8. Singkirkan Dia

256 39 19
                                    


Happy Reading...

--------------------------------------------

"Pokoknya, namanya Rani. Om belum nanya nama lengkapnya. Lagian, itu kan gak penting juga jo.." Ujar Reza.

---------------------------------

Setelah mendapat kabar yang menurutnya itu pertanda buruk, pemuda tampan bernama Jo bertindak. Jo bertekad untuk mencari tau siapa sosok baru bernama Rani, yang mengganggu ketenangannya itu. Ia segera mengambil ponselnya, dan mulai menghubungi seseorang untuk ikut serta dalam rencananya.

Siapa lagi kalau bukan Rya.?

*****

"Hufthh.. gue lega sekarang. Seenggaknya, dengan cara ini gue bisa ketemu dan sering2 ngobrol sama Ayah Ibu gue." Ujar Ara dengan senyum yang terus mengembang.

Ia merasa lega, meski harus bertemu dengan keluarganya dalam wujud Putri yang ia perkenalkan sebagai Rani. Ara menipu.? Tentu tidak. Karena nama lengkap Putri adalah Putri Maharani.

Sosok arwah ganteng yang mengiringi langkahnya tak ia hiraukan saking senangnya. Ara sendiri juga tak memperhatikan langkahnya. Hingga akhirnya Ara berpapasan dengan seseorang bertubuh tinggi. Mulut Afi yang siap bersuara saat itu juga terhenti karena waktu berjalan lebih cepat dari keinginannya.

Brukk!

Tubuh mungil Ara terduduk dilantai lorong rumah sakit setelah terhantam tubuh kekar enrtah milik siapa. Ia meringis kesakitan. Afipun segera berjongkok disamping Ara, bermaksud ingin membantu. Tapi lagi-lagi terlambat, karena uluran tangan kokoh sipenabrak pada Ara. Kalau Afi bersikeras membantu, bisa-bisa saja. Tapi, pasti nanti muncul tanda tanya dalam diri orang itu. Pasalnya ia hanya melihat Ara, sementara Afi tidak.

Kedua mata Ara membulat sempurna saat hendak membalas uluran tangan sipenabrak.

"Hariz???" Gumam Ara dalam hati.

Ya, Ara dibuat terkejut karena yang menabraknya itu tak lain adalah sepupunya sendiri. Anaknya Om Renz, adik dari Ayahnya Ara.

"Loe?? Bukannya loe cewek galak yang waktu itu ditoko ya.?" Tanya Hariz, menarik kembali tangannya.

Ia tidak jadi membantu gadis yang masih terduduk manis dibawah sana. Hariz masih kesal dengan tingkah dan cara gadis itu saat pertama kali bertemu disebuah toko. Jadi cowok tinggi, hitam manis, dan berkacamata yang menabrak Putri malam itu adalah Hariz Erlando.

Lain halnya dengan Ara yang kesal karena sepupunya itu sangat sombong. Bukannya membantu, ia malah membiarkan dan hanya melihat seorang gadis yang terjatuh karena tubuh kekarnya.

Afi yang tak tegapun akhirnya membantu Ara berdiri, dengan memegang kedua bahu dan lengan gadis itu agar tidak terjatuh lagi. Arapun mengucap terimakasih dengan suara yang teramat pelan, agar Hariz tidak menganggapnya aneh.

"Loe gak papa kan, Ra.??" Tanya Afi, dijawab dengan gelengan kecil.

"Loe cowok macem apa sih.?! Masak liat gue jatoh dibiarin gitu aja?!" Sinis Ara, menepuk pantatnya yang terasa panas dari balik dress merah mudanya.

"Loe yang cewek apaan. Jelas2 semalem gue minta maaf karena nabrak loe, tapi loenya nyolot banget. Ya gue masih kesel lah.." terang Hariz.

a Little Time to Meet YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang