Rara POV
"Halo".
"..."
Baru saja ku kembalikan handphone Taehyung, dia sudah mendapat telphon dari seseorang, dan berakhirlah kami bertiga harus mampir ke rest area.
Aku memperhatikan Taehyung selama menelfon. Saat selesai menerima telepon itu, raut wajahnya berubah sendu. Hey!! Apa yang terjadi?
"Apa eonni tau siapa yang menelfon Taehyung oppa?".
Ya, itu Daehyung, ingat kan? Aku dan Taehyung sedang mengantarnya ke Busan.
"Aku tak tau".
Aku dan Daehyung sama sama membuang nafas kasar. Aku cemas dengan Taehyung.
Taehyung berjalan kembali ke mobil, raut wajah yang tadinya sendu kini ku lihat ceria. Dasar penipu.
Aku memalingkan wajahku saat Taehyung menduduki bokongnya di kursi kemudi.
"Kau kenapa?". Tanya nya membuatku sedikit menoleh.
"Mengantuk". Taehyung tersenyum dan membelai rambut ku.
"Jangan tidur, nanti kau pusing".
Mwo? Dia bahkan tau aku.
Ya, aku akan pusing jika tidur saat perjalanan jauh menggunakan mobil seperti ini.
Oh iya aku lupa
Dia kan V.
"Kalau begitu, aku akan menatapmu saja". Ucapku sedikit menggodanya.
Lalu dia menatapku datar.
"Kau akan membuat kita kecelakaan minie-ya~". Taehyung menarik hidungku membuatku sedikit memekik kesakitan.
"YAK!?! Appo~".
Taehyung tancap gas menuju Busan, aku dan Taehyung terus bergurau Sampai tak menyadari bahwa Daehyung sudah tertidur pulas di jok belakang.
30 menit berlalu dan kami sampai di Busan. Aku tak tau, tapi kata Taehyung, ini adalah rumah Daehyung.
Sebuah rumah yang tak terlalu besar dengan taman di sekelilingnya. Ada rumah pohon juga dan air mancur. Dan jangan lewatkan sebuah rumah burung dengan banyak burung merpati yang sedang berebutan makan disana.
"Daehyung-ah~".
Taehyung membangunkan Daehyung. Sudah hampir 5 menit anak ini tidak aku bangun, hanya bergumam lalu kembali tidur.
Mau tidak mau, aku ikut turun tangan. Aku ambil air mineral yang ada di tasku dan ku cipratkan tepat di wajahnya.
"HUJAN... HUJAN... EONNI... MOBILMU BOCOR... HUJANNYA MASUK".
Aku ingin sekali tertawa, tiba-tiba seorang wanita tua keluar dari dalam rumah itu.
"Annyeong haseyo". Sapa ku mencoba ramah.
"Annyeong haseyo, ada apa kemari nona?".
"HALMONIE~"
Daehyun berlari memeluk wanita itu, ku lihat wanita itu cukup kaget dan kesusahan menjaga keseimbangan karena pelukan dadakan dari Daehyung.
"Bagaimana kau bisa disini?". Tanya halmonie itu.
"Aku akan pindah kesini halmonie".
"Kenapa? Kau tidak suka tinggal bersama eomma mu?".
"Bukan begitu halmonie, tapi aku hanya tidak suka suasana Seoul, terlalu ramai".
Aku dan Taehyung hanya menjadi penonton sekarang.
"Lalu mereka berdua?". Halmonie itu menunjuk ku dan Taehyung.
"Aa~ mereka kakak-kakak ku halmonie, mereka yang mengantarku kesini".
"Ah, kamsahamida sudah mengantar cucuku, ayo masuk, aku baru selesai masak makan siang, kalian pasti lapar".
Taehyung menggandeng ku masuk ke dalam rumah itu, dan kami di tuntun ke ruang makan, dan benar saja. Disana sudah tersedia nasi dan lauk pauk yang sungguh menggiurkan.
"Ini semua halmonie yang masak?".
"Tentu saja".
"Dimana imo?".
"Dia bilang tadi akan lembur".
Kami pun makan, aku sangat berani taruhan, ini adalah nasi goreng kimchi paling enak yang pernah ku makan, bahkan buatan seokjin oppa saja kalah.
Kami makan dengan tenang, Sampai pernyataan yang keluar dari mulut halmonie itu membuatku sedikit terkejut.
"Kalian nampak serasi".
Oh, astaga.
Aku dan Taehyung saling tatap dan bersamaan memalingkan wajah.
Ini terlalu canggung.
"Halmonie~ jangan begitu, lihatlah wajah mereka berdua, sudah merah semua". Ya, Daehyun benar, wajahku memang sudah memerah karena malu.
Rara POV end
"Haha, maafkan aku yah, kalian nampak serasi, seperti sudah di takdir kan bersama. Aku beri saran ya, apapun yang terjadi di kemudian hari, ku harap kalian tetap saling percaya. Kalau suatu saat nanti kalian berpisah, kalian tenang saja, kalian akan tetap bersama".
Setelah mengucapkan itu, halmonie pergi ke dapur untuk membereskan piring miliknya.
Taehyung dan Rara bingung harus bagaimana, Taehyung memang sangat mencintai Rara, dan Rara? Sama, dia juga mencintai Taehyung. Terdengar aneh, tapi ini faktanya.
"Oppa, eonni, aku bukannya ingin ikut campur urusan hati kalian. Tapi semua ucapan nenek ku tentang masa depan, terkadang tepat sasaran".
Rara diam, Taehyung juga diam
Rara diam karena dia membenarkan apa yang di ucapkan Daehyun. Dan Taehyung diam karena beban pikirannya.
Tbc
Hayo...
Taehyung ada masalah apa sih Sampek moody-an gitu?
KAMU SEDANG MEMBACA
serendipity
FanfictionTidak ada yang tau ada apa di alam semesta seluas ini. Takdir Tuhan memang misterius. "Aku tidak akan membencimu". "Masa depanmu? Gurauan yang bagus tuan". [Ochitaekim]