11

267 28 5
                                    

Sekarang sudah menunjukkan pukul setengah satu malam, tetapi aku masih belum bisa tertidur.

Padahal aku sudah berusaha tidur dari 1 jam yang lalu, tetapi tetap saja aku tidak bisa tidur.

Aku juga masih mendengar suara jemari menekan keyboard yang artinya Hyun Jo juga masih belum tidur.

"Hei, Apa pekerjaanmu belum selesai?"
Akhirnya aku memberanikan diri untuk memulai pembicaraan setelah 1 jam hanya menutup mata tetapi tidak tertidur

"Oh? Kau belum tidur? Kupikir kau sudah tidur"

"Ya, begitulah..."

"Pekerjaanku masih banyak, jika tidak kuselesaikan sekarang mungkin besok aku akan lembur dan tidak pulang.
Daniel akan sedih jika itu terjadi...
Sebaiknya kau tidur duluan"

"Mau kubantu?"
Tanyaku dengan senyuman manis yang kutujukan ke arahnya.

"Apa maksudmu?"
Hyun Jo terlihat bingung bahkan sampai mengerutkan keningnya

"Kupikir kau tau tentangku..."
Ucapku lalu turun dari ranjang dan berjalan mendekati Hyun Jo.

"Hm?"
Dia masih kebingungan dengan kata-kata ku.

"Hah, sudah lupa??... Apa yang kau tawarkan pertama kali saat mengajakku kemari??"

"Em... Bekerja di perusahaanku?"

"Kau pikir aku hanya bisa melamar pekerjaan tanpa bakat?
Sebenarnya, aku termasuk murid pintar... hanya saja aku berhenti kuliah karena tidak bisa membiayainya terus menerus setelah beasiswa ku habis"

"Oh? Jadi kau bisa apa?"

"Mau kubantu untuk mengecek ulang presentasi mu?"

"Boleh?"

"Tentu saja~"

--------------------------------

"Huah..... Akhirnya selesai juga~"
Ucapku puas

"Iya, terimakasih telah membantuku"

"Sama-sama... Jadi?"

"Hm?"
Aku melihat raut bingung diwajahnya

"Y-yah... I-itu...."

"Mau ke perusahaanku besok? Aku tau posisi apa yang cocok untukmu"

"Iya!"
Aku berusaha tersenyum setulus mungkin, aku benar-benar senang....

---------------------

"Ibu sedang cuti kan?"
Tanyaku pada Ibuku yang sedang membaca koran

"Iya, memang kenapa?"

"Bisa tolong jaga Daniel tidak?"

"Yah... Bisa sih.... Memangnya kau mau kemana?"
Aku merasa percaya jika menitipkan Daniel ke ibu atau mama Hyeri tetapi mama Hyeri sedang pergi arisan dengan temannya hari ini, jadi... Aku menitipkannya ke ibuku.

Meski dulu ibu sangat membenci Daniel tapi aku tau sekarang dia sangat menyayanginya seperti cucunya sendiri.

"Aku akan pergi ke perusahaan Hyun Jo"

"Oh... Baiklah... Aku akan menjaganya untukmu"

"Terimakasih, Ibu...
Sepertinya dia masih tidur, saat dia bangun tolong jelaskan padanya bahwa aku pergi dengan ayahnya untuk mengurus beberapa pekerjaan"
Ucapku lalu memeluk Ibuku

"Sama-sama.... baiklah, akan kusampaikan padanya jika dia sudah bangun"

"Sohyun! Ayo berangkat, Nanti telat"
Ucap Hyun Jo dari ambang pintu

"Ah, iya!"

"Ibu, aku pergi dulu..."
Pamitku pada ibu

"Hati-hati, sayang..."
Ucap Ibuku

"Iya.."

-----------------------

Sekarang aku sedang berada di mobil Hyun Jo, di sepanjang perjalanan tidak ada yang mau memulai pembicaraan terlebih dahulu, jadi... Sangat sepi.

Aku sering menangkap dia melihatku diam-diam, apa ada masalah?

"Em... Itu... Kau mau berbicara sesuatu denganku?"
Aku memulai pembicaraan karena aku sangat penasaran, sepertinya dia ingin berbicara sesuatu tetapi tidak tau harus berkata apa.

"Yah... Itu.. aku akan datang ke meeting penting, Dan aku ingin mengajakmu... Jadi.. mau mampir untuk belanja dulu?"
Tanyanya padaku sambil mengerutkan keningnya

"Hm? Maksudmu, belanja baju?
Untuk dipakai di meeting itu ya?
Yah.. terserahmu sih"

"Oke, kalau begitu kita mampir kesini"

Mobil Hyun Jo berhenti di sebuah butik yang khusus menjual pakaian wanita.

"Disini?"
Tanyaku sambil menoleh kearah Hyun Jo sejenak lalu menatap butik itu lagi.

"Iya, masuklah.... Aku tunggu disini"

-----------------------

"Lama...."
Ucap Hyun Jo

"Ayo, So.... Hyun..."
Aku melihat dia menatapku kaget, apa ada yang salah?

"Aku melihat dia menatapku kaget, apa ada yang salah?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Em... Apa penampilanku aneh?"

"Y-yah... Ng-nggak sih... Ca-cantik kok..."
Ucap Hyun Jo gugup tapi kata terakhir yang dia ucapkan sungguh membuatku kaget.

"E-eh? Ca-cantik? Ma-makasih"
Aku merasakan wajahku memanas, aku tau sekarang pipiku sudah sangat merona.

"Kau demam? Wajahmu merah tuh"
Ucapnya sambil memegang keningku

"Hm! Kau juga tau~ Lihat itu~"
Balasku padanya karena aku kesal, aku tau dia meledekku dengan mengatakan apa aku demam.

"A-apa? Benarkah?"
Padahal dia tidak merona, tapi dia mulai panik.

"Hahhahahaha... Lucu sekali!"

"Hmm? Kau bohong ya, wanita cantik?"
Ucapnya yang membuat wajahku semakin merona

"Kau curang karena mengalahkan ku dengan pujian!"

"Kalah? Sejak kapan ini menjadi kompetisi? Lagipula kau memang cantik, itu kenyataan bukan pujian"

"Yah... Kupikir.. kau juga sangat tampan"

"E-eh? A-apa aku salah dengar, ya?"
Aku melihat semburat merah diwajahnya semakin jelas.

"Apa? Yang mana? Aku tidak mengucapkan apapun"

Aku berpura-pura tidak tau saja... Hehehe...

------------------------------------------------------

Love you, Guys~

Jangan lupa vote dan komen, Author sangat berharap mendapatkannya~

Good Night and Have a nice dream, Readers~~

My FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang