Ia tidak bisa berpikir jernih. Kenapa takdir mempermainkannya sangat dalam? Kenapa saat ia mulai menyadari semuanya, ada hambatan besar seperti ini dalam perjalanannya?
"Jihyo," ucap Jungkook sangat lirih, diselingi kekalutan.
Saat ini, tujuannya hanya satu, yakni menuju stasiun Busan, sebab kereta mengalami kecelakaan saat hampir tiba di Busan. Korban kecelakaan telah dievakuasi dan Jungkook berharap, Jihyo bukanlah salah satu korban yang terluka. Ia tidak bisa membayangkan saat Jihyo yang sedang mengandung, terluka sedikitpun.
Jungkook menggeleng. "Itu tidak boleh terjadi," ucapnya sembari menghapus bulir air matanya. Lantas, keluar dari mobil setelah memarkirnya, setelah melalui perjalanan cukup panjang.
Dari tempatnya berdiri, Jungkook dapat melihat sekumpulan orang yang berwira-wiri, baik itu masyarakat, tim medis dan tim kepolisian. Suara sirene mobil ambulans dan mobil polisi terdengar memekik, ditemani suara para kerabat korban yang menangis tidak berdaya.
Tidak membuang banyak waktu lagi, Jungkook dengan jiwa yang hanya memikirkan keadaan istrinya, langsung menuntun dirinya untuk mencari informasi mengenai kecelakaan itu lebih detail lagi. Ia memasuki area stasiun dan mendapati banyak orang yang histeris kala melihat orang yang mereka sayangi, telah tiada dan mendapati banyak luka.
Jungkook tidak tahu pasti, berapa korban yang telah tewas. Sebab, berita hanya mengabarkan korban yang terluka.
Setibanya di dalam stasiun, ia bingung untuk melakukan hal apa. Alhasil, ia menghentikan seseorang polisi yang tengah berlalu di sekitarnya.
"Pak, Bisakah aku bertanya? Di mana kita bisa melihat korban-korban kecelakaan?"
"Kau bisa ke bagian sana! Kau akan melihat nama-nama korban yang ada dilayar monitor. Aku pergi dulu, banyak pekerjaan yang harus dilakukan," kata Polisi itu yang langsung pergi begitu saja.
Alhasil, Jungkook menuntun dirinya ke bagian di mana banyak orang dengan langkah panjang. Tidak peduli dengan keadaannya yang cukup mengkhawatirkan setelah beradu kekuatan dengan Mylan. Bahkan, Jungkook tidak berniat untuk mengobati lukanya, karena ia lebih memikirkan, luka yang ada dihati istrinya.
Dengan seluruh kekuatan yang masih ada, Jungkook kini berada di antara banyak orang yang berdesak-desakan untuk mencari nama Jihyo. Sekalipun, ia merasakan perih pada lukanya karena desakan itu, tetapi ia tidak peduli dan terus berusaha untuk mencari nama Jihyo.
Namun, ia tidak menemukannya. Apakah itu berita baik?
"Kenapa nama putriku tidak ada dilayar monitor? Putriku mengambil perjalanan dari Seol ke Busan!"
"Pak Polisi, tolong jelaskan!"
Jungkook yang mendengar keluhan itu, yang membuatnya langsung keluar dari desakan tersebut. Ia juga mendapati kasus yang sama, dan butuh penjelasan.
Pak Polisi itu tampak berusaha untuk menenangkan keluarga korban, tetapi semua orang tentu tidak bisa tenang jika menyangkut keselamatan orang yang disayangi. Begitupun dengan Jungkook.
"Pak Polisi, jawablah pertanyaan kami!" kata semua orang yang menuntut jawaban. Hal itu, sontak membuat polisi tersebut menghela napas.
"Pihak kepolisian masih mencari korban yang bisa saja tertimbun di antara puing-puing kereta. Untuk itu, kalian harus tetap tenang. Kami akan terus memberi kabar dan memperbaharui informasi dilayar monitor," jelas polisi itu. Bukannya merasa tenang, semua orang makin khawatir. Termasuk dengan Jungkook.
Ia tidak puas dengan informasi itu dan memilih untuk mendekati polisi yang hendak pergi. Jungkook mencegatnya, "Pak, aku tidak bisa tenang dengan keadaan ini. Istriku ada dikereta dan bahkan sedang mengandung anak kami. Kumohon---"
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN SIDE
FanfictionPark Jihyo, tidak pernah membayangkan jika diterimanya ia menjadi sekretaris di Jeon Corp, membuat kehidupannya makin rumit. Apalagi, masa lalu dari atasannya---Jeon Jungkook, seakan menarik dirinya untuk ikut berperan dalam kisah itu. Mungkin agak...