part 3 - Nomor tak dikenal

16K 850 10
                                    

Panggil saya, Arion

Arion? Cara bicara laki-laki itu ketika memintaku untuk memanggil namanya masih sama seperti dulu, datar tapi membuat sekujur tubuhku membeku. Bagaimana bisa ini terjadi lagi padaku.

Hhfftt

Aku membuang napas lesu dan menidurkan kepalaku di atas meja dengan tangan yang menjadi tumpuannya. Aku mengetukkan beberapa jari diatas meja hingga menimbulkan suara khas dari meja kayu ini.

"Tatapannya berubah." Gumamku.

"Tapi sikap usilnya tidak berubah. Dulu dia selalu tertawa setelah puas mengusiliku tapi sekarang, dia bahkan tidak tersenyum ketika memberiku minum." Aku kembali membuang napas dan duduk dengan tegap.

"Lo kenapa sih?" Anes menatap aneh padaku masih dengan memasukkan makanan ke dalam mulutnya.

Anes adalah sahabatku yang sangat cuek bebek tapi keponya gak ketulungan, aku berdecak karena Anes hanya kepo padaku. kami berteman dari SMA akibat insiden dia yang tak sengaja menumpahkan kuah bakso kebaju seragamku.

On...

"Aku gak mau makan di kantin." Kataku tanpa minat pada laki-laki yang berstatus pacar. Di masa SMA aku selalu memimpikan kisah cinta yang akan membuatku tidak akan pernah bisa melupakannya dan beruntung ketika pertama kali aku masuk SMA yang kudapatkan langsung kakak tinggat.

Namanya Dafa. Kami hanya berbeda satu tahun saat itu, entah bagaimana ceritanya sampai aku menerima Dafa yang menurutku jauh dari kata cowok idaman yang terdaftar di list ku saat itu.

Dia sangat cerewet dan pemaksa, hampir setiap hari kami bertengkar gara-gara hal kecil seperti saat ini ketika aku tidak mau makan dikantin bersamanya.

"Kamu kenapa sih selalu nolak ajakan aku, aku ini lagi baik mau neraktir kamu."

"Aku gak peduli, mau kamu teraktir mau enggak. Kalo aku bilang gak mau ya gak mau!"

"Pokoknya kamu harus ikut aku makan di kantin, gak boleh nolak." Dafa terus menarik tanganku walau aku sudah memukul tangannya beberapa kali.

"Daf, aku gak mau!"

"Kali ini aja, aku malu sama teman-temanku yang selalu bilang punya pacar serasa jomblo. Kita udah pacaran hampir tiga bulan tapi belum pernah sekalipun kamu mau aku ajak makan di kantin."

"Itu semua salah kamu, kamu yang bilang kalau aku ini cuman adik di depan temen-teman kamu. Tapi sekarang kamu malah maksa buat kenalin aku sama mereka."

"Jadi ini masih soal dua bulan lalu, oke aku minta maaf. Waktu itu aku reflek bilang kalau kamu adik aku karena--"

"Karena ada kak Dhea, mantan kamu?" Potongku membuat langkah kami terhenti tepat di depan pintu kanti yang sedang penuh oleh para siswa, melihat Dafa yang hanya menatapku tajam dengan segera aku melepaskan tangannya dan mencoba untuk berbalik keluar dari kantin.

Tapi lagi-lagi Dafa gerak cepat, tangannya menarikku dan aku masih mencoba melepaskan diri. Ditengah tengah ribuan manusia, aku dan Dafa saling tarik-menarik sampai tiba-tiba seseorang menabrakku dari samping dan menumpahkan kuah bakso yang masih panas.

"Auww.. panass "

"Eh, ya ampun. Maaf-maaf gue gak sengaja." Ucap seorang wanita yang menabrakku tadi. Aku ingat dia adalah anak baru dikelasku, kalau tidak salah namanya Anes pindahan dari Bandung.

My Bos is Mr.EX [Tersedia Ebook]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang