👠 PROLOG 👠

23.4K 1.5K 197
                                    

Di tengah alunan musik yang berdentum dengan keras itu , seorang pemuda dan beberapa orang yang terlihat mengerumuninya menjadi pusat perhatian .

"Aku tak mengambilnya !" Teriak pemuda yang terpojok itu .

"Tikus jalanan sepertimu mana mungkin mau mengakuinya ? Pecundang !" Teriak salah satu dari laki2 yang mengerumuninya . Tunggu , jika di hitung terdapat 4 lelaki dengan tubuh yang kekar .

"Untuk apa aku mengambilnya ? Sedangkan aku tidak memakai obat2an itu !" Si pemuda masih terdengar kukuh dengan pendiriannya . Dan keributan mereka mulai mengalihkan fokus semua orang yang berada di club .

"Kau tak memakainya , tapi kau bisa menjualnya . Aku tau kau sedang butuh uang untuk menyumpal perutmu itu kan ?"

Dari kejauhan , pemuda yang menggunakan hoodie itu terlihat mengepalkan tangannya dengan kuat . Dan selanjutnya..

BUGH ! BUGH ! BUGH !!

"Sudah ku bilang aku tak mengambilnya Bangsat !"

Suasana berubah riuh , semua yang berada di sana berhamburan menjauh . Para wanita juga berteriak ketakutan .

Tak berhenti di sana , pemuda itu juga merasakan pukulan yang sama di perutnya tepat setelah ia melayangkan tiga bogem mentah pada para lawannya . Pemuda itu tersungkur , namun hanya sekejap dan ia mampu bangkit lagi dan kembali melawan para curut di depannya .

Di seberang meja tak jauh dari tempat mereka , seorang pria berdasi bermaksud melangkahkan kakinya menuju tempat keributan , namun pergelangan tangan pria berdasi itu di cekal oleh seorang pemuda yang tatapan matanya sangat dingin .
"Biarkan saja . Aku ingin melihat dia lebih jauh ." Ucapnya datar .

Pria berdasi itu membeku di tempatnya berdiri . Ia mengurungkan niatnya untuk menghampiri pemuda yang tengah di keroyok itu , mengangguk patuh pada sang tuan dan tetap berdiri di tempat yang sama .

Pemuda itu terlihat gesit kala berkelahi menghadapi para lawannya . Mengelak kekanan , kekiri dan selanjutnya balas memberikan beberapa bogem mentah pada para lawannya .

Hingga akhirnya si 'tuan' berwajah dingin itu melihat sesuatu yang mengkilat dari salah satu lawan pemuda yang tengah bertarung itu . Tunggu itu pisau kan ?

Pemuda berwajah dingin itu lantas mengalihkan fokusnya seketika pada pemuda yang masih gesit bertarung di tengah ruangan . Pemuda itu sepertinya tidak tau jika sebuah pisau tajam siap di hujamkan padanya kapan saja . Dan..

DORRR !!!

Suasana hening beberapa detik sebelum semua orang semakin berhamburan kala mendengar bunyi tembakan menggema di dalam ruangan .

Pemuda yang tengah berkelahi itu lantas menoleh , dan ia mendapati presensi pemuda lain dengan wajah datar tengah menodongkan pistol pada salah satu lawannya yang kini telah jatuh dengan darah yang mengalir dari punggungnya .

Pemuda itu ternganga . Sedang para lawannya yang mengetahui siapa penyebab bunyi tembakan itu segera meringkuk ketakutan . Mengehentikan keributan mereka seketika dan terduduk bersimpuh .

Pemuda berwajah dingin itu segera memasukkan pistol mininya ke dalam sarungnya kembali . Ia melangkah pelan mendekati pemuda yang ia perhatikan sedari tadi . Wajah pemuda itu kini penuh luka lebam . Segaris darah segar terlihat keluar dari salah satu sudut bibirnya .

"Apa yang kalian lakukan ? Apa kalian tidak tahu jika Tuan kalian ada di sini ? Mengapa kalian berbuat keributan ?" Ucap sang pria berdasi .

"Ampun.. ampun tuan . Kami sama sekali tidak mengetahui jika Tuan berada di sini . Ampuni kami tuan.."

LOSER || Lizkook [ END ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang