Jaemin sontak membulatkan matanya. Terkejut melihat atensi Mark yang kini tengah duduk dihadapannya. Bersama seseorang yang 'sepertinya' Jaemin kenal.
Perlahan, Jaemin mendekati keduanya.
"Apa yang hyung lakukan disini? Bukankah tadi hyung bilang jika hari ini sedang off?"
Mark berusaha mengendalikan ekspresi wajahnya yang tentu saja terkejut dengan kedatangan Jaemin saat ini. "Kenapa kau bisa ada disini, Na?"
Bukannya menjawab pertanyaan Jaemin. Mark justru balik bertanya pada Jaemin yang mana membuat si manis merengut kesal. "Jawab dulu pertanyaanku, Mark hyung!"
"Arraseo. Hari ini aku memang sedang off, Na. Tapi, tiba-tiba saja temanku ini menghubungiku dan ingin bertemu disini. Jadilah aku sekarang disini."
Jaemin hanya membalas dengan anggukan samar. Entahlah, dia merasa tidak terlalu suka dengan teman Mark. Jaemin sangat yakin jika ia pernah melihat teman Mark itu.
"Ya sudah. Aku kembali kesana dulu, hyung," pamit Jaemin seraya berjalan menuju meja teman-temannya.
Mark hanya membalas dengan senyum hangat. Sama seperti yang selalu ia lakukan pada Jaemin.
Setelahnya, Mark kembali melanjutkan pembicaraan dengan temannya. Sementara Jaemin, dia memang sudah duduk bersama teman-temannya. Namun, pandangan matanya tak pernah sekalipun lepas dari sosok Mark.
Renjun dan yang lainnya benar-benar tak habis pikir dengan sikap Jaemin. Menurut mereka, Jaemin sedikit berlebihan.
"Sudahlah, Mark hyung tidak akan menghilang kemana mana. Jangan menatapnya terus menerus seperti itu, Na," saran Seungmin sambil mengaduk minuman yang sudah ia pesan sebelumnya.
Renjun ikut menimpali, "Seungmin benar. Kau tidak perlu khawatir seperti ini, Na."
"Iya. Lagipula kau pasti percaya pada Mark hyung kan?" Giliran Jisung yang menyahuti. Membenarkan perkataan Seungmin dan Renjun.
Jaemin yang merasa risih dengan perkataan teman-temannya itupun sontak membalas dengan sarkastik. "Ish! Kalian ini berisik sekali! Aku memang percaya pada Mark hyung. Tapi aku tidak percaya dengan temannya itu."
"Memangnya kenapa, Na?" tanya Haechan yang sedari tadi hanya diam mendengarkan.
"Aku juga tidak tahu. Naluri mungkin."
Mendengar balasan Jaemin, kelima temannya seketika menghadiahinya tatapan yang benar-benar datar. Sungguh, Jaemin sepertinya sudah tidak sehat.
"Sudah, berhenti berpikiran negatif. Habiskan saja pesananmu itu."
Pada akhirnya, Jaemin pun menuruti perkataan Renjun. Jujur saja, Jaemin memang sedikit takut jika Renjun sudah memberikan tatapan yang sangat dingin seperti barusan.
Renjun memang temannya yang paling manis. Tapi disisi lain, Renjun juga merupakan temannya yang paling mengerikan jika sedang dalam mode serius.
Disaat Jaemin dan yang lainnya sedang khusyuk menghabiskan pesanan mereka, datanglah Lucas bersama Jeno.
Jeno lah yang lebih dulu menyapa mereka. "Hai semua!"
Lucas pun sama. Menyapa Jaemin dan yang lainnya dengan begitu semangat.
Sayangnya, hanya Jaemin, Seungmin, dan Jisung lah yang membalas sapaan mereka. Sementara Renjun dan Haechan hanya tertunduk dalam diam sembari memainkan jemari mereka dibawah meja. Sungguh menggemaskan.
Jeno yang menyadari gelagat lucu dari Renjun pun memutuskan untuk menyapa si mungil itu secara pribadi. "Hai, Njun!"
Renjun sontak mendongakkan kepalanya. Balas menatap Jeno yang saat ini tengah duduk dihadapannya. "H-hai juga!"
"Cih, sok malu-malu sekali. Dasar Injun!" celetuk Jisung dengan suara yang bisa dibilang cukup lantang.
Renjun yang mendengarnya lantas mendelik tajam. Tidak terima diejek seperti itu oleh Jisung.
"Kau kenapa, Na? Kuperhatikan sejak tadi kau seperti tidak fokus," tanya Lucas yang memang sedang duduk di samping Jaemin.
"Dia memperhatikan Mark hyung dengan temannya disana. Biasalah, bucin." Sama seperti biasanya. Seungmin ini memang kalau bicara tidak bisa direm sedikit.
Lucas langsung saja beralih menatap ke arah Mark yang masih tetap bersama dengan temannya.
"Hyung mengenalnya?" tanya Jaemin penasaran.
"Tentu saja, Na."
"Benarkah? Dia itu siapa memangnya?"
Dengan enteng, Lucas membalas, "teman Mark."
"Kita semua juga sudah tahu kalau dia itu temannya Mark hyung. Maksud Nana bisa tidak, hyung jelaskan dia itu siapa dengan lebih detail?" Nah. Nyai Seungmin akhirnya ngegas juga kan 😂.
"Oh maafkan aku. Hehe," jawab Lucas dengan kekehan yang sungguh menyebalkan untuk didengar.
"Jadi, bisa hyung jelaskan?" tanya Jaemin penuh penekanan. Membuat nyali Lucas seketika menciut.
"Dia itu-"
Tbc 🤣
Maafkan sangat ya, kita baru bisa up :((((
Lagi bener-bener sibuk di real life soalnya
Semoga kalian tetep nungguin ff ini yaaaa 🥰

![](https://img.wattpad.com/cover/193776147-288-k897079.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweetest Moccachino [MarkMin] - END
RandomJust the stories about how that sweet feeling could grown in their heart ♡ "Memperhatikanku? Kenapa?" "Jujur saja, aku sendiri juga masih tidak mengerti dengan perasaanku ini. Tapi kurasa, aku telah jatuh hati padamu, Nana." by : bc08