terlintas dikepalaku.
"Bangunkan aku jika kau lelah"setelah itu aku langsung memejamkan mata.Sebenarnya aku belum mau tidur,tapi Levi pasti marah jika aku terus terjaga.Jadi,aku berpura-pura tidur.Keheningan malam membuatku memikirkan banyak hal.Terutama soal rencana kami untuk kembali menyusup kekota.Aku berencana untuk menyusup lewat gerbang Stohees dengan melewati penjara titan itu.Meski titan itu tak bergerak, masih sulit bagi kami untuk masuk.Pendukung Jaeger bersaudara itu pasti mengawasi semuanya.Rencana yang kubuat masih memiliki banyak lubang.Tapi Levi bilang,kalau dia akan memikirkan sesuatu saat kami berhasil menyusup.Menjadi pemikir keras sepertiku sering kali menyiksa otakku sendiri. Rasanya tak bisa berhenti berpikir.
"Oi,aku menyuruhmu tidur.Bukannya berpikir sekeras itu"Tegur Levi.Aku tak heran kenapa dia tahu.
"Maaf"Kutegakkan kepalaku dan menatap langsung mata kirinya."kurasa aku tak bisa tidur"
"Kau harus tidur"tekannya. Kupandangi dia dengan lelah. "atau aku saja yang tidur"dia berbaring dan menjadikan kakiku sebagai bantal.Aku tak protes.Lagi pula,Levi adalah kartu As-ku untuk menjalankan rencana itu.Dia harus berada dikondisi prima besok.Kubelai kepalanya dengan lembut. Pikiranku kembali melayang. Memikirkan resiko yang kami hadapi besok membuat bibirku berkedut.Kami bisa saja langsung dibunuh saat kami terlihat atau kami ditawan dan disiksa.Tapi,aku ragu itu akan terjadi pada Levi.Dia selalu bisa lolos dari apapun yang mengejarnya.
Tapi,aku tak selincah itu.Bahkan,alasan aku masih hidup sampai sekarang adalah karena Moblit mendorongku masuk kedalam sumur agar aku tak terkena ledakan.Bukan karena kemampuanku sendiri aku bisa sampai disini.Perlu sepagian ini untukku meyadari segalanya.Mungkin Floch benar.Tak seharusnya aku jadi komandan untuk menggantikan Erwin.Aku terlalu....bagaimana mengatakannya ya?Ah,naif.Aku tak terima dan takkan pernah terima jika aku mengorbankan banyak orang hanya demi misi.
Tapi yang namanya perjuangan,selalu menuntut pengorbanan.Entah itu diri kita sendiri atau orang lain.Aku benci mengakuinya,tapi itulah kenyataannya.Sama seperti Levi,aku benci penyesalan. Rasanya tak ingin segala sesuatu yang kami lakukan menjadi tak berarti.
Berbagai pertanyaan berkelebat dikepalaku.Apa kami telah salah memercayai Eren selama ini?Dimana Eren yang lama?Menyadari penyebab segala keresahanku ini adalah Eren,aku jadi semakin tak sabar untuk kembali dan meninju wajahnya.
Malam ini,langitnya cerah.Bintang-bintang bermunculan dan bersama bulan mereka mempersembahkan pemandangan indah malam hari.Levi sudah lama terlelap. Mataku tak kunjung memberat dan aku bersyukur itu terjadi.Kukunyah sebuah apel merah dan memandangi langit berbintang.Menebak-nebak apa seluruh temanku yang sudah mati adalah bintang itu.Enak rasanya jika kita berkhayal.Kita bebas menentukan skenario macam apa yang akan terjadi disana.Di alam khayal,kita bisa jadi apa saja.Yang ada hanya kesenangan dan kebahagiaan.Tak ada kesedihan dan rasa takut.Tapi yang namanya khayalan,tetaplah khayalan. Nyatanya,hidup tak sebagus ekspektasi.Aku penasaran kapan kami bisa hidup tanpa rasa takut.
Kuharap kami berdua bisa merasakannya meski sesaat.
|♡|☆|♡|☆|♡|☆|♡|☆|♡|☆|♡|
AUTHOR'S POV
KAMU SEDANG MEMBACA
Passionate (LeviHan Fanfic)
FanfictionLevi Ackerman,sang prajurit terkuat yang dikenal dingin dan berwajah batu itu berusaha mati-matian melindungi rekan terdekatnya,Hanji Zöe.Baik dari ancaman militer hingga ancaman politik serta ancaman yang sesungguhnya yaitu TITAN. Pada satu ekspedi...