Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari ini adalah hari kelulusan putri. Namun dihari bahagianya ini, justru sang kekasih sepertinya tidak nampak sama sekali. Putri memasang raut wajah kecewa didepan kedua orang tua dan adiknya yang kini memandangnya heran.
"Kamu kenapa sayang? Kenapa wajahmu terlihat tidak bahagia ... apa yang mengganggumu?" Tanya sang ayah penasaran.
Namun sepertinya putri enggan menjawab, ia hanya tersenyum.
"Bun ... kayaknya kak putri lagi nungguin bang darren dh!!" Bisik bian tepat disamping sang bunda.
"Ssttt ... biarin, nanti juga kakakmu bakalan senyum lagi" jawab sang bunda sambil menahan senyum.
Meskipun keluarga dan sahabatnya sudah hadir, namun putri ingin darren juga hadir ditengah kebahagiaannya ini.
"Kamu jahat ... kenapa kamu tidak datang aku—"
"Aku juga merindukanmu .."
Putri menoleh kearah suara yang sangat ia kenal, yang tiba-tiba terdengar.
"Darren ..." raut wajah putri berubah bahagia.
Tentu saja ia langsung berlari memeluk tubuh sang kekasih.
"Aku kira kamu gak akan dateng ... hiks.. kamu jahat .." putri meneteskan air matanya, entah itu air mata bahagia atau kecewa karena darren datang terlambat.
Darren menghapus air mata putri, ia mencium kening putri, lalu kembali memeluk tubuh sang kekasih.
"Maafkan aku yang,,, aku sengaja dateng telat karena—"
Darren melepas pelukan putri. Kemudian ia mundur beberapa langkah dari putri. Kini posisi darren berlutut dihadapan putri dan tentunya kini mereka jadi pusat perhatian orang-orang juga disana.
"Kamu mau ngapain ... yang ... berdiri gak, malu tau—" putri memegang lengan darren berusaha menariknya untuk kembali berdiri.
Namun sekali lagi, darren tidak bergerak dari posisinya. Malahan sekarang tangannya kini bergerak mengambil sesuatu didalam saku jas yang ia kenakan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
