0.06

1.9K 254 12
                                    

Entah apa dosa yang dilakukan Jihyo hingga takdirnya seperti ini. Diperintah seenak jidat ditambah cibiran dari beberapa karyawan perempuan yang mengatai dirinya yang mencoba untuk mencari perhatian dari atasan mereka.

Bisakah Jihyo tertawa sehebat mungkin dan didengar oleh seluruh dunia? Boro-boro ia mencari perhatian, mendapat hinaan, baru iya!

Lihat saja! Jihyo yang hanya melakukan kesalahan sedikit dan dilandasi ketidaksengajaan di mana ia terlambat semenit untuk mengikuti rapat dengan pihak MS Record dan setelahnya, ia langsung saja mendapatkan cibiran hingga sejam lamanya.

Ya Tuhan! Bisakah Jihyo berteriak di atas Menara Eiffel dan mencaci balik atasannya itu? Benar-benar membuat harga dirinya runtuh di depan Dewan penting perusahaan.

Jihyo menarik napas lalu menghembuskannya. "Maafkan saya, Presdir. Saya tidak akan mengulanginya lagi dan bisakah Presdir melupakannya? Aku hanya terlambat semenit dan yang Presdir lakukan? Mencari kesalahan pada diri saya selama sejam lamanya."

Jungkook tampak tidak peduli. Ia dengan angkuh berjalan dengan langkah panjang---tidak memikirkan bagaimana keadaan kaki Jihyo yang pastinya akan lecet, karena mencoba mengimbangi langkahnya.

"Presdir!"

Pintu tertutup begitu saja sesaat Jungkook masuk ke dalam ruangannya. Tidak ada kalimat ataupun kata yang Jungkook keluarkan. Merasakan itu membuat Jihyo heran sendiri, apa yang membuat para karyawan memujinya? Pesona? Hoh! Ayolah, pesona bagaimana jika karakternya seperti itu?

"Ya Tuhan, semoga aku tidak mendapatkan pria seperti itu dimasa depan nanti."

Jihyo memejamkan matanya, lantas berbalik dan berjalan menuju ruangannya--ruangan yang juga ditempati partner kerjanya.

"JIHYO! KAU HARUS TAHU INI! NONA PARK JIHYO!" Seketika ia menghentikan langkah sesaat mendengarkan teriakan temannya---Han Yoomi yang memekik telinga. Ia sedikit penasaran akan ucapan Yoomi jadi ia ingin mendengarkannya.

Mereka berdua kini berhadapan. Namun, Yoomi belum mengeluarkan argumennya. Ia terlihat berjongkok terlebih dahulu dengan telapak tangannya di depan Jihyo seakan bermakna; biarkan aku bernapas dengan nyaman terlebih dahulu.

Melihat itu membuat Jihyo berkacak pinggang. "Ada apa, Yoomi? Apa ada kesalahan atau bagaimana?"

Hanya gelengan sebagai jawabannya membuat Jihyo mengerut dahi dengan bingung. Setelah Yoomi merasa sudah baikan dengan napasnya, ia kembali berdiri dengan cool.

"Kau harus tahu ini Jihyo!"

"Oke, cepat katakan! Apa yang harus aku ketahui?"

Yoomi menarik napas dan menghembuskannya. "Mylan akan menjadi aktor kita minggu depan dan selama beberapa bulan lamanya. Astaga! Ini berita yang sungguh briliant! Bukan! Maksudku fantastis!"

Bisakah Jihyo memukul kepala Yoomi yang benar-benar memuakkan untuk dirinya? Kesal? Siapa yang tidak kesal dengan berita itu? Ayolah, Jihyo bahkan sudah mengetahuinya, karena ia menghadiri rapat itu. Ia hanya mengira akan ada berita yang benar-benar membuat semuanya gempar dan bukan seperti ini. Mendadak ia langsung berbalik dan meninggalkan Yoomi yang diyakininya kini meneriaki namanya berulang kali.

"Jihyo, kau kenapa? Bukankah ini berita yang hebat? Kau harus---" Yoomi berusaha mengimbangi langkah Jihyo yang mulai menjauh darinya.

Jihyo merotasikan bola matanya dengan malas dan masih menarik langkah. "Itu bukanlah berita yang hebat Yoomi. Aku bahkan sudah mengetahuinya, dan bagiku berita yang hebat itu jika aku bisa membalaskan kekesalanku pada Presdir!" Jihyo berujar, tetapi yang terakhir hanyalah suara hati yang tidak bisa didengar oleh Yoomi.

HIDDEN SIDETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang