Part 1

63 7 2
                                    

"Tamu di siang yang mendung"

"Utamakan like sebelum membaca dan komen setelah membaca"

Cekidot...

      Hari ini aku ditugaskan mama untuk masak makan siang dirumah. Ya.. semenjak umurku tujuh belas tahun, aku sering mendapat pencerahan dari sang mama.

      Seperti hari ini aku ditugaskan untuk menggantikan beliau untuk masak, kata mama aku ini sudah dewasa, sudah tujuh belas tahun dan sudah waktunya belajar ini itu biar nanti kalau sudah jadi istri orang udah bisa semuanya, apa lagi aku ini anak tertua dan harus jadi contoh yang baik untuk adik-adiku.

      Sebenarnya aku malas sekali, karena menurutku wanita kalau sudah menikah pasti bisalah masak.

      Karena dengan terpaksa kita jadi biasa sehingga kita bisa. Dasar si mama aja yang berlebihan, tapi dari pada kena ceramah panjang kali lebar yang membuatk moodku terbang menguap dan mumpung libur dan aku akan lakukan keinginan mama belajar masak didapur tempat tefavorit para ibu-ibu.

***

      Bughh... bughh... bughh... aww "mbak cepetin lama banget sii masaknya, aku udah laper tau."

     Seketika aku merasakan ada buah yang penyok mengenai kepalaku, dan pelakunya siapa lagi kalau bukan si adik kurang ajar yang telah melempar tomat ke kepalaku.

      "Eh Rasya kamu yang sopan dong sama mbak, dimasakin juga" kataku sambil berkacak pinggang dan melototkan mata kearahnya berharap ia takut kepadaku, namun cara itu ternyata tidak mempan, yang namanya anak kurang ajar ya tetap kurang ajar.

      "Mbak sii, masak lama banget, enak enggak lama iya, lagian itu ngapain masak sambil konser, kapan udahannya coba, perut aku udah mau putus nih". Keluhnya dengan wajah yang ingin ditamplok terasi.

      "Oh.. nggak enak ya? Yaudah kamu nggak usah makan masakan mbak ya, beli aja sana" sarkasku dengan kekesalan yang sudah naik ke ubun-ubun.

      "yaudah siapa juga mau makan, yang ada entar aku sakit perut. Dasar kakak bawel, jelek, lelet". Dia mengataiku sambil berlari ngacir mengindar dariku yang sudah bersiap-siap mengangkat sapu untuk memukulnya.

***

      Setelah aku menyekesaikan masakanku, aku menggeliat merentangkan tangan sambil rebahan.

      Alhamdulillah akhirnya bisa istirahat, karena mama dan papa sedang pergi dengan membawa Nabila adik bungsuku, tinggallah aku berdua besama si kampret Rasya yang entah lagi nonton tv atau lagi main ml, karena cuma itu yang bisa dilakukan itu anak, dan aku malas ngasih dia makan jadilah aku bersantai ria.

        Ting tong....

       "Assalamualaikum" baru sejenak aku istirahat ada tamu yang datang.

      "Syaa siapa?"

      "Nggak tau!!"

      "Bukain dong Sya!" Teriakku dari kamar kepadanya.

      "Aduh mbak aja deh, lagi asyik ini" kebiasan tuh anak, setiap disuruh nggak pernah mau, tau gini aku buang aja dia pas kecil diam-diam dari mana. Oke, akan aku ganti aja pasword wifi biar tau rasa.

Pertemuan KeduaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang