Intertwined: Tujuh Belas

480 60 6
                                    

Eunwoo meregangkan tubuh di ruang istirahat mahasiswa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Eunwoo meregangkan tubuh di ruang istirahat mahasiswa. Dia memejam mata sebentar, tidak sadar berpasang mata kaum hawa yang mengamati. Matanya lalu terbuka, mengedar mencari seseorang. Saat orang yang dicarinya tampak memasuki student lounge dengan terburu-buru, Eunwoo berdecak.

"Ya, Han Seunggi! Kau membuatku menunggu sepuluh menit!" Eunwoo mendengkus kesal.

Pemuda bernama Seunggi itu menggosok-gosokkan kedua tangannya. "Mianhae. Tapi yang lain juga belum datang, jadi jangan hanya marah padaku."

"Yang lain sudah bilang sejak kemarin kalau kelas mereka hari ini diundur jamnya. Sedangkan kau sama sekali tidak bisa kuhubungi. Dan kau juga, kan, yang menyarankan datang jam sepuluh!"

Seunggi hanya cengengesan. Dia dan Eunwoo pernah sekelas saat SMA dan sejak sekolah dulu, Seunggi memang murid pemalas. Makanya, Eunwoo kesal sekali saat dosen membuat mereka jadi satu kelompok.

Seunggi berhenti cengar-cengir dan berdecak. Dasar sok rajin! "Yang penting aku sudah di sini, kan?" gerutu Seunggi.

Meski kesal, Eunwoo tidak memperpanjang masalah. Dia mengeluarkan laptop dari tasnya, bersiap untuk mengerjakan tugas kelompok. Setengah jam kemudian, anggota kelompok yang lain, dua orang gadis dan satu pemuda menyusul. Mereka sekalian memesan pizza untuk menemani bekerja.

"Wah," kata Seunggi. Eunwoo yang lagi mengetik berhenti, penasaran apa yang membuat rekan satu angkatannya itu berdecak kagum.

Eunwoo melihat gadis cantik mengenakan seragam pegantar makanan berwarna biru terang. Rambut panjangnya diikat, beberapa helai menempel di pipinya. Kulit gadis itu putih dan bersih. Kontur wajahnya tidak seperti tipikal orang Korea, jadi Eunwoo berasumsi dia mewarisi sebagian darah kaukasia.

Wajar saja Seunggi sampai begitu, batin Eunwoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajar saja Seunggi sampai begitu, batin Eunwoo. Dia saja sampai terkesima melihat wajah yang meski tanpa riasan itu tetap cantik.

"Totalnya enam puluh ribu Won," kata pengantar pizza. Gadis bernama Hani, teman sekelompok Eunwoo yang merupakan putri seorang chaebol membayarkan makan mereka.

Saat gadis dengan name tag bertuliskan Eunmi itu hendak pergi, Seunggi menghadangnya. "Berikan aku nomor teleponmu." Eunmi memandangi wajah Seunggi lalu berusaha berjalan mengitarinya. Namun, pemuda itu kembali menghalangi jalannya. "Kenapa sombong sekali? Kaupikir, kau terlalu bagus untukku?!"

"Aku masih harus mengantar makanan."

Seunggi menyodorkan ponselnya. "Masukkan nomormu."

Eunmi menghela napas, mengambil ponsel berwarna hitam itu dan mengetuk-ngetukkan sebaris nomor telepon. "Sudah, kan?"

Saat hendak pergi, Seunggi mencengkram bahu Eunmi. "Tunggu dulu," katanya lalu menelepon nomor yang diberi barusan. Meski ada nada sambung, tetapi tidak ada bunyi nada dering.

"Aku meninggalkan ponselku di motor," dusta gadis tadi.

Sialnya, ada yang mengangkat di seberang sana sehingga kebohongan Eunmi terbongkar. Seunggi menarik tubuh Eunmi mendekat. "KAU MAU COBA MEMBOHONGIKU?!"

Eunwoo tahu bahwa dia tidak bisa diam dan menonton. "YA! HAN SEUNGGI!" Tidak biasa mendengar pemuda terkesan pendiam seperti Eunwoo berteriak, perhatian semua yang berada di ruangan itu beralih kepadanya. "Berhenti main-main dan kembali kemari! Selesaikan pekerjaanmu!"

Seunggi berdecih melepas Eunmi. "Awas saja kau, akan kulaporkan pada perusahaan tempatmu kerja, biar dipecat!"

Mendengar ancaman itu, Eunwoo menimpali. "Berhenti mengganggunya! Dia hanya melakukan pekerjaannya." Eunwoo kemudian berbicara kepada Eunmi. "Pergilah, kalau si bodoh ini melapor ke bosmu, aku yang akan turun tangan."

Seunggi menggertakkan gigi, menahan kemarahannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seunggi menggertakkan gigi, menahan kemarahannya. Namun, dia tahu diri karena mencari gara-gara dengan Eunwoo sama saja bunuh diri sosial. Banyak sunbae yang dekat dengannya dan para mahasiswi menyukainya. Maka, meski kesal bukan main, Seunggi menurut untuk membiarkan Eunmi pergi.

Eunmi membungkukkan badan kepada Eunwoo dari jauh sebagai terima kasih lalu pergi. Eunwoo memandangi gadis itu menghilang di balik pintu. Dia punya firasat ini tidak akan menjadi kali terakhir mereka bertemu.

.

.

.

.

Walau Lisa belum nongol di chapter ini, semoga pembaca tetap suka, ya.

Hotel del Luna, 6 Maret 2020

Intertwined / Chanyeol - Lisa FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang