Yoongi POV
Aku baru ingat, Rara kan tidak tau tentang pernikahan Taehyung, pasti dia mengira bahwa Taehyung dan Wendy sudah menikah dan memiliki anak, pasalnya ini sudah 3 tahun lamanya.
Aku mencoba menghubungi Rara lagi, tapi sepertinya percuma, kalau adikku itu sudah berurusan dengan belanja, semuanya di abaikan termasuk aku sekali pun.
Aku akan memilih menyerah saja saat ini, percuma sebanyak apapun aku menghubungi Rara, dia tak akan menjawabnya dalam waktu dekat.
Aku memilih untuk membereskan baju ku saja, berhubung besok semua akan pulang, dan aku harus menjemput Rara.
Yoongi POV end
Rara side..
Rara sedang berbelanja, entah sudah berapa banyak uang yang dia keluarkan untuk membeli barang-barang ini.
"Rara-ya, apa kau belum puas? Aku sudah lelah". Yap, itu Jackson, dia hanya mengikuti Rara dari tadi dengan bosan karena bisa di bilang Rara itu orang yang over aktif, dia sampai lelah mengejar Rara.
"Hey, aku baru membeli keperluan ku".
Jackson terbelalak mendengar pernyataan Rara. Kalau di hitung ini sudah 9 toko yang di masuki Rara, dan keluar pasti dengan paper bag di tangan.
Untung saja mall ini menyediakan jasa pengantaran barang, kalau tidak, Jackson lah yang akan di suruh Rara untuk membawa barang-barang itu.
"Lalu kau akan membeli apa lagi?".
"Aku akan membeli coklat yang banyak untuk di Korea".
Kini Rara dan Jackson masuk kedalam toko coklat.
Rara POV
Coklat sangat bagus saat sedang badmood, mungkin aku memerlukan ini untuk waktu yang lama.
Aku berjalan memasuki toko itu, tapi tiba-tiba Jackson menggandeng tanganku. Aku menatapnya heran tapi dia malah menarik ku.
Oh astaga
Aku tau kenapa Jackson menggandeng ku, kalian bisa bayangkan bagaimana anak kambing di lepas di Padang rumput? Mungkin Jackson mengibaratkan diriku seperti itu.
"Kali ini, kau yang ikut aku".
Tuh kan, apa ku bilang
Aku hanya mengangguk, daripada berdebat di tempat umum, meskipun orang-orang disini tidak mengerti dengan apa yang kami ucapkan, tetap saja rasa kami ini manusia yang memiliki rasa malu.
Aku membawa keranjang, dan Jackson yang memilih coklatnya. Sepertinya dia sangat tau tentang coklat, coklat yang dia masukkan ke keranjang semuanya coklat berkelas.
"Kau mau berapa banyak". Tanyanya padaku.
"Ambil saja masing-masing 1 kardus medium itu".
"Kau serius? Disini ada 6 jenis coklat, kau bisa bangkrut". Jackson sepertinya sedang memperingatkan ku.
"Sekali-sekali tak apa kan?".
"Baiklah". Akhirnya dia yang pasrah.
Setelah itu Jackson menarikku ke kasir, sepertinya dia sedang menghalangiku untuk mengambil lebih.
Semua barang-barang yang ku beli tadi, kini sudah berada di apartemen, staff disana Yang mengabariku.
Tapi ada satu yang kurang, aku masih harus membeli keperluan anak-anak, kan? Ya setidaknya meskipun aku membenci itu, aku harus tetap mengucapkan selamat.
"Kau yakin ini?". Jackson
"Tentu, kenapa tidak?".
Aku mengambil beberapa baju dan membawanya ke kasir, aku bingung harus membeli apa untuk anak mereka, aku tidak tau anak Taehyung dan Wendy itu laki-laki ataupun perempuan.
Setelah membayar aku dan Jackson langsung kembali ke apartemen, disana sudah ada mama dan papa Jackson, pasti mereka akan menginap karena aku besok akan pulang.
"Ahh, aku lelah sekali". Jackson melempar tubuhnya ke sofa dekat dengan ayahnya.
"Yak! Jackson-ah, Mandi sana, kau sangat bau". Titah mama Jackson
"Astaga mama, kau dan Rara sama saja, selalu menyakiti perasaan ku". Setelah itu dia masuk ke kamar ku, untuk mandi mungkin. Tenang saja, aku selalu mengunci lemari baju ku.
Aku pun menyusulnya ke kamar, sekedar merapikan bajuku untuk pulang besok.
"Bagaimana aku membawa semua ini?".
Banyak sekali oleh-oleh yang ku beli, pantas saja Jackson memarahiku, aku bisa menghabiskan 100 juta dalam sehari.
Ceklek..
Jackson keluar sudah dengan baju santainya. Sepertinya dia kapok setelah ku pukul saat dia keluar dari kamar mandi hanya dengan memakai handuk.
"Eoh? Apa yang kau lakukan disini?".
"Ini kamarku, jadi terserah aku".
"Baiklah terserah kau, mandi sana".
"Iya-iya, cerewet sekali kau ini".
Aku segera bergegas masuk kedalam kamar mandi, sebelum Jackson semakin cerewet.
Rara POV end
Kini Jackson sedang berbaring di kasur Rara, sekedar menghilangkan lelahnya.
"Lain kali aku tak akan ikut Rara belanja". Sesalnya
Drrtt..drrtt..
Handphone Rara berdering, Jackson yang terkejut langsung mengbil handphone itu.
Calling from unknowing number...
"Nomernya tidak terdaftar disini, tapi ini nomer Korea,siapa ya?".
Jackson mengangkat nya, siapa tau itu telfon penting dari klien.
"Hallo".
Tak ada sahutan dari sebrang, apa ini hanya telfon iseng?
"Heii"
"Hello".
"Kau ingin bicara atau tidak?"
"Baiklah kalau tidak, Rara si pemilik handphone sedang mandi, kau bisa menghubungi nya lagi nanti".Jackson menutup telfon sepihak, dia sudah kesal karena tercueki.
Ceklek..
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
serendipity
FanficTidak ada yang tau ada apa di alam semesta seluas ini. Takdir Tuhan memang misterius. "Aku tidak akan membencimu". "Masa depanmu? Gurauan yang bagus tuan". [Ochitaekim]