WARNING!!! Typo bertebaran
#Diza POV
Hari ini adalah hari dimana tahun ajaran yang baru dimulai. Para siswa mulai kembali memasuki area asrama bersama dengan orang tua mereka. Mungkin diantara mereka ada yang bersemangat untuk kembali ke asrama, ada juga yang sangat malas karena mereka tidak akan bisa seenaknya keluar masuk asrama seperti gue.
'Sampe juga, tapi males sih gue kaga bisa kabur balapan seenaknya. Huh apa daya' Ucap gue dalam hati.
Gue pun membuka pintu mobil dan mengambil ransel yang gue simpan di bagasi mobil. Saat gue mengambil ransel, gue sadar bahwa beberapa orang menatap kearah gue. Gue pun hanya mengangkat bahu dan tidak terlalu memikirkannya.
"Diza? Mama antar kamu ke dalam ya?" Tanya mama yang sudah berada di samping gue.
"Terserah mama deh, Diza tolak juga mama tetep maksa." Balas gue malas.
"Anak baik" Mama mengusap kepala gue seperti anak kecil dan gue pun hanya bisa memberikan ekspresi wajah kesal.
Gue pun mulai melangkahkan kaki masuk ke area asrama diikuti mama di samping gue "Kamu tu ya, kalo mau balik ke asrama pake baju yang sopan napa Za".
"Ini Diza kan sopan ma, gak sopan itu kalo gak pake baju" Jawab gue.
"Sopan dari mananya Za? Mama baru nyadar celana kamu itu kayak abis di Rajia tau, udah robek masih aja dipake. Kayak Mama tu gak pernah beliin kamu celana lain gitu Za, padahal kan gak gitu." Mama mulai mengomel, gue pun menghela nafas.
"Ma, ini tuh udah modelnya gini, lagian masa Diza harus pake sarung? Orang temen-temen Diza juga suka pake baju kek gini ma." Kesal gue.
Mama menghela nafas kemudian mencubit lenganku. Gue pun langsung mengusap lengan gue yang dicubit oleh mama.
Gue melanjutkan langkah kaki gue menuju kamar gue sendiri karena mama katanya akan berbicara dengan guru pengawas, mungkin bertanya apakah gue selalu melanggar peraturan atau kabur dari asrama? Entahlah gue gak peduli.
#Diza POV end
°°°°
#Azizah POV
"Kuy ke kantin, mumpung belum Dzuhur biar bisa makan dulu" Ucap seseorang.
"Ya udah kuy lah" Jawabku.
Kami berdua pun mulai berjalan keluar kelas menuju kantin untuk membeli beberapa camilan pengganjal perut.
Setiba di kantin aku melihat beberapa gadis sedang berkumpul di satu meja kantin sambil tertawa, entah apa yang mereka bicarakan itu. Aku pun mengajak Yasmin yang sedari tadi matanya mengelilingi jajaran penjual makanan yang ada di kantin untuk mendekat ke arah kumpulan para cewek itu.
"Oh jadi kalian disini, pantesan kelas sepi kirain dah ke masjid duluan. Eh ternyata" Ucapku mengagetkan mereka dan mereka mulai mengalihkan pandangannya padaku.
"Hehe, iya mianhe" Balas Febri sambil menunjukkan senyum kuda nya ups.
Aku hanya memutarkan mataku kesal karena ditinggal sama doi pas lagi sayang-sayangnya eh ditinggal ke kantin maksudnya. Lalu aku memutuskan untuk pergi ke stan makanan dan membeli beberapa yang bisa mengganjal perut ku untuk sementara. Setelah itu aku pun kembali lagi ke meja dimana teman-temanku berkumpul.
"Zah, kamu mau beli apaan?" Tanya Nadya padaku.
"Roti sobek" Balasku.
"Anjir! Apa maksud tuh?" Tanya Sinta sembari menggebrak meja, tidak terlalu keras memang namun, bisa membuat kami kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
Menyangkal Rasa
Teen FictionDiza Arrayan Mahendra, cowok tampan dengan sikapnya yang dapat memikat banyak perempuan di sekolah maupun di luar. Dengan sikapnya yang mudah berbaur dan humoris ia lebih banyak memiliki teman dibandingkan dengan beberapa sahabatnya yang lain. "Cewe...