Disepanjang perjalanan, Mark tidak ada hentinya untuk tersenyum melihat betapa manisnya Jaemin dari kaca spion. Segala macam pergerakan Jaemin benar-benar membuat Mark gemas. Sesekali Jaemin mengerucut sebal apabila terdapat motor yang dengan tiba-tiba menyalipnya. Atau ia akan memerah padam saat Mark mulai mengatakan sesuatu yang membuatnya malu.
Jaemin sendiri hanya diam, tidak bisa secerewet biasanya karna sumpah demi apapun, sedari tadi dia tidak bisa tenang memikirkan kemana sebenarnya Mark membawanya. Belum lagi dengan perjalanan yang menurutnya lumayan jauh ini. Mengingat sebelumnya Jaemin memang tidak pernah pergi jauh jika tidak bersama kedua orang tuanya atau sang sahabat, Renjun.
Karena merasa sudah tidak tahan lagi untuk bertanya, Jeamin pun akhirnya membuka pembicaraan.
"Sebenarnya hyung mau membawaku kemana sih? Daritadi sepertinya tidak sampai-sampai." Jaemin berujar dengan kerutan didahinya. Pertanda ia benar-benar kebingungan.
"Ke suatu tempat, Na. Apa kau mengantuk? Tidur saja dipundakku jika kau memang mulai mengantuk," ujar Mark seraya memandang lembut Jaemin. Sementara Jaemin hanya bisa tertunduk malu.
"Sedikit sih, hyung," cicit Jaemin masih dengan tertunduk.
"Baiklah, kau tidur saja tidak apa. Nanti jika sudah sampai akan kubangunkan."
"Tidak apa-apa hyung?" tanya Jaemin merasa tidak enak.
"Tentu saja, Na. Jangan lepas peganganmu jika tidak mau jatuh," seru Mark diiringi kekehan pelan.
"Iya-iya." Pada akhirnya Jaemin sungguh tertidur, menyandarkan kepalanya yang terasa begitu berat di bahu lebar Mark. Sedangkan Mark yang melihatnya hanya bisa mengulum senyum.
Semenjak Jaemin tertidur untuk beberapa menit yang lalu, Mark justru semakin memelankan laju motornya. Tidak ingin membuat Jaemin terganggu jika ia melajukan motornya dengan kencang.
Tak hanya itu, sesekali Mark juga akan dengan senang hati membenarkan posisi tangan Jaemin yang terkadang tiba-tiba saja terlepas dari pinggangnya. 'Ah, betapa manisnya sikap Mark ini'.
Tanpa Mark ketahui, Jaemin sebenarnya tidak tidur sepenuhnya. Ia masih bisa merasakan segala perlakuan Mark padanya. Jaemin bahkan tampak tersenyum samar dibalik bahu sang dominan.
Betapa bahagianya Jaemin diperlakukan sebegitu manisnya oleh Mark. Bahkan Jaemin dengan sengaja menggerakkan tangannya untuk lebih erat lagi berpegangan pada Mark.
Sekitar 20 menit kemudian, Mark sudah menghentikan laju motornya. Namun ia tak lantas membangunkan Jaemin begitu saja. Ia justru terdiam memandangi wajah Jaemin yang menurutnya cute overload. Wajah Jaemin saat tidur benar-benar menggemaskan seperti puppy.
Tak tahan melihat keimutan yang ditunjukkan Jaemin, Mark seketika mendekati wajah Jaemin dan memegang pipi Jaemin yang tampak semakin chubby. Tanpa sadar, kegiatan Mark ini membuat Jaemin terusik dan seketika membuka matanya. Betapa kagetnya Jaemin melihat wajah Mark hanya berjarak tak lebih dari 3 cm itu.
"Ma-Mark hyung, apa yang hyung lakukan?" Jaemin bertanya dengan kegugupan yang luar biasa. Bahkan pipinya sudah memerah sempurna.
"Tidak ada. Hanya mengagumi betapa cantiknya wajahmu, Na," ungkap Mark dengan santai.
"A-apa sih, hyung. Aku ini namja. Aku tidak cantik," gerutu Jaemin tanpa memandang Mark yang masih setia pada posisinya.
"Baiklah, kau tidak cantik. Tapi kau indah, Na. Luar biasa indah." ucapan Mark membuat Jaemin seketika mendongak dan memandang tepat pada iris tajam Mark. Seolah terkunci, keduanya hanya terdiam menikmati keindahan masing-masing.
Hingga tanpa sadar, Mark semakin memajukan wajahnya. Mendekat pada Jaemin yang sudah seperti kepiting rebus. Hembusan nafas keduanya beradu ditengah hamparan laut yang ada dihadapan mereka.
Mark yang lebih dulu memejamkan matanya sembari merasakan hembusan nafas Jaemin yang menerpa wajahnya.
Hatchiiiii!!!
Jaemin bersin dan seketika membuat Mark menjauhkan wajahnya. Suasana pun menjadi canggung. Terlihat dari sikap keduanya yang begitu awkward.
"Maaf, hyung. Sepertinya aku tiba-tiba saja flu. Hehe," kekeh Jaemin yang ditanggapi kekehan pula oleh Mark.
"Kau kedinginan?" tanya Mark dengan tatapan yang seakan menghipnotis Jaemin.
"Sedikit."
"Kebetulan aku tadi membawa jaket di dalam jok. Ini, kau pakai saja," ujar Mark seraya memakaikan jaket yang dibawanya pada Jaemin.
"Gomawo, hyung. Eh, jadi hyung mengajakku untuk melihat laut, ya? Woah benar-benar indah!" seru Jaemin dengan binar kebahagiaan yang begitu kentara dibalik mata indahnya.
"Iya. Entah kenapa aku ingin sekali mengajakmu kemari, Na. Tak apa kan jika aku mengajakmu kesini?" tanya Mark.
"Tentu saja, hyung. Aku justru sangat senang. Setelah sekian lama, akhirnya aku bisa melihat laut lagi. Lagipula tadi kan memang hyung sudah menculikku," rajuk Jaemin bermaksud menggoda.
Setelahnya, keduanya hanya terduduk diatas pasir sambil menikmati deburan ombak yang terdengar begitu merdu di pendengaran mereka.
"Terimakasih, Na Jaemin," ujar Mark membuat Jaemin menatapnya heran.
"Terimakasih untuk apa, hyung? Aku merasa tidak melakukan apapun."
"Terimakasih telah datang dihidupku, Na. Kau sungguh telah membuat hidupku lebih berarti." Mark mengucapkannya dengan mimik yang tampak begitu serius.
"Hyung ini kenapa sih? Jangan serius-serius begitu, ah. Aku belum siap," balas Jaemin dengan tawa yang menghiasi wajahnya.
"Dasar kau ini. Memangnya siapa juga yang mau serius denganmu, heh? Percaya diri sekali!" seru Mark dengan nada yang terdengar begitu menjengkelkan bagi Jaemin.
"Jadi hyung hanya berniat bermain-main denganku, begitu?" tanya Jaemin sarkastik.
"Jika ya, lalu kau mau apa?" Wah! Mark ini benar-benar sedang membangunkan macan tidur ya.
"YAK, MARK HYUNG!"
"Haha, kau ingin sekali ku seriusi, ya."
"Bodo, hyung," kesal Jaemin sembari memajukan bibirnya hingga membuat Mark tak kuasa menahan gemas dan mencubit bibir Jaemin pelan.
Bahagia banget mereka tuh pas tau bisa jadi roommate 😂
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweetest Moccachino [MarkMin] - END
De TodoJust the stories about how that sweet feeling could grown in their heart ♡ "Memperhatikanku? Kenapa?" "Jujur saja, aku sendiri juga masih tidak mengerti dengan perasaanku ini. Tapi kurasa, aku telah jatuh hati padamu, Nana." by : bc08