BLOOD

2.2K 76 7
                                    

Saat ini warrior sedang duduk dikantin belakang sekolah, mereka mempunyai markas sendiri.

Terlihat ojik sedang memanjat pagar, dan melompat kewarung yang tepat disebelah sekolahnya tersebut. Biasanya mereka langsung bolos ke warung bude, dan kembali saat bel masuk berbunyi.

"BUDE YANG CANTIK BAHENOL MEMPESONA! PESEN NASI BUNGKUS 6!" teriak ojik nyaring, sehingga bude kerap menutup telinganya.

"Ya allah jik sabar, bude cuman punya dua tangan." balas bude tak kalah nyaring.

"Hha iya bude."

"jik nasi 3 bungkus!" teriak nyong yang diacungi jempol oleh ojik.

"NASINYA TAMBAH LAGI 3 BUDE, BIASA NYONG BANYAK MAUNYA!" ucap ojik keras seperti toa masjid.
"Nih duitnya bude, kalau selesai tinggal anatar ke pagar. Kayak biasanya." lanjut oji sambil menaruh duit tersebut diatas meja.

"Ahhsiapp!" balas bude tak kalah gaulnya dengan anak jaman sekarang.

"Astagfirullah bude, ingat umur bude bentar lagi kan--"

"hehh kamu sembarangan aja jik, kayak gak sekolah aja!" dengus buda membuat ojik terkekeh.

"Kan saya emang gak sekolah bude, bolos." jawab ojik tak mau kalah.
"Udah dulu ya bude entar kena marah ketua, ojik pamit." lanjut ojik.

Setelah berpamitan dengan bude ojik pun segera berlari, bak ninja. Dia memanjat pagar dan melompat dengan cepat, ojik duduk disamping kanan arga yang sedang dipijit oleh nyong. Lalu disebelah kiri Arga terlihat jordan dan bayu yang sedang mengisap rokok dengn nikmatnya.

"Mau?" tawar jordan saat ojik menatapnya.

"Sorry gue gak suka," balas ojik, menolak halus jordan.

"Kevinn!" panggil arga.

"Kenapa bos?" tanya kevin cepat.

Arga menunjuk bude yang sedang berdiri di seberang jalan, kevin mangut-mangut ngerti, dia langsung saja menghampiri bude dan mengambil nasi bungkus tersebut. Lalu memberikannya ke arga.

"Nih bos." ucap kevin, memberikan kantong kresek putih yang berisi nasi bungkus.

"jik!" panggil arga lagi, ojik menoleh.

"Nih nasi bungkusnya, lo bagiin tuh. Gue gak tau itu punya siapa." perintah arga yang langsung diangguki ojik.

"Itukan pake duit lo ga?" tanya ojik heran, mendengar ucapan arga.

"Lo bagiin aja." balas arga santai, menurutnya itulah solidaritas rela berbagi tanpa perhitungan.

Ojik lantas membagikan nasi bungkus tersebut, mereka semua makan dengan lahap. Tak terkecuali bayu, dia malah asik dengan gamenya tanpa perduli dengan keadaan sekitar.

setelah selesai makan, mereka mengobrol dan berbincang-bincang seperti biasanya, Ada nyong yang sedang saling ejek dengan ojik, brams yang sedang merokok, dan ada banyak lagi.

Radit yang selaku pengurus keamanan mengamati markas warrior dari jauh, terlihat anggota blood menghampiri warung bude.

Radit langsung bergegas menghampiri arga yang sedang santai, sambil menaikkan kakinya ke atas meja dan melipat tangannya dibelakang kepalanya sebagai bantal.
"Gaaa." panggil radit dengan nada tenang.

"Apa yang lo lihat?" tanya arga sambil menepuk-nepuk bangku kosong yang ada disamping tersebut, radit menggangguk dan duduk sambil menceritakan apa yang ia lihat.

Arga bangkit dari tempat duduknya, seluruh anggota warrior mengernyitkan dahinya pelan.

"Eh ga mau kemana lo?" tanya ojik penasaran.

ARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang