Baikan?

2.5K 95 23
                                    

Arga merentangkan kedua tangannya dihadapan risa, berharap risa berhenti dan sejenak berbincang-bincang dengannya.

Risa mendongakkan kepalanya, menatap arga. Lelaki ini masih saja gencar mencarinya, memang lelaki berengsek.

Melihat tidak ada reaksi dari risa, arga memutuskan untuk mengalah. Lalu bersuara memecahkan keheningan yang terjadi "Saa."

Risa menaikkan alisnya sebelah, seolah-olah berkata "Apa?"

Arga menegukkan salivanya, melihat risa yang sangat dingin dan seperti tidak mau disentuh sama sekali, padahal mereka kemarin baik-baik saja.
"Lo marah?"

Risa mengernyitkan dahinya mendengar kata marah dari arga, lalu ia hanya menggeleng sebagai jawaban. Ia malas jik harus berdebat dengan arga, membuang-buang waktunya saja.

Arga menatap risa tajam "Jujur.."

Risa hanya berdeham sebagai jawaban membuat arga berdecak prustasi.

Arga mengacak-ngacak rambutnya kesal. "Ngomong napa, berasa ngomong sama orang bisu gue sa."

Risa memutarkan bola matanya jengah melihat sikap playboy arga. "Udah ngomongnya? gue mau masuk ke kelas, bye."

Arga menahan tangan risa "Lo kenapa sih?! pleasee kalo gue ada salah ngomong dong, bukannya diem aja. Kasih tau gue, biar gue bisa tau!"

Risa menoleh, lalu menepis tangan arga kasar dan berjalan cepat meninggalkan arga.

"Jangan kayak anak kecil sa!" teriak arga keras pada risa yang sudah berjalan jauh.

Ia bingung dengan sikap risa yng sekarang, jika ia salah seharusnya diberitahu biar dia bisa memperbaikinya. Bukannya diam, dikira gue dukun apa disuruh tebak atau indihome gitu, pikir arga.

Risa menutup pendengarannya dan berjalan cepat mengabaikan panggilan dari arga.

***

Bel istirahat berbunyi, risa buru-buru keluar meninggalkan sahabatnya yang tengah berteriak memanggil namanya, untuk saat ini dia butuh waktu sendiri.

Risa memasuki perpustakaan yang ada di sekolahnya, dia bukannya mau belajar tetapi mau menumpang tidur sebentar. Mengingat perpustakaan ada ac dan wifinya jadi ia berniat untuk memanfaatkannya, daripada mubazir?

Risa duduk di meja pojokan, yang jauh dari himbauan guru dan tentunya cctv di perpustakaan tidak bisa menjangkaunya, miftah memejamkan matanya hingga ia tidak sadar, dia terlelap dalan tidurnya. Ada yang sama kayak risa?

***

Setelah bel istirahat berbunyi, arga dengan cepat berlari menuju kelas risa yang letaknya tidak jauh dari kelasnya.

Arga menatap seluruh isi kelas, namun nihil. Orang yang dia cari tidak ada, lalu ia melihat sahabat risa lantas langsung saja menghampirinya.

"Woi nda!" panggil arga.

Amanda menoleh, diikuti lalak, mira dan ica. "Apaansih? baru dateng udah teriak aja, lo kira ini sekolah milik nenek lo?!"

Mira menepuk jidatnya mendengar ucapan dari amanda. "Ini kan emang sekolah, milik nenek arga? gimana sih lo!"

Arga yang buru-buru pun tidak menghiraukan perdebatan mereka. "Risa dimana?"

Semua menoleh pada angkasa, lalu menggelengkan kepalanya pertanda tidak tahu. Yang dibalas helaan napas kasar dari cowok tersebut.

Angkasa menoleh ke arah seisi kelas "Awas aja kalau gue tahu lo semua bohongin gue, bakal gue keluarin dari sekolah ini!"

Setelah mengatakan kalimat tersebut arga pergi dan berlari mencari keberadaan risa.

ARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang