"Rel, gue mau berangkat nih. Lo dimana?" Tanya gue pada Darrel di seberang sana.
"Di rumah si Doni"
"Oke, ntar gue tunggu di sirkuit" Gua pun langsung mematikan telepon secara sepihak tanpa menunggu Darrel berkomentar.
Gue pun langsung mengambil kunci motor di atas lemari. Baru aja gue membuka pintu mama datang dan langsung menjewer telinga gue. Gue pun meringis sambil menegangi tangan mama yang menjewer telinga gue dengan kedua tangan.
"Mau kemana kamu hm?" Tanya mama mengintimidasi.
"Ma .... Lepasin dulu telinga Diza ma ... Sakit ma .... Duhh ..." Ucap gue sambil meringis menahan sakit. Jujur saja, meskipun terdengar lebay tapi memang telinga yang dijewer mama itu sakit.
"Diem kamu! Baru pulang udah mau keluar, mau balapan ya kamu!" Omel mama kesal.
"Baru pulang udah dimarahin, ngajak berantem?" Jawab gue kesal.
"Durhaka kamu sama orang tua! Kamu ngajak berantem mama?!" Mama marah.
"Diza gak ngajak berantem mama, itu tu yang ada di iklan-iklan loh ma, masa mama gak tau?" Tanya gue mengalihkan perhatian mama.
"Halah alasan kamu! Pokoknya kamu diem di rumah gak boleh kemana-mana! Awas aja kalo sampe keluar, mama kirim kamu ke pesantren!" Ancam mama sambil melepas tangannya dari telinga gue.
"Yah ma, jangan gitu dong, Diza kan mau maen sama Darrel" Ucap gue dengan wajah memelas. Namun, sepertinya mama tetap gak mau membiarkan gue untuk keluar.
"Mainnya kamu itu ya balapan Za. Mama capek ngasih tau kamu" Ucap mama terlihat kesal banget.
"Kali ini di sirkuit kok ma, gak akan balapan liar lagi. Disana juga kan Diza gak sembarang balapan ma, boleh ya ma?" Tanya gue sambil memelas.
"Gak! Pokoknya kamu di rumah aja, mama gak percaya" Jawab mama sambil berlalu pergi meninggalkan gue dengan hati yang patah. Ehe
Setelah mama pergi, gue pun duduk di sofa. Gue mengeluarkan ponsel kemudian menelepon Darrel.
"Lo udah disana belom?" Tanya gue tanpa basa-basi terlebih dahulu.
"Belom, gue baru mau otw. Si Dimas pengen ikut mana dia minta jemput lagi. Tu anak nyusahin ae"
"Lo duluan aja, ntar gue nyusul secepatnya" Jelas gue.
"Lo mau kabur ya? Woy! Katanya ngajak masa maen kabur gitu ae. Takut lo?" Tanyanya di sebrang sana.
"Masa seorang Diza kabur dari balapan. Gue ketauan nyokap pas mau kabur tadi" Jawab gue.
"Bwahahaha mampus lo"
"Ketawa aja lo! Dah lah" Gue pun mematikan sambungan dan bersiap berjalan keluar rumah sambil memakai jaket.
Mumpung mama lagi gak liat gue, kabur dah. Pikir gue
Gue pun langsung mengambil motor dari garasi, gue sengaja gak nyalain motor, pasti mama bakal tau kalau gue bakal balapan. Gue pun mendorong motornya sampai ke depan gerbang, agak jauh. Setelah dirasa cukup jauh, gue pun mulai menyalakan motor dan menjalankannya menuju sirkuit tempat gue balapan.
°°°°
Setelah sampai di lokasi, gue langsung mencari 4D yang lain. Gue pun mengecek ponsel, barangkali Darrel mengirim gue pesan yang belum gue baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyangkal Rasa
Teen FictionDiza Arrayan Mahendra, cowok tampan dengan sikapnya yang dapat memikat banyak perempuan di sekolah maupun di luar. Dengan sikapnya yang mudah berbaur dan humoris ia lebih banyak memiliki teman dibandingkan dengan beberapa sahabatnya yang lain. "Cewe...