#3

714 69 11
                                    

💮 Togetherness 💮

.
.
.

Setelah lama mencari tempat yang tertulis diponsel milik Gempa yang dikirimkan oleh sang Ayah mereka akhirnya sampai disebuah bangunan bercat putih atau bisa ditafsirkan sebuah ruko tiga tingkat kalau di Malaysia dan Indonesia

"Apa ini tempatnya ?"Ucap Taufan sambil menatap kagum bangunan tersebut

"Entahlah. Tapi lokasinya cocok dengan yang Ayah kirim"Ucap Gempa sambil mengecek kembali pesan yang ada diponselnya

"Kak Gempa lihat. Ada tulisan ditemboknya"Ucap Blaze sambil menunjuk papan nama bertuliskan "Elemental's" di sisi kanan bangunan

"Oke Fix ini tempatnya"Ucap Gempa sambil memasukkan kembali ponsel miliknya

Merekapun segera masuk kedalam ruko tersebut sembari membawa koper mereka masing-masing. Gelap dan berdebu adalah kalimat pertama yang muncul diotak mereka saat pertama kali melihat tempat tersebut. Debu dan sarang laba-laba tersebar dihampir seluruh ruangan, Lantai yang kotor, dinding yang sepertinya harus segera di lapisi oleh semen lagi dan barang-barang seperti sofa dan meja yang sudah usang. Kira-kira sudah berapa lama Ayah mereka tak menempati tempat tersebut, selama itu'kah

"Tempat ini memang cocok kalau dijadikan Kedai" Gumam Solar sambil berjalan menyusuri setiap sudut ruangan dan sesekali mengamati tiap ruangan. Bersama Gempa tentunya

"Kak Ufan ayo lihat keatas !"Seru Blaze sambil berlari menaiki tangga disusul Taufan kemudian Thorn dibelakangnya

"Ku ikuti saja mereka"Gumam Ice yang kemudian berjalan menuju lantai dua sambil sesekali mengamati setiap inci ruangan. Sepertinya kebiasaan desainnya keluar lagi

Saat tiba di lantai dua Ice langsung disajikan dengan pemandangan sebuah ruang besar yang sepertinya dimaksudkan sebagai ruang keluarga saat ia menjelajahi ruangan setelahnya ia mendapati empat kamar yang saling berhadapan. Di masing-masing pintu kamar tersebut terdapat macam-macam corak yang mewakili mereka, contohnya saja dipintu kamar paling ujung berlambangkan butiran salju diujung papan nama kamar. Itu pasti kamarnya. Batinnya sambil beralih ke pintu lain. Ia kembali melihat pintu yang ada di sebelah kirinya, ya karena yang disebelah kamarnya milik kedua orangtuanya. Terlihat disebelah kirinya pintu mahoni dengan papan nama yang berhias ukiran Flora berwarna hijau pudar menandakan bahwa kamar itu Milik Thorn, disebelahnya terdapat pintu dengan papan nama berhias ukiran Cahaya, didepannya terdapat pintu berhias Api dan tentu kamar iti milik Blaze, disusul dengan Pasir milik Gempa, Angin milik Taufan dan terakhir Petir berwarna merah milik Halilintar

Dengan perlahan Ice menyentuh pintu bercorak Petir berwarna merah tersebut, "Kak Hali, Kami rindu padamu. Kak... Kenapa kau pergi secepat itu, kenapa tidak aku saja"Gumam Ice sembari menyandarkan kepalanya pada pintu tersebut

"ICE ! Oh. Disini kau rupanya"Ucap Blaze yang langsung membuat Ice reflek berganti posisi dan memandang Blaze yang tengah terkagum setiap pintu kamar

"Ada apa mencariku Blaze"Ucap Ice sambil menatap Blaze yang tengah memandang pintu kamar miliknya

"Apa ini kamarku !"Serunya sambil menujuk kepintu kamar

Ice hanya bisa menghela nafas menatap kembaran yang jaraknya hampir sama dengannya, sifat kekanakannya masih saja ada walaupun umurnya sudah menginjak 20 tahunan, "Kak Blaze jawab pertanyaanku barusan dong"

"Ah, maaf Ice. Tadi kau bilang apa ?"Ucap Blaze sambil menatap Ice dengan pandangan bingung

Oke boleh'kah Ice menabok pipi sang Kakak yang saat ini memasang wajah yang entah kenapa minta ditabok. Sabar Ice, Sabar. Kamu itu anak yang baik dan tidak sombong. Sabar aja menghadapi Kakak gak warasmu ini. Kira-kira seperti itu kalimat yang sedang diputar otak Ice yang saat ini tengah menahan dirinya untuk tidak menabok Blaze

Summertime Memories [Boboiboy]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang