“Boleh aku jujur tentang sesuatu padamu, Nana?”
“Tentu saja.”
“Sejak awal aku melihatmu di café tempo hari, sebenarnya aku sudah memperhatikanmu,” terang Mark dengan tatapan yang begitu mengisyaratkan kejujuran.
“Memperhatikanku? Kenapa?”
“Jujur saja, aku sendiri juga masih tidak mengerti dengan perasaanku ini. Tapi kurasa, aku telah jatuh hati padamu, Nana.”
***
Semenjak pernyataan Mark tempo hari, Jaemin hanya bisa terus mengulum senyum bahagia. Entah apa yang sebenarnya Jaemin rasakan, hanya saja ia merasa seakan terdapat ribuan kupu-kupu yang menggelitiki perutnya.Tak jauh berbeda dengan Jaemin, Mark juga merasa begitu bahagia. Mengingat Jaemin sudah bersedia memberikannya kesempatan untuk dapat saling mengenal lebih jauh secara perlahan. Meski pada kenyataannya Jaemin tak lantas menerimanya begitu saja, Mark tetap merasa bersyukur karena bagaimanapun, kesempatan ini adalah sesuatu yang sangat berharga bagi Mark.
Sedang asyiknya melamun, tiba-tiba saja terdengar dering handphone diatas counter tempatnya meracik berbagai jenis kopi. Melihat siapa yang mengiriminya pesan, sontak saja Mark menyunggingkan senyum tampannya.
Nana ❤
Halo, hyung ~Mark
Halo juga, Nana ~
Ada apa?Nana ❤
Memangnya aku harus selalu memiliki alasan untuk menghubungimu, Hyung?Mark
Bukan begitu, hanya tumben saja kamu mengirimiku pesan seperti iniNana ❤
Sebenarnya aku ingin bertanya sesuatu, HyungMark
Mau tanya apa emangnya?Nana ❤
Hehe
Tidak jadi ah, HyungMark
Waeyo, Nana?Nana ❤
Tidak apa-apa, Hyung
Aku hanya ingin menghubungimu sajaMark
Apakah saat ini seorang Nana sedang merindukanku?Nana ❤
Ish, hyung ini apaan sih!
Pede banget 😝Mark
Pasti disana kamu lagi nutup muka karna malu, ya wkwkNana ❤
Nggak tuh, udah ah hyung kerja lagi aja
Daaa Mark hyung
Semangat ya kerjanya ^^Mark
Iya Nana, terima kasihRead
Setelah bertukar pesan dengan Jaemin, Mark kembali berkutat dengan kesibukannya. Memang, cafe tempat Mark bekerja ini selalu ramai oleh pengunjung. Bukan tanpa alasan, selain rasa dari kopi dan snack yang disediakan sangat enak dan cukup terjangkau, tapi juga tentu saja karena adanya Mark si barista tampan yang berhasil menarik perhatian banyak pengunjung.
"Lihatlah, barista tampan kita ini sekarang sudah bisa disebut sebagai manusia seutuhnya," celetuk salah satu teman Mark dengan mata sipitnya.
"Kau kira selama ini aku apa jika bukan manusia, Tuan Lee?"
"Ya selama ini kan kau sudah seperti patung begitu, Mark. Kemana mana muka lempeng terus yang dipasang. Sampai membuatku bosan."
"Siapa juga yang menyuruhmu untuk memperhatikanku? Naksir ya?" Mark berucap seperti itu hanya berniat untuk menggoda temannya yang satu ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sweetest Moccachino [MarkMin] - END
AcakJust the stories about how that sweet feeling could grown in their heart ♡ "Memperhatikanku? Kenapa?" "Jujur saja, aku sendiri juga masih tidak mengerti dengan perasaanku ini. Tapi kurasa, aku telah jatuh hati padamu, Nana." by : bc08