Yuk, kita coba kasih target 18 vote + 5 komentar untuk chapter ini. Setelah target tercapai, chapter berikutnya langsung diupload.
Sejauh ini, yang mana pasangan favorit kalian?
a. Chanyeol - Chaeyoung
b. Chanyeol - Lisa
c. Lisa -Taeyong
d. Jimin - Chaeyoung
e. lainnya (sebutkan)
.
.
.
.
.
Rumah Chaeyoung sangat megah nan mewah. Dan dia hanya tinggal sendiri dengan asisten rumah tangga. Lisa dan Eunwoo berjalan menuju ke pintu gerbang berukuran besar yang terbuat dari tembaga. Mobil Eunwoo terparkir dekat pintu garasi yang berjarak beberapa meter dari gerbang.
Lisa memandang tembok tinggi yang menjadi pagar, begitu tinggi hingga ia hanya bisa sama sekali tidak bisa melihat rumah yang berada di baliknya. Lagi-lagi, Lisa kagum dengan kekayaan keluarga Chaeyoung. Padahal, sahabatnya itu bilang, rumah ini dibelikan oleh sang ibu hanya karena putrinya ingin kuliah di Seoul. Namun, yang dibelikan untuk hunian sementara bukan rumah sederhana melainkan tempat tinggal luas seperti ini.
"Lise! Glad you came," ujar Chaeyoung memeluk Lisa begitu kedua tamunya tadi sudah masuk. "Terima kasih sudah datang," ucapnya kali ini kepada Eunwoo.
"Aku yang berterima kasih karena sudah diundang." Eunwoo tersenyum. Bisa memakan danging sapi jenis hanwoo gratis, siapa yang menolak.
Lisa sudah beberapa kali kemari, tetapi ini yang pertama bagi Eunwoo. Pemuda itu memandangi ruangan demi ruangan yang dilewati. Semuanya lapang dan diisi perabotan bergaya minimalis. Lantai marbel berwarna dominan putih yang mereka injak mengilap memantulkan cahaya lampu dari langit-langit. Lukisan-lukisan bertema panorama banyak tergantung di dinding bercat putih.
Chaeyoung menuntun mereka ke halaman belakang. Makin kagum Eunwoo melihat salah satu sudut halaman belakang dibangun taman ala Jepang. Ada air mancur dari bambu dan kolam ikan koi, lengkap dengan pohon sakura yang bunganya masih mekar.
"Itu hobi pemilik rumah sebelumnya. Dan aku lumayan suka melihatnya, jadi kubiarkan saja. Ada tukang kebun yang merawatnya," jelas Chaeyoung ketika ditanya Eunwoo. "Bunga sakura di sini mekar belakangan dari yang di dekat kampus," terangnya lagi.
Kebun kecil itu terpisah oleh pagar kecil dengan tempat Eunwoo dan Lisa duduk saat ini. Mereka menunggu Chanyeol dan Jimin di meja piknik berbentuk bundar yang besar. Tepat di tengahnya, Chaeyoung sudah menyiapkan tempat memanggang elektrik.
Chanyeol dan Jimin tiba berbarengan hanya sepuluh menit setelah Lisa dan Eunwoo. Chaeyoung dan Lisa sudah menyusun banchan—makanan pendamping—yang disiapkan oleh asisten rumah tangga Chaeyoung sebelumnya ke atas meja. Eunwoo pun tidak ketinggalan membawakan beberapa botol soju beserta gelas.
"Sunbae, kalian tampil keren sekali waktu festival," puji Chaeyoung kepada Chanyeol. Matanya berbinar memandangi wajah Chanyeol yang sedang memasukkan daging ke mulut.
Lisa membungkus daging panggang yang dibubuhi pajeori—salad daun bawang—dengan daun selada. Dia memperhatikan dengan sedikit kesal karena Chaeyoung duduk di dekat Chanyeol. Berhadapan dengan dua orang tersebut, membuat Lisa bisa memperhatikan saksama bahasa tubuh keduanya. Chaeyoung jelas dengan dalam mode pendekatan. Chanyeol? Lisa tidak yakin karena pemuda itu terus menanggapi dengan ramah.
"Lisa-ya, gelasmu kosong, biar kuisikan," ucap Jimin, membuyarkan pengintaian Lisa.
"Terima kasih, Sunbae." Lisa memegang gelas kecil dengan dua tangannya saat Jimin menuangkan soju.
Jimin kemudian mengambilkan daging ke piring Lisa. "Kau makan yang banyak."
Lisa bingung mengapa Jimin begitu perhatian kepadanya. Dia mengucapkan terima kasih sebelum memulai lagi mengamati Chanyeol. Gadis ini menahan napas lantaran kaget tatkala memergoki Chanyeol memperhatikannya. Pemuda itu langsung membuang muka dan berpura-pura mendengarkan cerita Chaeyoung setelah tertangkap basah.
Meski dalam hati bingung, apakah dia salah lihat? Atau mungkin Chanyeol memang melihat ke arahnya, tetapi dia sedang melihat Jimin?
Lisa memilih mengabaikan dan melibatkan diri dalam percakapan antara Eunwoo dan Jimin.Obrolan mereka sesekali disela oleh rutukan Eunwoo karena Sia tidak berhenti mengirimi pesan.
Selepas mereka makan, Lisa menuju ke taman dan memandangi dari dekat pohon sakura. Dia tersenyum melihat kelopak bunganya yang berwarna merah muda. Sangat cantik menurutnya. Hatinya yang tadi murung melihat Chanyeol dekat dengan Chaeyoung, kini terasa lebih ringan.
"Kenapa kau sering sekali lupa membawa jaket?"
Lisa terkesiap. Tubuh yang tadinya merasa dingin kini lebih hangat. Satu jaket wol berwarna biru sudah membungkus punggungnya. Dan tubuh tinggi Chanyeol pun sudah berdiri di sampingnya. "Sunbae!"
"Kenapa kau menyendiri di sini?"
Karena tidak mungkin dia menjawab, 'Aku sakit hati melihatmu dekat dengan Chaeyoung,' Lisa mejawab dengan setengah kebenaran. "Aku ingin melihat bunga sakura ini dari dekat. Mumpung dia sedang mekar."
Chanyeol melihat Lisa dihujani kelopak sakura yang gugur. Menurutnya, yang di depannya adalah wajah paling rupawan yang pernah dilihat. "Cantik," pujinya tanpa sadar.
"Iya, kan? Bunga sakura memang sangat cantik. Sayang mereka hanya mekar sekali dalam setahun," keluh Lisa.
Dia salah mengira bahwa yang kubicarakan adalah bunga. "Ya, sangat cantik. Rasanya aku ingin sekali memilikinya." Chanyeol masih memandangi wajah Lisa. Kian dipandangi, bertambah sulit buatnya untuk berpaling.
Lisa masih mengira yang dibahas oleh Chanyeol adalah bunga sakura. Matanya beralih dari bunga ke wajah sang sunbae. "Chaeyoung beruntung sekali punya halaman seluas ini. Kalau aku punya rumah yang memiliki halaman, aku juga akan menanam satu."
Chanyeol tersenyum geli mendengar kesalah pahaman Lisa yang baginya menggemaskan. "Kalau begitu, nanti di rumah kita, kita tanam banyak pohon sakura."
Lisa tersenyum lebar. "I'd like that."
Hotel del Luna, 15 Maret 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
Intertwined / Chanyeol - Lisa Fanfiction
FanfictionNama sunbae yang tampan itu Chanyeol. Orangnya baik dan populer sehingga banyak gadis yang mengagumi. Namun, entah mengapa perhatiannya hanya tertuju kepada mahasiswi baru cantik bernama Lisa. Sayang sekali, Lisa sudah punya pacar. Pada akhirnya, h...