🖤1🖤

591 19 2
                                    

"HEYY".

Kurasa pria ini sedang frustasi.
Bagaimana tidak? Adiknya masih tidak mau beranjak dari tempat tidur sejak 30 menit yg lalu, padahal seharusnya dia sudah berada di kampus sejak 15 menit yang lalu.

Bahkan pria ini sempat berpikir untuk menggendong adiknya ke kamar mandi dan langsung menceburkan nya ke bak mandi. Tapi rencana itu ia urungkan karena ia terlalu malas untuk melakukan nya.

Sedangkan wanita yang sedang di tatap sinis oleh kakak nya ini, masih tak bergerak dari kasur, bahkan malah mengeratkan pelukannya pada guling nya.

"Heh bangun lah, dasar pemalas".

"Andwe~ jgn ganggu aku".

Dia tau kalo kakaknya itu mau dia ke kampus sekarang, tapi dia tidak mau ke kampus lagi. Ini sudah semester akhir nya tapi skripsi nya selalu ada sevisi dan tidak pernah benar. Entah dia yg bodoh atau memang dosennya yg tidak mau meluluskan nya.

Sudah 3 hari dia dirumah dan melakukan hal yg tidak penting menurut kakak nya. Bergulat dengan senjata tajam, senjata api, dan alat pelacak.

"Ayolah apa kau akan terus seperti ini? Kau harus menyelesaikan kuliah mu dan membantuku mengurus perusahaan appa yg banyak itu".

"Sirreo~".

Sepertinya pria ini akan memilih menyerah saja menghadapi adiknya yang keras kepala itu. Bisa naik darah dia kalau disini terus.

"Ya sudah, aku pergi, terserah kau mau melakukan apa".

"Ehh.. Yoongi oppa!!!".

Lelaki bernama Yoongi yang saat ini resmi menjadi kepala keluarga itu berhenti dan berbalik untuk sekedar menatap adiknya itu.

"Wae?".

"Mau kemana?".
Pertanyaan itu sontak membuat Yoongi menatap jengah pada adiknya yg cantik itu.

"Aku akan pergi kemanapun, asalkan tidak bersamamu, bisa pecah kepalaku setiap hari ribut denganmu". Jawab Yoongi frustasi dan langsung pergi ke kantor.

.
.
.
.

Setelah Yoongi ke kantor, wanita ini kembali sibuk dengan komputer nya, entah apa yg dia kerjakan, hanya dia dan Tuhan yang tau. Ah tidak, bahkan Yoongi pun tau apa yg di kerjakan adiknya itu, mengingat adiknya yg keras kepala, dia memilih untuk tidak bertindak tapi tetap mengawasi.

Drrtt... Drrtt..

Dering telfon berhasil menarik perhatian wanita berumur 21 tahun ini, tampak raut sumringah terlukis di wajah nya yang membuat pipi nya terlihat semakin chubby.

Jeon Jungkook

Nama itu lah yang tertera di layar handphone miliknya. Tanpa ragu dia menggeser tombol hijau di handphone nya itu.

"Halo"

Suara itu, oh ini membuat si wanita itu deg-deg'an.

"Aaaa Jungkook, aku merindukanmu"

"Aihh Rara-ya!!, Tidak usah teriak, kau membuat telingaku pecah".

Nona Min hanya cengengesan menanggapi amukan dari sahabat nya dari kecil itu.

"Mianhae kookie-ya"
"Aku sangat senang kau menelfon ku".

"Ya aku tau aku ngangenin"

"Seketika aku menyesal merindukanmu".

Haha aku bercanda"

Ah bodoamat, aku ngambek saja

Jangan dong
Masa aku mau pulang ke Korea kau malah marah, lalu untuk apa aku pulang?

Kau mau pulang? Kapan?

Tadi kau bilang, kau marah

Hey jangan menggodaku

Hehe, aku akan pulang Minggu depan, besok aku sudah kelulusan

Jinjja? Wah chukahae

Gomawo, kalau begitu, aku siap-siap dulu ya, sampai bertemu di korea

Baik lah, papay

Bip...

Entah apa yang terjadi pada wanita bermarga Min ini, setelah Jungkook mematikan telfonnya, Rara malah senyum-senyum sendiri.

Tbc








Hayhayhay ki datang bawa story' gaje baru neh, lebih baku sih bahasanya, karena daku anak Baek, gak ada toxic nya ye wkwkwk

Selamat membaca💜

serendipityTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang