Jantung Gue Serasa Copot

67 18 24
                                    


Tak terasa Februari telah berganti menjadi Maret, sehingga para panitia sering pulang terlambat. Mama Karin juga selalu membuat bekal roti choco hazelnut kesukaan Karin. Jadwal rapat dan persiapan divisi sponsor kini menjadi Rabu dan Sabtu, sehingga Karin, Poppy, dan Tari sulit menghabiskan waktu bersama. Karin hanya bisa curhat dan makan bersama dengan Tari, itu pun jika ada waktu kosong.

Maret minggu ke-2 adalah rapat pertama kalinya antara divisi sponsor dan koordinasi lapangan. Banyak wajah yang tak dikenal Karin, hanya segelintir orang yang dia bisa kenal. Tiba-tiba Tari tersentak yang hampir saja mengagetkan teman sebelahnya dan juga Karin, dia langsung menutup mulutnya karena begitu terkejut. Saat itu memang semua anggota bagian divisi koordinasi lapangan baru saja masuk ke ruang rapat. Tak disangka ada hal ganjil yang membuat Tari terperangah.

"Eh lo Tar, bisa diem dikit enggak sih," gerutu Karin langsung berbisik. Pikiran Karin fokus pada papan pengumuman beberapa catatan mengenai lomba besok terpecahkan dengan suara Tari yang cukup mengagetkan.

Tari menepuk bahu Karin dan berbisik, "Lohh itu kan....Rin, itu yang gue maksud kakak kelas yang nolongin gue jatuh di tangga!!" tanpa ragu Tari menunjuk Rangga, yang untung saja Rangga saat itu tak sadar menjadi titik fokus antara Karin dan Tari.

Tatapan Karin langsung ke arah cowok yang ditunjuk Tari "Gile tu cowok, beruntung lo Tar dipijitin sama dia. Masuk buku rekor kenangan lo pasti," Karin menggelengkan kepala karena cowok yang ngebantuin Tari baginya sungguh bagaikan Pangeran nyata baginya dan tentu saja Tari.

Pangeran nyata?!? yap baginya, tak diragukan lagi cowok yang menolong Tari udah tinggi bak pemain basket, cakep, wajah kalemnya menenangkan dunia bisa dibilang kayak Ansel Elgort, senyumnya aduh enggak nahan, dan satu lagi cowok ganteng kan biasanya sombong. Ada orang jatuh paling disukurin. Dia? enggak ragu buat nolongin, dipijitan pula. Cewek beruntung yang bisa dapet dia.

"Beruntung abiss," Tari menelen air liurnya seakan tak percaya bahwa dia bisa bertemu lagi.

Kedua bola matanya tak bisa pergi, dan terus mengikuti langkah cowok itu. Tari mengakui sendiri bahwa dia memang cewek tomboy, tetapi dia masih waras dengan pesona yang dipancarkan Rangga. Bodoh kalo Tari tidak tertegun saat Rangga nolongin Tari waktu itu.

"Ntar lo jangan lupa bilang thanks ke dia Tar." Karin kembali mengingatkan Tari dan mengakhiri lamunannya. Ia kembali fokus ke papan pengumaman dan kemudian mencatat beberapa yang tertinggl. Namun ketika Karin menengok ke arah Tari kembali, dilihatnya mulut Tari tetap menganga sejak tadi.

"Beruntung abis emang gue," Tari tetap saja masih ngelamun. Entah apa yang dipikirkan Tari saat itu. 

"TAAAARRR!!!!!"

Setelah semua anggota divisi sponsor dan koordinasi lapangan masuk, mereka semua mulai memperkenalkan diri masing-masing dari ketua hingga anggota-anggotanya. Divisi yang pertama kali memperkenalkan adalah divisi sponsor, yang saat itu juga waktunya Karin dan Tari.

"Terima kasih, nama saya Karina Salsabila Hutomo kelas X-3 sebagai anggota."Ucap Karin.

Kemudian lanjut Tari "Terima kasih, nama saya Mentari Kusuma kelas X-3 sebagai anggota."

Dan kini kemudian giliran bagian divisi koordinasi lapangan mulai memperkenalkan diri, yang tak disangka Rangga adalah wakil dari bagian divisi itu.

"Terima kasih, nama saya Rangga Suryo Wiguna kelas XI IPS 2 sebagai wakil ketua," ucap Rangga dengan begitu lantang.

1,5 jam kemudian mereka selesai membahas lomba yang akan dilaksanakan SMA BAKTI MULIA. Saat itu Karin dan Tari sedang duduk di pinggir lapangan basket sambil memakan roti choco hazelnut buatan Mama Karin. Tak disangka ada orang yang memanggil Tari dari belakang dan Tari langsung menengok, Karin juga tak menyangka siapa yang memanggil Tari saat itu. Orang itu adalah dewa penyelamat Tari dan menjadi titik fokus Tari dan Karin saat rapat tadi.

Dia Datang,., [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang