NYUSAHIN

1.7K 72 6
                                    

Arga melajukan motornya dengan kecepatan sedang, tiba-tiba dari arah trotoar seorang gadis menghalangi jalannya sambil merentangkan tangannya.

Arga mengerem mendadak Citt!

"Stopp!" teriak gadis tersebut keras.

Arga menggeram kesal dan membuka helmnya pelan melihat gadis tersebut.
"Lo apa-apaansih?!"

"Ya gak kenapa-napa," balas gadis tersebut enteng.

"Ris misi gak?!" tanya arga dingin, Ya gadis tersebut yang tak lain adalah risa.

Risa menggelengkan kepalanya mantap.
"Enggak!"

"Misi!"

"Enggak!"

Arga turun dari motor, ia mendekati risa.
"Mau lo apa sih?" Tanya arga datar melihat tingkah kekanak-kanakan risa.

"Mau gue ya?" tanya risa sambil menaik-naikkan alisnya.

Arga menatap risa jengah dan berdecak dan hendak mendorong risa.

"E-ehh iya iya sabar! gue mau lo anterin gue kerumah ya? pleasee?" pinta risa sambil menunjukkan Pupy-eyesnya.

"Enggak!" tolak arga keras.

Risa maju, dia berlari secepat mungkin dan langsung duduk saja di motor arga. Tanpa seizinnya.

"Lo turun gak?" tanya arga, dingin dan menusuk.

Risa terdiam sambil menggelengkan kepalanya pelan, lucu? tentu saja, tapi bagi arga hal itu justru menjengkelkan.

Arga menghela napas kasar, percuma saja berdebat dengan risa. Jadi dia lebih memilih mengantar perempuan bawel tersebut.

***

Arga melajukan motornya dengan kecepatan penuh, membuat risa takut bukan main.

"Gaa!" Risa berteriak sangat keras, namun arga hanya mengacuhkannya saja.

"Ihh! argaaaaaa!" teriak risa lagi dengan keras.

"Hmm." balas arga cuek.

Risa menatap arga kesal, lantas ia menabok-nabok kuat punggung arga membuat cowok tersebut meringis sedikit.

"Rasain tuh!" kata risa puas.

"Lo bisa diem gak?" tanya arga datar.

"Enggak," ucap risa jujur.

Arga menghela napas kasar, lalu diam dan mengabaikan risa.

"Woi!" ucap arga keras.

"Paan oi?" tanya risa sambil membenarkan rambutnya yang terlihat berantakan.

"Rumah lo dimana?" tanya arga.

"Lurus belok kiri, abis tuh belok kanan." ujar risa, Arga mengangukkan kepalanya.

Tak butuh waktu lama mereka pun segera sampai dirumah kediaman sanjaya, rumah tersebut mewah dan memiliki fasilitas yang lengkap. Ada kolam renang, dan bahkan tempat Gym. Begitu juga dengan rumah arga.

Risa langsung turun begitu sampai dirumahnya, terlihat linda sedang memotong bunga di area pekarangan rumahnya.

"Makasih ya arga udah mau nganterin gue!" girang risa.

Arga menatap datar risa "terpaksa."

"Iya bodo amat, yang penting udah makasih." balas risa acuh tak acuh.

Arga tanpa aba-aba langsung saja menancap gas meninggalkan kediaman rumah sanjaya.

"Dihh tuh cowok! pamit dulu kek ini main pergi aja!" kesal risa sambil memasuki rumahnya.

linda menghampiri anaknya yang terlihat sedang kesal.
"Kenapa? berantem sama cowok kamu?" tanya linda, penasaran.

Risa terkejut "Cowok?" beonya.

"Iya, yang nganterin kamu tadi." balas linda.

"Mama apaansih, orang itu bukan cowok aku." kata risa kesal.

"Lah? terus itu siapa? suami kamu?" kekeh linda, sambil terus menggoda anak bungsunya tersebut.

"Udah ya ma, risa capek mau tidur." ucap risa sambil menyalimi linda, linda mengganggukkan kepalanya.

***

Arga melajukan motornya dengan kecepatan penuh, tak butuh lama untuk arga sampai dirumahnya.

Arga memarkirkan motornya dipekarangan rumahnya dan melepas helmnya, lalu beranjak masuk kedalam rumah.

"assalamualaikum," salam arga lalu menyalimi deva, selaku bundanya.

"Kok tumben pulang lama bang?" tanya deva, sambil melihat jam dinding dirumahnya.

"tadi ngantar teman." sahut arga sambil duduk di sofa ruang tamu tersebut.

"Teman apa teman bang?" Goda deva.

Arga menghela napas jengah mendengar godaan dari bundanya tersebut.
"Ya allah, teman bunda." ucap arga, kesal.

"Cewek ya bang?" tambah aca yang baru selesai mandi dan duduk di sebelah arga.

"Gak, banci!" ketus arga.

"Pantes aja selama ini abang gak pernah bawa cewek kerumah," ucap aca sambil memangut-mangutkan kepalanya tanda mengerti.

Deva melotot.
"Hah? serius kamu bang?" tanya deva serius.

"ASTAGFIRULLAH BUNDA PERCAYA?" tanya arga yang tak habis pikir dengan pemikiran bundanya tersebut.
"Gini-gini juga arga masih suka sama cewek!" lanjutnya lagi.

Deva terkekeh.
"Iya iya, masa badboy bunda suka sama banci?" canda deva.

"IYA KAN GAK ELITT!" tambah aca keras.

"Hmm." dehem arga dan langsung pergi begitu saja ke kamar lantai atas, kamarnya.

"DIH BOCAH NGAMBEKAN!" Teriak aca keras.

"Tau tuh si abang!" lanjut deva menggoda anaknya.

"BULLY TEROSS!" Balas arga kesal, lalu bergegas menaiki tangga.

Aca dan deva tertawa puas, melihat wajah sengsara arga.

***
Sorry for typo:)

Happy reading! Maaf ngucapnya telat karena kalau ngucapnya diatas jadi keganggu gitu hhe:v

Votmen gak? votmen gak? gak? bunuh eaa terlalu sadis caramu.

Sumpah gaje, intinya thanks yang udah baca maupun votmen THENGKIYUU SO MUCHHH!😍✨

ARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang