Bab 37 "Saya Sangat Menikmatinya"

164 4 0
                                    

Catatan Penulis:

Bahagia itu hal yang sederhana, bagaiman cara kita meyikapinya dengan mencoba dan jangan gengsi. Karena kalian belum merasakannya.

Entah itu benar atau salah kalian yang menentukan.

....

"Brother Wu, menurut anda hal apa yang akan terjadi selanjutnya? Novel ini sangatlah terlalu ancur. Saya sangat sulit memahaminya" Kei sedang menayakan keluhan akan novel yang dibacanya. Tulisanya terlalu membuat mata pembaca bosan. Awalnya menarik, tapi saat ke akhir menjadi tidak enak di baca.

Brother Wu disabungan telepon "...." 'Bagaimana saya menyikapinya? Ini jelas novel yang cacat!'

Ingin rasanya Brother Wu disebrang sana berbicara seperti itu. Ini jelas novel cacat! Hm!

"Brother Wu ... apa ini novel cacat?!" tanya panik Kei

Ding!

[Tuan rumah... novel cacat? Heh,,, sangat mengejutkan!] suara sistem dengan nada mengejek. Tidak sopan

[Saya pikir ini novel yang pertama penulis buat, makanya ada beberapa typo bertebaran. Sangat maklum akan hal ini, tuan rumah... apa benar?] Sistem mencoba menstabilkan suaranya saat ini dengan serius. Setelah dirinya mengejek.

'Hey! Sistem dilarang ikut campur, ini urusan kami berdua. Sebaikanya anda diam saja!' Kei dengan memutarkan bola matanya.

[....] sistem yang dimarahi, Apa salah saya?

Anda terlalu ikut campur.

"Xiaoyan kecil, saya harap anda tidak melakukan hal aneh terlebih dahulu. Saya akan mencoba membuat novel ini layak dibaca, apa lagi ini pasti sangat banyak minatnya. Jika diperbaiki. Saya akan menghubungi penulis, anda tenang saja!" Suaranya renyah membuat Kei lega, setidaknya sedikit.

"Baiklah, saya akan!"

"Kalau begitu saatnya mengakhiri panggilan. Saya harus disibukan dengan beberapa laporan. Sampai malam Xiaoyan kecil!" Brother Wu mengakhiri teleponnya.

"Ya selamat malam, jangan begadang kaka~" sebelum tertutup.

....

"Siapa nama anak kalian?" tanya Paman Wu, kepada Baby dan Xiaojun. Menyasikan bagaimana si kecil itu sedang mimpi indah. Tertidur nyenyak setelah meminum asi sang ibu.

Xiaojun menoleh, kepada sang istri dan tersenyum. "Kami telah memilih nama yang indah buat si kecil. Karena dia laki-laki jadi dia cucu pertama keluarga. Maka namanya adalah...."

"Wu Bao Er, Panggilanya adalah Baoer... Baoer" Xiaojun mengulangi nama anaknya Baoer si kecil, dengan memegang tangannya sangat mungil. Rasanya jika ada Amel gigit dia!

Sangat imut!

Tapi ada yang lebih imut, Kei versi kecil...

༼◉_◉ ༽

"Acho!!.. kenapa denganku?" Kei yang kebetulan sedang mengupas Apel di sofa. Rumah

.....

"Wah ... hyung! Jadi nama anaknya Nuna, Wu Bao Er!!? Wa ... Baoer ssi!~" teriak Jisung semangat saat ini.

"Apa kita bisa menjenguknya?" tany Chenle, masih dengan wajah yang berdarah lebam.

"OMO!!!..  Yak Chenle ya!!! Wajahmu kenapa eo!!? Kau kenapa?!!" teriak kaget Doyoung saat di ujung telepon. Mereka sedang vical.

"Aniyo! hyung ini tidak kenapa-napa kok. Ya kan sung?!" Chenle mencoba menembuyikan hal tersebut, meyenggol lengan Jisung.

"Ah! Iya hyung ini tadi lele ketimpuk bola kasti hehe"

Kosan All [NCT] (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang