BAB 5 - Umpan yang Termakan

259 1 0
                                    

Xian memacu mobilnya melewati kawasan kota Manhattan menuju bandara. Yura Ailee yang tak lain dan tak bukan, ibu dari Xian akan segera lepas landas pulang ke negara berjuluk gingseng. Rasa bersalah itu masih lekat melingkupi, bagaimana mungkin Xian lusa kemarin tak menjemput ibunya. Yah, setidaknya Xian dapat mengurainya hari ini, dengan mengantarkan ibunya.

Xian berlari memasuki bandara. Takut terlambat mengucapkan salam perpisahan. Cukup Xian berlarian dengan keringat mengucur deras, banyak sekali yang melihatnya dengan intens, terpesona akan rupanya yang tampan.

"Eomeoni!" tegur Xian seraya menepuk bahu seorang yang tengah duduk di kursi tunggu.
"Ne Xian-ah!" ada binar kebahagiaan terpancar dari mata ibunya. "Eomeoni chulbal Xian-ah! (ibu berangkat Xian)." ucap ibunya seraya mendekap erat putranya tersebut ke pelukan hangatnya.
"Ne, kka eomeoni (ya, pergilah ibu)." Xian tahu ibunya tengah menangis. Tubuh wanita paling berharga dalam hidupnya tersebut bergetar hebat dalam pelukannya. Xian pun semakin membawa ibunya membenamkan wajahnya di dada bidangnya. Mengelus punggungnya naik turun, meredakan isak tangisnya.

Setelah dirasa cukup bersuka cita, Yura Ailee pun bergegas mendorong koper menuju pemeriksaan tiket. Xian hanya diam terpaku ditempatnya, menyaksikan punggung ibunya yang semakin berlalu dari penglihatannya. Setelah terdengar pesawat lepas landas, Xian meninggalkan bandara beberapa saat kemudian, dengan ekspresi datarnya.

***

Inka kembali bersenandung ria. Inka memasukkan password apartemen kakaknya. Pupil hazel miliknya menemukan Chris tengah tertidur dengan earphone tergantung di telinganya.

Inka memelankan langkah kakinya, ingin sekali mengejutkan wajah tampan kakaknya itu. Kontur wajah mereka seperti pinang terbelah dua. Keduanya mewarisi gen Lawrence yang memiliki wajah tampan hampir mendekati cantik.

Rupanya Chris tipekal orang yang terjaga. Chris mengerjapkan bulu mata tebalnya, mata hazel yqng serupa dengan Inka itu terlihat setengah terbuka dengan malas. "Inka, what are you doing?" lelaki ini melepas earphonenya, memperbaiki posisi menjadi duduk.
"Eh, a-a-a-ku-aku eh i-i-tu..." Inka tiba-tiba saja tergeragap, bingung mencari-cari alasan.
"Ya kamu kenapa?" Chris tersenyum mendapati tingkah Inka yang terlihat salah tingkah. Hal itu terkesan lucu sekali untuknya.
"Chris aku ingin ke taman hiburan!" mata hazelnya terlihat berbinar. Ini alasan yang tepat pikirnya.
"Ok." Chris setuju begitu saja. Lagian dia juga butuh hiburan. Sekalian menghabiskan waktu bersama adik kecilnya yang cantik.

***

"Mr Creighton?!" resepsionis manis berponi miring itu menutup mulutnya, matanya mengerjap tak percaya. Xian berdiri tegap dihafapannya dengan mata biru memancar, menegaskan sosok seorang pria yang berbahaya. Tampak meneduhkan namun juga mengintimidasi.
"Ya" Xian pun melepas kacamata yang membingkai wajah cute nan coolnya. Dan otomatis dirinya jadi pusat perhatian, Xian terlihat salah tempat. "Can you help me to meet with Mr. Lawrence now?" nadanya terkesan seperti permintaan yang memerintah. Xian terbiasa melakukan apapun sesukanya, yah berlaku juga meskipun tempat yang sedang dipijaknya ini bukan perusahaannya sendiri.

Resepsionis itu segera mengkontak atasannya, "Wait I will connect with him first," tak berselang lama, resepsionis itu menyampaikan pesan atasannya, "Mr. Lawrence is waiting for you in his office, sir."

Tak perlu berbasa-basi lagi. Xian langsung meluncur ke ruangan pemilik studio foto tersebut. Resepsionis yang membimbing Xian ke ruangan atasannya itu terlihat salah tingkah. Berada sedekat ini dengan lelaki se tampan Xian membuat wajahnya merona. Namun, Xian sama sekali tak melihatnya, Xian hanya menatap lurus ke depan.

***

Chris memandang Xian dari ujung ke ujung, pangkal ke pangkal. Memastikan penglihatannya tidaklah salah. Chris tak mengerti kenapa orang sepenting Xian singgah ke studio jeleknya. Mereka tak saling mengenal. Jadi tak mungkin kalau Xian mampir untuk menyapanya.

"Mr. Creighton?" ucap Chris ragu menatap wajah datar Xian yang masih saja terdiam.
"Anda pasti bingung atas kedatangan saya yang tiba-tiba ini. Hmm, saya hanya ingin mengajak anda bekerjasama?" tukas Xian dengan nada tenangnya.
"Eh?" Chris mengerutkan dahinya, tertarik atas tawaran Xian. Tetapi juga dengan kebingungan yang sama.

Xian menjelaskan sedikit inti dari bentuk kerja sama mereka. Perusahaan Xian memerlukan tangan ahli dalam memasarkan sebuah produk keluaran terbarunya, brand kenamaan yang menjadi kiblat fashion dunia. Tentu proyek ini bernilai ratusan dolar. Mengingat perusahaan Xian hanya memproduksi beberapa unit saja. Dimana ke semua produk yang sudah sampai pasar termasuk exclusive, trendy, and highclass.

"Baiklah saya harus pergi, untuk format proposal lengkapnya akan dikirimkan ke surel anda melalui sekretaris saya." Xian mengulurkan tangan kanannya. Mudah ternyata menangkap ikan kecil ini, ucap iblis di dalam tubuhnya.

***

Inka mempercepat sesi pemotretan, memenuhi janjinya kepada Chris. Inka penasaran sekali ada apa ini. Chris meneleponnya dan meminta bertemu sebentar. Sepertinya kakaknya itu sedang bahagia, terdengar dari nada bicaranya tadi.

"Adik kecil!" seru Chris memanggil Inka yang menengok segala penjuru mencari keberadaan dirinya.

Chris menceritakan kejadian kemarin. Dia bermaksud mengajak adik kecilnya itu turut andil. Chris mau Inka yang menjadi modelnya, tentu kalau Inka bersedia, dia akan bertambah senang nanti.

"Mr. Lawrence!" suara sapaan seorang dari belakang punggung itu sontak mengejutkan. Terlebih Chris yang terlihat pucat pasi, pasalnya pemilik suara itu adalah ...

Maaf ya readers, kalau up nya lama banget✌ Maklum saja authornya lagi super sibuk akhir-akhir ini, plakk!. Jangan pindah channel dulu, tetap setia sama nih cerita ya😊 Tunggu juga up selanjutnya ya❤

End Game 18+++ || Breathe #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang