Sama seperti hari-hari sebelumnya, Jaemin akan menghabiskan harinya di kampus bersama dengan Renjun dan sahabat-sahabatnya yg lain.
Saat ini mereka memang sedang melaksanakan ujian, sehingga mereka akan sering belajar bersama. Entah itu di perpustakaan atau di rumah salah satu dari mereka.
"Jadi, nanti giliran di rumah siapa?" tanya Seungmin dengan membawa setumpukan buku yang baru saja ia pinjam dari perpustakaan.
"Di rumahku saja, bagaimana?" Renjun menyahuti dengan senyum manis.
"Oke." Kali ini giliran Jaemin lah yang memberikan balasan.
Setelahnya, mereka pun kembali berjalan menuju kelas masing-masing. Ya, meskipun satu jurusan, ada beberapa mata kuliah berbeda yang mereka ambil.
Jaemin bersama Renjun dan juga Seungmin. Sedangkan Haechan, ia bersama Felix dan Jisung.
Dengan langkah riang, keenamnya bergegas menuju kelas mereka. Tak lupa dengan seulas senyum yang selalu terpatri dibalik wajah manis mereka.
Sesampainya dikelas, Jaemin segera memeriksa ponselnya.
Betapa bahagia si manis Jaemin ini saat menatap ponselnya yang ternyata sudah terdapat pesan masuk dari sang kekasih.
Mark hyung 🍉
Na?
Hari ini ada kelas?
Sampai jam berapa?
Mau kujemput tidak?Ya, hyung
Hari ini aku ada kelas sampai jam 2
Ah, tidak usah hyungMark hyung 🍉
Kenapa?
Hari ini kebetulan aku offMianhae hyung
Nanti aku akan ke rumah Renjun duluMark hyung 🍉
Ah, begitukah?Ne, hyung
Lain kali saja ya, hyungMark hyung 🍉
Ya, tidak apa-apa
Belajar yang rajin ya sayang 😘Tentu, hyung
Terimakasih 😘Mark hyung 🍉
Aku mencintaimu ❤️Aku juga sangat mencintai Mark hyung ❤️
S
etelah membalas pesan dari hyung kesayangannya itu, Jaemin segera meletakkan kembali ponselnya ke dalam saku karena Park Seonsae sudah berdiri tegak di depan kelas.
.
.
.
"Hei, kemana Felix? Kenapa dia belum muncul juga?" tanya Jaemin yang sedari tadi tak bisa berhenti menggerutu. Pasalnya ia benar-benar lapar dan ingin segera pulang. Tapi sahabat Aussie-nya itu tiba-tiba saja menghilang tepat setelah kelas selesai.
Haechan dan Jisung hanya menggedikkan bahu sebagai balasan atas pertanyaan Jaemin. Mereka juga tidak tahu kemana perginya Felix.
"Tidak biasanya Felix seperti ini." Giliran Renjun yang menyahuti.
Jaemin dan yang lainnya mengangguk, menyetujui ucapan Renjun.
Kelimanya hanya terdiam sembari menunggu Felix yang entah menghilang kemana.
"Hai!" sapa seorang namja dengan wajah yang bisa dibilang tampan.
"Nuguya?"
"Namaku Minho. Kalian teman Felix bukan?"
"Ya. Kau mengenal Felix?" tanya Jisung heran.
"Tentu saja. Felix saat ini sedang bersama temanku. Jadi kalian tidak perlu khawatir," balas Minho meyakinkan.
"Temanmu siapa?"
"Changbin."
Mendengar perkataan yang baru saja dilontarkan oleh namja asing dihadapan mereka, kelimanya sontak membulatkan mata.
Nama itu. Mereka sangat mengenal nama itu. Felix pernah menceritakan pada mereka jika ia akan dijodohkan dengannya.
"Bagaimana bisa? Maksudku, kenapa tiba-tiba seperti ini?" tanya Jaemin yang masih merasa terkejut.
"Aku sendiri tidak tahu. Hanya saja setahuku pertemuan mereka memang sudah diatur oleh orang tua mereka." Minho kembali membalas dengan wajah ramah yang entah kenapa membuat Jisung seketika menunduk dalam.
Usai mendengar penjelasan dari Minho, Jaemin pun berterimakasih dan namja manis itupun mengajak keempat sahabatnya untuk segera pulang.
"Na, bagaimana kalau kita ke cafe Mark hyung dulu? Tiba-tiba aku ingin makan cake disana," ujar Haechan membuat Jaemin dan yang lainnya seketika memberikan tatapan menyelidik.
"Kau pasti hanya mencari alasan untuk bisa bertemu dengan Lucas hyung kan?" balas Jaemin dengan senyum menggoda.
"Ti-tidak. Kenapa jadi Lucas hyung sih?" Haechan membalas dengan nada yang sungguh menampakkan bahwa ia gugup.
Sontak saja Jisung tertawa keras melihat sikap sahabat gembulnya itu. Lucu sekali jika Haechan sedang gugup begitu.
"Oke. Kita ke cafe Mark hyung kalau begitu," final Renjun semangat.
"Eyy, kau juga kenapa tumben semangat sekali, Njun?" Seungmin akhirnya bersuara setelah terdiam cukup lama.
"A-aku biasa saja kok," jawab Renjun tak kalah gugup dari Haechan.
Mendengar balasan dari Renjun, Jaemin yang memang paling dekat dengannya pun hanya bisa tersenyum tipis. Dia sangat tahu jika Renjun begitu bersemangat karna sahabat mungilnya itu akan bertemu dengan Lee Jeno.
Pada akhirnya mereka pun segera menuju cafe tempat Mark bekerja. Meskipun sejujurnya Jaemin sangat malas kesana mengingat Mark sedang off. Itu berarti bahwa ia tak akan bertemu dengan kekasih blasterannya itu.
Klinggg klinggg...
Suara bel cafe berbunyi seiring dengan Jaemin dan yang lainnya memasuki cafe.
Jaemin sontak mengedarkan pandangannya bermaksud mencari Lucas dan Jeno. Biasanya mereka berdua akan selalu berada di depan saat melayani para pelanggan cafe.
Namun, bukannya kedua namja itu yang Jaemin temukan. Ia justru membulat saat menyadari atensi seseorang yang begitu ia kenal tengah bersama dengan seseorang yang sepertinya juga pernah ia lihat sebelumnya.
Tbc 😂
Gimana gimana?
Disini sengaja aku selipin couple lain ya biar nggak cuma markmin aja hehe
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweetest Moccachino [MarkMin] - END
SonstigesJust the stories about how that sweet feeling could grown in their heart ♡ "Memperhatikanku? Kenapa?" "Jujur saja, aku sendiri juga masih tidak mengerti dengan perasaanku ini. Tapi kurasa, aku telah jatuh hati padamu, Nana." by : bc08