Di tengah alunan musik yang berdentum dengan keras itu , seorang pemuda dan beberapa orang yang terlihat mengerumuninya menjadi pusat perhatian .
"Aku tak mengambilnya !" Teriak pemuda yang terpojok itu .
"Tikus jalanan sepertimu mana mungkin mau mengakuinya ? Pecundang !" Teriak salah satu dari laki2 yang mengerumuninya . Tunggu , jika di hitung terdapat 4 lelaki dengan tubuh yang kekar .
"Untuk apa aku mengambilnya ? Sedangkan aku tidak memakai obat2an itu !" Si pemuda masih terdengar kukuh dengan pendiriannya . Dan keributan mereka mulai mengalihkan fokus semua orang yang berada di club .
"Kau tak memakainya , tapi kau bisa menjualnya . Aku tau kau sedang butuh uang untuk menyumpal perutmu itu kan ?"
Dari kejauhan , pemuda yang menggunakan hoodie itu terlihat mengepalkan tangannya dengan kuat . Dan selanjutnya..
BUGH ! BUGH ! BUGH !!
"Sudah ku bilang aku tak mengambilnya Bangsat !"
Suasana berubah riuh , semua yang berada di sana berhamburan menjauh . Para wanita juga berteriak ketakutan .
Tak berhenti di sana , pemuda itu juga merasakan pukulan yang sama di perutnya tepat setelah ia melayangkan tiga bogem mentah pada para lawannya . Pemuda itu tersungkur , namun hanya sekejap dan ia mampu bangkit lagi dan kembali melawan para curut di depannya .
Di seberang meja tak jauh dari tempat mereka , seorang pria berdasi bermaksud melangkahkan kakinya menuju tempat keributan , namun pergelangan tangan pria berdasi itu di cekal oleh seorang pemuda yang tatapan matanya sangat dingin .
"Biarkan saja . Aku ingin melihat dia lebih jauh ." Ucapnya datar .Pria berdasi itu membeku di tempatnya berdiri . Ia mengurungkan niatnya untuk menghampiri pemuda yang tengah di keroyok itu , mengangguk patuh pada sang tuan dan tetap berdiri di tempat yang sama .
Pemuda itu terlihat gesit kala berkelahi menghadapi para lawannya . Mengelak kekanan , kekiri dan selanjutnya balas memberikan beberapa bogem mentah pada para lawannya .
Hingga akhirnya si 'tuan' berwajah dingin itu melihat sesuatu yang mengkilat dari salah satu lawan pemuda yang tengah bertarung itu . Tunggu itu pisau kan ?
Pemuda berwajah dingin itu lantas mengalihkan fokusnya seketika pada pemuda yang masih gesit bertarung di tengah ruangan . Pemuda itu sepertinya tidak tau jika sebuah pisau tajam siap di hujamkan padanya kapan saja . Dan..
DORRR !!!
Suasana hening beberapa detik sebelum semua orang semakin berhamburan kala mendengar bunyi tembakan menggema di dalam ruangan .
Pemuda yang tengah berkelahi itu lantas menoleh , dan ia mendapati presensi pemuda lain dengan wajah datar tengah menodongkan pistol pada salah satu lawannya yang kini telah jatuh dengan darah yang mengalir dari punggungnya .
Pemuda itu ternganga . Sedang para lawannya yang mengetahui siapa penyebab bunyi tembakan itu segera meringkuk ketakutan . Mengehentikan keributan mereka seketika dan terduduk bersimpuh .
Pemuda berwajah dingin itu segera memasukkan pistol mininya ke dalam sarungnya kembali . Ia melangkah pelan mendekati pemuda yang ia perhatikan sedari tadi . Wajah pemuda itu kini penuh luka lebam . Segaris darah segar terlihat keluar dari salah satu sudut bibirnya .
"Apa yang kalian lakukan ? Apa kalian tidak tahu jika Tuan kalian ada di sini ? Mengapa kalian berbuat keributan ?" Ucap sang pria berdasi .
"Ampun.. ampun tuan . Kami sama sekali tidak mengetahui jika Tuan berada di sini . Ampuni kami tuan.."
KAMU SEDANG MEMBACA
LOSER || Lizkook [ END ] ✓
Fanfiction[ BELUM DI REVISI ] [ Rate : Mature ] Jeon Jungkook , seorang pemuda yang hidup sebatang kara . Berandalan jalanan yang di pungut oleh keluarga Choi untuk menjadi bodyguard putri keluarga Choi dengan jaminan hidup layak dan gaji besar . Tapi apa jad...