Previous Chapter...
"Maafkan saya, ahjumma. Jika ahjumma memang ingin meminta saya untuk menjauhi Mark hyung, saya akan melakukannya," ucap Jaemin dengan nada yang terdengar begitu putus asa.
"Baiklah-"
.
.
.
Nyonya Lee memberikan pandangan yang begitu tajam pada Jaemin. Sementara Mark hanya bisa mendengus kesal dengan sikap sang eomma yang menurutnya sedikit berlebihan.
Jaemin yang memang sejak awal sudah tidak merasa percaya diri bertemu dengan eomma Mark menjadi semakin menciut. Namja manis itu semakin merasa takut jika setelah ini ia harus benar-benar berpisah dengan Mark.
"Jaemin," ujar eomma Mark dengan nada yang begitu dingin.
Jaemin yang merasa terpanggil sontak menoleh pada satu-satunya yeoja yang ada disana. "N-ne?"
"Jadi, kau benar-benar menyukai Mark?" tanya sang eomma.
"Pertanyaan macam apa itu eomma?"
"Kau, diamlah dulu Mark. Eomma tidak bertanya padamu."
"Saya menyukai Mark hyung," cicit Jaemin hampir tak terdengar.
"Woah! Kau benar-benar berani ya ternyata," seru eomma Mark seraya memandangi Jaemin lebih tajam.
Mendengar ucapan yang baru saja dilontarkan oleh sang eomma membuat Mark semakin merasa heran.
Namja keturunan Kanada itu sungguh tak mengerti dengan jalan pikiran eomma-nya.
"EOMMA!" teriak Mark dengan suara lantang.
Bukannya merasa bersalah, sang eomma justru terkekeh mendengar teriakan Mark. Heol! Apa sebenarnya yang ditertawakan oleh eomma-nya itu.
Jaemin sendiri juga semakin merasa takut dengan reaksi Lee eomma.
Tak ingin membuang-buang waktu, Mark kembali bersuara. "Aku hanya ingin eomma merestui hubunganku dengan Nana."
"Calm down, Minhyung-ah. Kenapa wajahmu serius sekali sih?"
Mark berdecih pelan menanggapi pertanyaan sang eomma. "Cih!"
"Baiklah, eomma merestui hubungan kalian. Lagipula apa yang membuatmu berpikiran jika eomma tidak merestui hubunganmu dengan Jaemin?"
Mark seketika terdiam dengan ucapan eomma-nya. Benar juga, jika boleh jujur sebenarnya sang eomma tidak pernah berkomentar secara langsung tentang hubungannya dengan Jaemin.
"Apa karena Mina?"
Jaemin yang mendengar nama Mina, langsung saja mendongakkan kepalanya. Ya, pasalnya sejak tadi ia memang hanya bisa menundukkan kepala. Tak berani untuk bertatapan langsung dengan Nyonya Lee.
"Eomma hanya merasa sudah lama tidak bertemu dengan Mina, jadi wajar bukan jika eomma menyampaikan rasa rindu eomma dengannya? Jika masalah perasaan, tentu saja eomma tidak akan bisa memaksamu, Mark. Eomma juga tahu jika sudah tidak ada lagi kesempatan bagi Mina untuk kembali bersamamu."
Penjelasan sang eomma benar-benar membuat Mark terkejut. Ia tidak menyangka jika ternyata eomma-nya tidak mempermasalahkan hubungannya dengan Jaemin sama sekali.
"Mana mungkin eomma tidak menyetujui hubunganmu dengan namja semanis Jaemin?" tanya Lee eomma seraya menghampiri Jaemin.
Dengan senyum yang begitu hangat, yeoja berusia 30-an itu kembali berujar, "eomma tahu jika kau adalah anak yang baik. Eomma juga tahu jika Mark begitu menyukaimu. Begitupun sebaliknya. Jadi tidak ada lagi alasan eomma untuk melarang hubungan kalian."
Jaemin yang mendengar ucapan eomma dari kekasihnya itu hanya bisa melongo tak percaya.
Merasa gemas dengan sikap Jaemin, sang eomma refleks mencubit pipi Jaemin hingga si empunya meringis pelan. "Kenapa kau bisa semanis ini, Jaemin-ah? Andai saja kau yang menjadi anak eomma, pasti eomma akan sangat bahagia."
Tidak terima dengan perkataan sang eomma, Mark sontak berseru, "jadi eomma menyesal memiliki anak sepertiku?"
"Tidak juga. Berkat kau, eomma akan memiliki menantu semanis Jaemin."
"A-ahjumma..." cicit Jaemin merasa malu.
"Kenapa?"
"Jangan menggodanya seperti itu eomma," ujar Mark berusaha melindungi Jaemin dari sang eomma.
"Protektif sekali anak eomma yang satu ini. Kau benar-benar menyukai Jaemin ya?"
Dengan nada yang begitu meyakinkan, Mark membalas pertanyaan sang eomma. "Aku tidak menyukai Jaemin."
"Maksud hyung apa?" tanya Jaemin dengan wajah yang sudah tampak sendu.
"Aku tidak menyukaimu, Na."
"LEE MINHYUNG!" teriak sang eomma dengan tidak sabaran.
Melihat reaksi eomma-nya, Mark justru terbahak seraya mendekati Jaemin yang tengah murung.
"Aku hanya bercanda, Na. Astaga, jangan murung seperti itu. Aku memang tidak hanya menyukaimu. Tapi, aku mencintaimu, Na."
"Dasar Mark hyung menyebalkan!" gerutu Jaemin dengan bibir yang mengerucut sempurna.
"Jangan sering-sering bergaul dengan Lucas. Kau jadi menyebalkan seperti ini, Mark."
"Kenapa telingaku panas sekali ya," -batin Lucas.
TBC lagi ~
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweetest Moccachino [MarkMin] - END
De TodoJust the stories about how that sweet feeling could grown in their heart ♡ "Memperhatikanku? Kenapa?" "Jujur saja, aku sendiri juga masih tidak mengerti dengan perasaanku ini. Tapi kurasa, aku telah jatuh hati padamu, Nana." by : bc08