Kediaman Taeyong membuat Lisa berdecak kagum. Rumahnya luas dengan halaman yang dibuat menjadi taman mini. Rumahnya berlantai dua dicat dengan warna-warna cerah dengan warna putih mendominasi.
Di dalam rumah, kesan lega langsung terasa, bahkan bisa dibilang agak kosong karena sedikitnya perabot. Rumah ini lebih seperti tempat untuk tidur lalu pergi. Tidak ada televisi, rak buku atau apapun. Meski mereka sudah lama kenal, inilah pertama kali Lisa menginjakkan kaki di hunian milik Taeyong.
Dia tahu bahwa pacarnya itu tinggal sendiri sejak lama karena orang tuanya hanya kembali sewaktu-waktu dari luar negeri. "Duduklah di manapun kau merasa nyaman," ujarnya.
Lisa hanya melihat ada dua kursi lipat yang terletak di dekat jendela besar dengan meja kopi di antaranya. Jadi, dia duduk di sana.
"Kau ingin minum sesuatu? Ada soda, kopi, dan teh." Taeyong bertanya.
"Soda."
Taeyong memperhatikan Lisa dari puncak kepala hingga ujung kaki. "Kurasa sebaiknya tidak soda. Terlalu banyak kalori dalam satu kalengnya. Bagaimana jika kubuatkan jus hijau yang lebih sehat?"
Lisa sangat benci jus sayuran. Satu-satunya yang boleh dibuat menjadi jus hanya buah menurut Lisa, bukan dedaunan. Walau itu isi pikirannya, mulutnya tidak membantah. Takut jika Taeyong marah dan meneriaki lagi. "Ide bagus," jawabnya sambil memasang senyum pura-pura.
Setelah berkutat dengan blender, Taeyong meletakkan segelas besar cairan berwarna hijau di meja Lisa. Untuknya sendiri, pemuda itu meminum kopi kaleng. "Kau memakai gaun," komentar Taeyong.
"Cantik, kan?" Lisa mengharapkan pujian saat mengenakan gaun pendek warna putih gading motif biru bunga. Kerahnya cukup rendah memperlihatkan tulang selangkanya, tetapi tetap tertutup dan sopan. Roknya sedikit di atas lutut. Lisa memang sangat cantik dengan balutan gaun musip semi tersebut. Bahkan saat dia menunggu Taeyong di tempat mereka membuat janji temu, banyak pria yang memandang kagum hingga memuji.
Taeyong mengernyitkan kening. "Aku tidak suka kau pakai baju seperti ini. Kau seperti sedang menggoda para laki-laki. Terlihat murahan kalau boleh kubilang."
Lisa tertegun. Di terluka mendengar perkataan Taeyong yang mengisyaratkan dirinya seperti wanita penggoda. Padahal dia memakai baju yang tidak mengekspos banyak kulitnya. Pakaian ini umum dipakai saat musim semi yang hangat seperti sekarang. "Tapi aku suka baju ini ...."
"Kau tidak tahu, banyak laki-laki yang nanti mendekatimu. Dan kalau sampai ada yang melecehkanmu, itu bukan salah mereka, tetapi karena pakaianmu yang mengundang." Taeyong mencengkram bahu Lisa dan menatapnya dengan tajam.
"Mengapa kau berkata demikian?" Lisa merasa matanya perih, air matanya akan tumpah. Sedikit lagi, dia menangis. Dia benar-benar merasa direndahkan oleh kekasihnya ini.
Taeyong menghela napas. "Aku melakukan semua ini demi kebaikanmu. Kau lebih bagus memakai pakaian yang tidak mencolok dan panjang. Jangan memakai baju yang membuatmu diperhatikan."
Gadis bermata bulat bak boneka itu mengerjap. "Kau ingin aku pakai baju yang tidak menarik?"
Pemuda itu mengusap wajah Lisa. "Jika kau mencintaiku, kumohon, lakukan demi aku. Aku suka kau yang sederhana. Wajahmu yang tanpa riasan seperti ini ... aku sangat menyukainya. Hidungmu yang terlihat besar, mengurangi kecantikanmu jadi aku tidak perlu begitu cemas akan pria lain."
Lisa tanpa sadar menyentuh hidungnya. Sejak dia kecil, inilah bagian dari wajahnya yang membuat tidak percaya diri. Dia pernah dihina teman-teman sepermainannya saat kecil. Dan ketika mulai mengenakan riasan, Lisa selalu memastikan memberi ilusi untuk membuat hidungnya tampak lebih kecil. Kalau saja tidak paranoid, dia sudah sejak lama melakukan operasi plastik.
"Kau tidak perlu tampak cantik. Aku menerimamu apa adanya, Jagiya." Dia menyipitkan mata kepada Lisa. "Tapi kurasa mungkin sebaiknya kau menurunkan berat badan beberapa kilogram."
Taeyong menempelkan bibirnya ke Lisa, tetapi kepala gadis itu terasa kosong. Karena tidak mendapatkan respons, Taeyong menghentikan ciumannya. "Kau tidak suka kucium?"
Lisa tidak tahu harus menjawab apa. Suasana hatinya sedang sangat kacau karena pemuda ini, sehingga dia tidak mood untuk bermesraan. Namun, dia tahu jika menolak, Taeyong akan marah dan itu akan semakin memperburuk suasana. Maka dia menggeleng. "Aku tidak keberatan."
Saat Taeyong mengulangi, Lisa mengalihkan pikirannya kepada hal lain selain sosok yang sedang mengecup bibirnya. Pikirannya melayang jauh dan hinggap kepada seseorang. Apa yang sedang Chanyeol-Sunbae lakukan sekarang?
Hotel del Luna, 23 Februari 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Intertwined / Chanyeol - Lisa Fanfiction
FanfictionNama sunbae yang tampan itu Chanyeol. Orangnya baik dan populer sehingga banyak gadis yang mengagumi. Namun, entah mengapa perhatiannya hanya tertuju kepada mahasiswi baru cantik bernama Lisa. Sayang sekali, Lisa sudah punya pacar. Pada akhirnya, h...