Happy Reading-------------------------------------
"Setelah kita tau identitas lengkap cewek itu, kita singkirin dia secepatnya." Gumam Jo pelan, namun masih didengar oleh Rya.
-------------------------------------
"Permisi tante..." sapa seorang gadis saat akan memasuki ruangan.
Didalam ruangan itu, terlihat seorang wanita yang masih duduk disisi brankar seorang pemuda yang terbaring lemah tak sadarkan diri. Dengan berbagai alat rumah sakit menempel ditubuhnya.
Wanita itu, tak lain adalah Dara yang lagi2 menemani Afi seorang diri. Dara segera menoleh pada gadis yang masih berdiri diambang pintu. Dengan menyipitkan kedua matanya, wanita itupun akhirnya mengangguk dan tersenyum sebagai tanda memperbolehkan gadis itu masuk.
Gadis itu berjalan mendekat dan menyalimi tangan ibu satu anak yang masih duduk didekat brankar.
"Tante sendirian.??" Tanya gadis itu basa-basi.
Dara mengangguk, kemudian balik bertanya. "Kamu siapanya Afi..??"
"Ee.. saya... bukan siapa2nya tant."
Dara menjengit heran mendengar jawaban gadis itu.
"Kalau bukan siapa2, terus koq masuk kesini.??" Tanyanya.
"Saya.. hanya ingin memberitau sesuatu sama Tante." Ujarnya dengan wajah serius.
Dan ibu satu anak itu bisa merasakan adanya keseriusan dalam diri gadis itu. Hatinya terdorong untuk mengungkap keingintahuannya dengan bertanya pada gadis itu.
"Apa itu.??" Tanya Dara.
Gadis itupun memperkenalkan dirinya sebelum memberi tau sesuatu pada Dara. Setelahnya, ia memantapkan diri untuk mengatakan apa yang harus ia sampaikan.
***
"Loe kenapa diem aja sih, Fi.?" Tanya Ara pada arwah ganteng yang duduk disebelahnya.
Ara yang kini sudah dalam wujud transparannya berada dihalte bus bersama Afi. Suasana ditempat itu sepi, hanya ada mereka berdua. Raut wajah Afi menunjukkan kegelisahan yang entah karena apa, membuat Ara bingung sendiri.
Arapun menyenggol bahu Afi, berharap cowok itu mau bersuara meski sedikit. "Hei, bukannya loe harusnya tenang ya.. Karena sekarang nyokap loe udah tau." Ujarnya.
"Entahlah, Ra.. perasaan gue masih gak tenang." Akhirnya, suara itu keluar juga dari bibir Afi.
Ara menghela nafas lega. "Gue kira, loe bakalan diem sampe mulut gue berbusa." Umpatnya lirih.
"Loe bilang apa barusan.??" Tanya Afi, menguji pendengarannya.
"Gue gak bilang apa2 koq." Bantah Ara, berbohong.
Selanjutnya, Ara bicara lagi. "Gue cuma heran aja sama loe, Fi. Emangnya apa sih, yang bikin loe ngrasa gak tenang.?"
Afi menoleh, sehingga pandangannya beradu dengan Ara yang juga menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
a Little Time to Meet You
Fantasy11Desember 2019 DALAM WAKTU SINGKAT, AKU MENEMUKANMU _Belahan Jiwaku_ Kisah dipertemukannya dua arwah yang tersesat karena tirai penghalang...