6. Tanda-tanda Cinta

295 45 8
                                    


Happy Reading...

*****

"Kalo aja itu muka loe, pasti bakal lebih cantik Ra.." gumam Afi pelan seraya berjalan dibelakang Ara.

___________________________

Ara sudah pasti tak mendengar apa yang Afi katakan. Bukan karena Ara sudah berjalan jauh didepan, melainkan karena Afi hanya bergumam pelan. Ya, sangat pelan. Jangan lupa juga, saat ini Ara masih dalam wujud Putri.

Gadis cantik dengan dress merah muda selutut, rambut bergelombang sepinggang dikucir kuda, dan sedikit poni itu masih memasang wajah jutek. Ara masih terus berjalan tanpa menghiraukan Afi yang mengekor dibelakangnya. Namun mendadak gadis menghentikan langkahnya, membuat Afi mengikuti gerakannya. Sehingga sekarang keduanya sama2 berhenti.

Ara berbalik menghadap Afi dengan wajah datar. "Oh ya, kita kemana dulu nih.??" Tanyanya.

Afi tampak memikirkan jawaban untuk Ara. "Ee.. kita kerumah sakit dulu tempat gue dirawat." Putusnya.

"Ehh, gak bisa gitu dong. Kita ketempat tubuh gue dulu." Rengek Ara.

Afipun berdecak seraya memutar bola matanya malas. "Kalo loe maunya gitu kenapa nanya tadi.??"

"Loh, koq loe yang jutek sih. Kan gue yang lagi marah sama loe.."

"Bodo. Serah loe deh, kita mau kemana. Dari semalem loe gak mau ngalah.. Tau gitu gak usah ngajakin diskusi. Loe urus aja masalah loe sendiri!" Sinis Afi pada Ara.

"Ihh Afi! Si Zul kan bilangnya kita harus kerja bareng2.. Karena masalah kita itu berkaitan, katanya." Ara masih merengek layaknya anak kecil.

"Eh loe udah gede ya, gak usah ngrengek2 kayak bocah gitu." Tegas Afi.

Arapun menunduk karena tatapan tajam dari arwah ganteng dihadapannya. "Iya iya.." cicitnya.

"Gue ogah percaya sama si Zul. Dia selalu aja ngasih tau setengah2.. Jadi gue gak peduli urusan kita berkaitan atau gak." Ujar Afi meluapkan kekesalannya.

"Loh, koq mendadak loe jadi gini?? Fi, masalah gue ini penting banget loh. Kalo gue gak segera ungkap semuanya, gue gak bisa bongkar kedok mereka berdua. Gue yakin, kayaknya mereka itu punya rencana yang bakal bikin Ayah sama Ibu gue dalam kesulitan." Cerocos Ara.

Reaksi arwah ganteng dihadapannya hanya diam. Entah apa yang difikirkan Afi sampai2 ia terdiam mendengar cerita Ara. Gadis itu begitu khawatir akan terjadi sesuatu terhadap kedua orang tuanya.

"Fi.." panggil Ara penuh harap.

Ara berharap pada Afi? Iya, tentu saja. Tapi berharap disini maksudnya Ara ingin Afi bersedia membantunya. Karena dengan hal itu, Ara juga pasti akan membantu Afi. Intinya saling bantu membantu seperti yang Zul bilang.

*****

Zul masih menikmati waktu santainya pagi ini. Dihari yang sama dengan dua arwah yang sibuk berrunding ditepi jalan. Siapa lagi kalau bukan Ara dan Afi.

Makhluk abadi berwajah tampan itu dengan seksama memperhatikan satu persatu potret arwah dalam buku tebalnya. Ia masih mendata siapa saja yang sudah ia bantu selama ini dari sekian banyaknya mereka semua.

a Little Time to Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang