🥀 Bab 8 🥀

20 6 0
                                    

Karena bosan, gue putuskan untuk membuka sosmed karena selama disini gue hanya sesekali membuka chat kemudian mematikan ponsel kembali.

Kangen gue tuh kangen anjir, terus gue harus gimana?

Setelah lama berpikir, gue pun akhirnya membuka roomchat gue. Dan mulai mencari kontak. Setelah menemukan gue pun langsung mengirim pesan dan kemudian mematikan kembali ponsel gue.

°°°°

Setelah mandi, gue pun mengusap rambut gue yang basah dengan handuk di depan kaca.

"Cewek kan suka cowok yang humoris juga romantis apalagi kalo tampan dan berbakat kek gue, ah pasti mereka suka dah deket ama cogan sejenis gue. Apalagi si Jijah, pasti suka tu dia" Monolog gue sembari melihat wajah gue yang terpampang di depan cermin “Apalagi dia udah tau kalo gue suka sama dia” gue pun terkekeh.

Setelah selesai gue pun mengambil ponsel gue dan membuka roomchat gue bersama Azizah ternyata ada beberapa pesan yang belum sempat gue balas.

Azizah

Knp gtu Za?
09.12

Aku gk marah ke kmu
09.12
Kok kmu bilang gitu?
09.13

Nggk kok
12.02
Pentas jdinya hari apa?
12.02

Katany sih fix ny hari Rabu
12.04

Oh ok, makasi
12.04

Gue pun menyimpan kembali ponsel gue, dan mulai merebahkan diri di atas kasur sembari menutup mata. Gue mengingat kembali kejadian beberapa hari lalu.

Kok si zizah gak bilang suka juga ya sama gue? Kan biasanya cewek-cewek gitu. Apa iya dia gak baper sama gue? Ya kali, masa gue doang yang baper sama dia. Perasaan gue perhatian sama dia, gue juga baik sama dia, ditambah gue ganteng dan berbakat masa iya dia gak suka.

Diza bisa baper? Ya bisa lah. Diza juga manusia punya rasa punya hati~

Coy dia kalo main atau berantem sama anak cowok juga pasti banyakan sama gue! Terus kalo dia perhatian kek gitu maksudnya apaan? Wajar gue baper anjir satu tahun lebih kek gitu. Syalan emang. Rutuk gue dalam hati.


#Flashback

"Tadi eskrimnya berapa?" Tanyanya mencoba menghilangkan canggung.

"Gak usah. Aku aja yang traktir" Gue tersenyum.

"Tapi kan tadi aku yang mau traktir"

"Gapapa"

"Lain kali aja kamu yang traktir." Dia mengerutkan keningnya heran.

"Kenapa senyum?" Tanyanya dan melanjutkan perkataannya "Maksud kamu berarti lain kali kita jalan lagi?"

°°°°

“Ya kalo kamu mau jalan lagi ya kuy ae” Ucap gue sambil memakan es krim yang ada di hadapan gue.

“O-oh” Balasnya.

Setelah itu hening, tidak ada pembicaraan apapun lagi. Gue pun merasa canggung dan mencoba mencari topik pembicaraan. Namun sialnya, gue sama sekali gak tahu harus berbicara apa.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Menyangkal RasaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang