"Ndra, kemana aja baru pulang?"
Jaemin Narendra yang tengah merapikan payungnya menoleh. "Kampus," jawab Jaemin. Singkat, padat, namun tidak jelas bagi Jeno.
Jeno tahu betul sahabatnya itu sedang tidak ada jadwal hari ini. Tadi pagi pun, tiba-tiba Jaemin sudah pergi. Tidak ada pamit atau titipan pesan, anak gendeng jelas bingung?
Haechan yang tengah sibuk ngagayem pun menimpali, "Kimpis. Bukannya habis jalan sama adek kelas, ya?"
Jaemin nampak terkejut. Namun, aura tenang itu terlalu hebat hingga dapat menguasainya. Dengan tenang ia menjawab, "Ya, main doang."
Suasana ruang tengah kostan kembali hening. Haechan dengan cemilannya, Jeno dengan televisi, Jaemin yang sibuk dengan handphone. Memang agak mengherankan jika melihat gendeng sepi. Tapi, beruntungnya suasana itu tak berlangsung lama.
"WOI," teriak Renjun dengan tergesa menuruni tangga. "Ini apaan de—eh? Orangnya udah pulang."
Dengan santai pemuda itu mengambil tempat diantara kawan-kawannya. Membuat kursi yang smeula diduduki tiga orang terasa sesak saja. Padahal biasanya tidak. Jangan-jangan Renjun makin lebar kali?
"Tadi mau ngomong apaan, Jun?" tanya Jeno memancing.
"Lo buka aja grup utama kita deh," jawab Renjun. Semua pun bergerak membuka grup obrolan mereka yang terbentuk di LINE. Tak terkecuali Jaemin.
Jaemin membukanya. Seperti biasa ratusan notifikasi didapati dari grup obrolan tersebut. Bukan hal aneh, apapun kesibukannya, grup itu tidak pernah sepi karena tingkah penghuninya sendiri.
Renjun, Jeno, Haechan sudah harap-harap cemas menunggu wajah terkejut Jaemin. Ketiganya menatap pemuda itu. Serius banget. Seakan-akan Jaemin punya dosa besar, padahal cuma jalan bareng cewek lain.
Cuma jalan palalo! Main pergi tanpa kabar aja dibilang cuma??? batin Jeno kesal. Bagi Jeno itu bukan cuma, tapi, Jeno ya Jeno. Belum tentu pikirnya sama dengan Heejin.
Duh, kok jadi Jeno sih, yang marah sama Jaemin?
✩
Xiyeon memandangi foto tersebut, foto Jaemin dan Minju yang dengan cepat tersebar dalam grup obrolan mereka. Gadis itu penasaran, atau mungkin haus akan julid. Entah lah, nggak ada yang tahu selain dia sendiri.
"Mbin, ini beneran?" tanya Xiyeon pada Eunbin di sampingnya.
Eunbin melirik foto tersebut sekilas. "Udah deh, ah. Yang bersangkutan belum kasih pernyataan apa-apa, kita tenang aja dulu," jawabnya tenang.
Banyak kemungkinan mengisi pikiran Xiyeon. Heejin 'kan ada di grup, apa dia nggak kepikiran pas baca? pikirnya sembari terus menyusuri obrolan dalam grup.
emdel (18)
shuhua
shuhua sent a photo.
boleh minta klarifnya nggakhaechan
wadidaw
kalau dibalik jadi?
wadidawrenjun
anjay wkwk berani juga narendra @jaeminhyunjin
oh jadi ini yg diliat cecechaeyoung
apaan, gue lagifelix
gitu dong, ngeteh tuh dibagi
jangan di grup cewek doangchaeyoung
jingin di grip ciwik diing
alah ada julid aja lo pada muncul
dulu ditanya tugas susah bener mau munculchaeyeon
hehejisung
haha hehe aja lo
mingkem, cantikchaeyoung
mingkim, cintik
lo yang mingkem, bencongggjisung
kurang ajar anjing, gue dikata bencong
mau pamer juga boleh lah
jisung sent a photo.
keren ga tuh gue dah jalan sama yejichaeyoung
pulangin, bego
KAKAKNYA PANIK NYARIIN"Apaan tuh, lagi liat-liat chat dari gue, ya."
Xiyeon refleks menoleh. "Lah, sejak kapan lo di sini, deh?"
Jisung tertawa kecil. "Daritadi juga gue udah ngobrol panjang lebar sama Eunbin. Lo aja sibuk sendiri."
Mendengar itu Xiyeon hanya terkekeh. Memang dirinya sibuk sendiri sejak tadi. Bahkan Eunbin yang tengah memilih baju pun ia abaikan. Eh, Eunbin kemana?
"Nyari Eunbin, ya? Udah jalan tuh, sama Yeji. Lo juga ayo nyusul ke sana, nggak asik belanja kalau nggak ada ahlinya." Jisung refleks menarik Xiyeon, namun belum jauh perlahan gadis itu melepas genggamannya.
"Kemana aja sama Yeji?" tanya Xiyeon, berusaha memecah kecanggungan.
"Cuma nonton, terus makan, habis itu Yeji minta diajak ke sini. Yaudah, anterin aja. Kapan lagi jalan sama Yeji," jelas Jisung yang diakhiri tawa.
Xiyeon teringat sesuatu. "Eh, emang bener kata Cece kalau Hyunjin panik?"
Tawa Jisung kembali muncul. "Yeji ditelepon, gue ditelepon. Ya gue laporan, sih. Tapi dadakan banget mungkin, Hyunjinnya bingung juga."
Xiyeon menatap lelaki yang masih tersenyum itu. Enak kali ya, jadi Hairul Jisung? Santai banget, asik gitu hidupnya.
Setelah melewati beberapa lorong, keduanya dapat melihat Eunbin dan Yeji. Xiyeon merasa tertinggal. Lagi pun, salahnya tadi sibuk sendiri membaca obrolan.
Seketika sebuah pertanyaan terlintas dalam benaknya. "Eh, gue mau nanya lagi. Lo jalan sama Yeji gini, apa Chaeyeon nggak marah?"
Langkah Jisung terhenti. Mulutnya yang sudah siap memanggil Yeji pun tertutup kembali. "Nggak lah, 'kan cuma temen."
Empat Delapan
hyebae ✩ 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Empat Delapan.
FanfictionSelamat datang dalam dunia mereka, sembilan belas muda-mudi Bandung yang terikat dalam benang merah persahabatan. Contain harsh words. © liareumdaun, 2019. Find us on LINE! #PATLAPAN Best record : #1 on Millenial 💥